Senin, 30 Januari 2012

KISAH NYATA SEORANG UMMI


Seorang umahat melahirkan anak yang lucu dan sebelum dia mengandung bilang sama jauzinya bahwa dia tidak ingin di beri anak kalau anak itu tidak sholeh karena umahat ini tidak sanggup mempertanggung jawaban ke Allah.


Suatu hari dia diberi Anak keadaan mereka sangat sederhana. Jauzi tidak ada penghasilan sedangkan si umahat punya sedikit simpanan itulah untuk bertahan hidup mereka serta si umahat seorang wanita yang penyakitan, dia anak orang mampu tapi dia sanggup hidup sederhana hanya untuk mencari ridhonya Allah.

Seorang Ummi yang banyak melakukn kesalahan dia tidak sabaran pada awalnya dan banyak kelakuan buruk yang dia punya tapi dia selalu dari hari ke hari merubah dirinya agar lebih baik dan Allah ridho padanya.

Jauzinya di panggil Allah untuk selama-lamanya dengan tidak meninggalkan harta sedikitpun kecuali seorang anak yang dari bayinya sangat sopan dan baik, begitu abinya tidak ada si anak suka memukul umminya dan kadang umminyapun tidak sabar diapun dipukul balik, si ummi selalu berdo’a sama Allah agar bisa membimbing si anak jadi anak sholeh dan dia jadi ummi yang sholeh.

Suatu saat mereka pergi safar yang sangat jauh dan berusaha mendekatkan diri sama Allah mereka mendapat hidayah islam yang murni dan mulai memperbaiki sholat seperti rosulullah dan berusaha dikehidupan mereka untuk melaksanakan seperti perintah Allah Azza wa Jalla dan petunjuk rosulullah sesuai pemahaman shalafus sholeh.
Si ummi mulai tambah sabar dan lebih dekat lagi dengan Allah tapi cobaan itu menimpah si ummi si anak mulai mencuri untuk jajan si ummi tahu awalnya dia pakai kekeranan tapi dia juga mengenalkan akan adanya Allah pada si anak. Anaknya kembali normal dan sholeh lagi.

Hidup mereka terpisah sangat berat buat si ummi yang hidup sendirian sungguh dia sangat banyak cobaan dari difitnah orang sampai ada yang menipunya dia sangat sedih dan dia cuman cerita sama Allah dan ada beberapa orang yang tahu tapi bukan karena inin cerita tapi karena tidak sengaja tahu. Enam bulan awal si anak sangat baik.

Disinilah mulai kisah sangat memilukan buat si ummi dan memendam semua kesalahan si anak di hatinya sampai semua orang tahu anaknya sholeh padahal anak itu sangat banyak melakukan kesalahan yang sangat fatal yang membuat umminya tambah sakit dari-hari kehari tapi dia tidak perna mengeluh sama orang dia cuman menggadu sama Allah saja telah dua tahun anaknya tambah hari tambah nakal ada saja kelakuan yang dilakukannya yang membuat si ummi malu dan hidupnya sangat ketakutan suara-suara orang bercerita sangkin dia tidak ingin orang lain tahu, setiap lihat orang rasanya dia dak-dikduk ada kejadian apa lagi.

Riya, sombong, tamak, dan pembohong menjadi kelakuan si anak dan untuk mensukseskan ini si anak membohongi umminya dengan berbagai cara. Si ummi tahu dan selalu berdo’a sama Allah agar si anak dapat sadar. Dengan ingin si anak sadar si ummi membawanya safar lagi agar sianak dapat berubah disatu sisi si anak punya jiwa social yang tinggi tapi karena riya menguasainya makan datanglah mencurinya lagi dia sanggup mencuri uang umminya dengan jumlah cukup besar untuk membeli barang yang sebenarnya tidak penting tapi nafsu setan mempengaruhnya. Setelah dengar ceramah di radio si anak sadar dan minta maaf sungguh salut sama si ummi tidak marah dan dapat memaafkannya dan dia berdoa sama Allah agar sifat jelek anaknya/ tadir buruk diganti  Allah dengan tadir yang lebih baik dan berharap anaknya jadi sholeh.

Sayang sungguh sayang bukan kebaikan yang dia dapat tapi si anak tambah tidak perduli dengannya. Demi memuaskan nafsu sombongnya seluruh alat yang bagus punya umminya di bawak dan siummi tersiksa kehilangan barang yang sangat di butuhkan dan dia juga disiksa tidak bisa beli makanan dan sempat beberapa hari tidak makan penyakitnya kambuh tapi dia tetap merahasiakan kelakuan si anak dan si ummi tambah hari tambah dekat dengan Allah.

Ummi yang sabar walau air matanya selalu menetes dan hatinya selalu menagis dia merahasiakan semua kelakuan si anak. Sampai suatu malam dia sangat sedih sianak mencuri uang amah orang kepada anaknya. Dia menangis berhari-hari mengadu sama Allah dan meminta kekuatan dan ketabahan dengan cobaan ini walau hatinya sangat terluka dan kerkoyak-koyak.

Kelakuan baru lagi di buat si anak ada barang yang bukan barangnya tapi ada ditangannya sedangkan ini sudah di wanti-wanti umminya agar tidak melakukan hal itu tapi dengan sumpah pakai nama Allah dengan dia jual sangat murah untuk menipu si umminya, umminya kehilangan akal dan merasa sangat tidak berguna menjadi seorang umahat yang gagal hatinya sangat hancur dan dia tidak tahu langkah apa yang dia harus ambil agar sianak jadi anak sholeh.

Hatinya menagis sedih, hatinya luka yang sangat dalam rasanya dia tidak ingin tahu kejadian ini dan saat ini dia tidak tahu langka apa yang dia harus ambil agar si anak tobat melakukannya. Rasanya dia ingin bumi menelannya agar masalah ini tidak dia tahu ternyata Allah berkata lain harus dia hadapi, dia cuman bisa menangis bercerita sama Allah air matanya terus mengalir dia ingin anaknya jadi anak sholeh dari muda agar di akhirat nanti anaknya selamat cita-cita yang sangat indah dari seorang tua yang hidup sendiri membesarkan anak.

Ada beberapa opsi yang akan dia pikirkan apakah kelakuan si anak dibeberkan dengan keluarga agar sianak jerah melakukan itu dengan sangat-sangat terpaksa aib yang selama ini disimpannya harus dia beberkan dengan membuat si ummi ini sangat malu dengan keluarga dan dia ummi yang gagal mendidik anak, padahal si ummi tambah hari tambah sholeh dan lebih sabar dengan semua yang menimpahnya. Air matanya selalu mengalir dan meminta kebaikan ke pada Allah saja agar sianak berubah.

Yang ke dua dia akan ceritakan ini semua kepada yang dititip pengajaran agar semua aib itu terbuka dan sianak jadi baik tapi si ummi tidak dapat tegakkan kepala sangkin malunya dengan kelakuan di anak dan dia tidak dapat memandang orang lain karena merasa dia ditunjuk dan dituding seorang ummi yang gagal mendidik anak yang cuman satu menjadi sholeh.

Kasian si ummi mau memdiamkan masalah ini si ummi sudah tidak kuat melihat kelakuan sianak. Dia berharap Allah kasih jalan keluar yang terbaik agar dia bisa menegakkan kepalanya untuk memandang orang lain. Hatinya luka yang sangat dalam dia merasa sangat hancur. Merasa tidak memiliki siapa-siapa selaian Allah, siummi juga merasa dia juga tidak lama lagi di dunia ini untuk mendampingi si anaknya yang dia sangagi karena Allah. Penyakitnya sudah kambuh tapi dia tahankan dan belajar kuat agar orang lain tidak tahu. Dan dia mulai merasakan kenak serangan jantung tapi dia juga sudah tidak ingin keluarganya tahu lagi dia hanya memasrakan dirinya pada Allah. Semoga si ummi tidak putus asa dengan ini karena dia di ambang kehancuran yang amat dasyat. Semoga Allah menyelamatkannya dengan usaha keras siummi merubah dirinya jadi orang sholeh dengan banyak belajar dan merubah dirinya menadi yang lebih baik.

“Biarlah asal Allah sayang hamba dan meridhoi hamba” itu perkataan seorang ummi yang hatinya sangat luka matanya selalu berkaca-kaca karena kelakuan anaknya.

Si ummi ingin sekali kasih si anak ke keluarga jauzinya  agar si anak sadar biarlah si ummi berkorban tidak ketemu selamanya asal si anak sholeh sampai dia pergi di panggil menghadap Allah.

Hari-hari yang ditunggu tiba si ummi akan menyerahkan anaknya dengan do’a sama Allah tentang kebaikan anaknya. Semoga si ummi berhasil membuat anaknya masuk kedalam surganya Allah dengan pengorbanan yang begitu besar.

Perjuangan seorang ummi untuk mengegakkan syariat sangatlah sulit padahal si ummi itu berharap anaknya dapat membantunya dalam membela agamanya Allah Azza wa Jalla di keluarga besarnya yang jumlahnya sangat-sangat banyak tapi sayang si ummi itu cuman bisa menutupi aib anaknya dan berjuang sendiri. Semoga Allah selalu merahmatinya dan memberinya hidayah.


Medan 8 Rabbiul Awal 1433 H


Semangat buat ana dan dapat jadi pelajaran buat para orang tua.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar