tag:blogger.com,1999:blog-86876954590156755812024-03-20T05:00:24.302-07:00INA UMMU SUFRI"BERJALAN DI ATAS MANHAJ AS SHALAFUSH SHOLEH"Morina Syahmerdanhttp://www.blogger.com/profile/17396395893991202894noreply@blogger.comBlogger550125tag:blogger.com,1999:blog-8687695459015675581.post-80898391268268402752016-10-29T18:47:00.000-07:002016-10-29T18:47:08.201-07:00Kritik Untuk Saudaraku, Abdullah Hadrami<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="margin-bottom: 6px;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Subhanallah!</span></div>
<span style="font-size: large;"><div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sudah lama saya menunggu tulisan seperti ini. Terjawab sudah rasa penasaran si faqir ilmu ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
__________________________</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
.::Kritik Untuk Saudaraku, Abdullah Hadrami::.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tuduhan demi tuduhan tak henti-hentinya dihembuskan kepada Dakwah Salafiyah yang mubarokah ini dan para pengembannya. Tapi dengan izin Allah, Dakwah Salafiyah ini kan terus maju dan semakin menebarkan keharuman sunnah dan atsar di tengah umat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dakwah Salafiyah kan selalu tegak diatas kebenaran, menampakkan yang benar dan tidak akan menyembunyikannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Di antara tuduhan yang dilontarkan kepada para pengemban dakwah ini adalah sebuah artikel yang berjudul “Kritik Untuk Saudara-Saudaraku Sesama Salafy” yang ditulis oleh saudara Abdullah Sholeh Hadrami.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<img src="https://static.xx.fbcdn.net/images/emoji.php/v5/f6e/1/16/1f534.png" />🔴 Dalam artikel tersebut beliau berkata : Kita sering mendengar sebuah hadits yang sangat terkenal bahwa umat Islam terpecah menjadi 73 golongan, semuanya masuk neraka hanya satu golongan yang masuk surga.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<img src="https://static.xx.fbcdn.net/images/emoji.php/v5/fef/1/16/1f535.png" />🔵 Salafy berkata : Hadits yang beliau maksud adalah Sabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: right;">
وَإِنَّ بَنِي إِسْرَائِيلَ تَفَرَّقَتْ عَلَى ثِنْتَيْنِ وَسَبْعِينَ مِلَّةً وَتَفْتَرِقُ أُمَّتِي عَلَى ثَلَاثٍ وَسَبْعِينَ مِلَّةً كُلُّهُمْ فِي النَّارِ إِلَّا مِلَّةً وَاحِدَةً قَالُوا وَمَنْ هِيَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ مَا أَنَا عَلَيْهِ وَأَصْحَابِي</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Sesungguhnya bani Israel terpecah menjadi 72 golongan dan umatku akan terpecah menjadi 73 golongan, semuanya masuk ke dalam neraka kecuali satu golongan saja.” Para sahabat bertanya “Siapakah mereka wahai Rasulullah?”. Beliau menjawab : “Yaitu mereka yang berada di atas jalanku dan para sahabatku” [HR. Tirmidzi dan yang lainnya]</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<img src="https://static.xx.fbcdn.net/images/emoji.php/v5/f6e/1/16/1f534.png" />🔴 Lalu beliau berkata : Salafy mempenyai keyakinan bahwa satu golongan yang masuk surga itu hanya Salafy saja sedangkan yang lainnya masuk neraka.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<img src="https://static.xx.fbcdn.net/images/emoji.php/v5/fef/1/16/1f535.png" />🔵 Salafy berkata : Sepertinya beliau masih kurang paham tentang siapa itu Salafiyyin. Salafiyyin (secara umum) adalah mereka yang mengikuti para salaf (sahabat, tabi’in dan tabiut tabiin) dalam memahami agama ini, atau yang lebih dikenal dengan Manhaj Salaf.[1]</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Salah besar apabila ada yang menganggap bahwa Salafiyyin adalah sebuah kelompok/partai/golongan/organisasi yang memiliki ketua/wakil, pimpinan pusat/pimpinan cabang, dan lainnya. Maka, siapa saja yang menjalankan Islam sesuai dengan pemahaman para salaf otomatis menjadi Salafiy tanpa registrasi apapun.</div>
<div style="text-align: justify;">
Dengan demikian, sesuai dengan sabda Nabi di atas, siapa saja (secara umum) yang tidak menjalankan Islam sesuai dengan pemahaman para salaf, otomatis terancam sebagai golongan penghuni Neraka.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<img src="https://static.xx.fbcdn.net/images/emoji.php/v5/f6e/1/16/1f534.png" />🔴 Beliau berkata : Menurut keyakinan Salafy golongan seperti; Asy’ari, Maturidi, NU, Muhammadiyah, Haba’ib, Al-Irsyad, Persis, Jama’ah Tabligh, Ikhwanul Muslimin adalah termasuk 72 golongan yang masuk neraka. Salafy yang tidak berkeyakinan seperti ini pasti dikeluarkan dari Salafy dan dianggap bukan Salafy lagi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<img src="https://static.xx.fbcdn.net/images/emoji.php/v5/fef/1/16/1f535.png" />🔵 Salafy menjawab : Sepertinya beliau juga tidak faham perbedaan antara paham keyakinan dengan organisasi. Memang, Sesuai dengan dalil di atas bahwa Salafiyyin sangat anti dengan semua paham keyakinan selain keyakinan yang dianut oleh para salaf. Salafiyyin hanya akan mengambil paham yang dianut oleh para salaf saja.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Adapun organisasi, Salafiyyin tidak pernah anti dengan organisasi selama organisasi tersebut dibangun dengan dasar Tauhid dan Sunnah, bukan organisasi yang dibangun di atas Ta’asshub Hizbiyah (fanatik golongan) yang selalu taklid buta dengan pimpinan organisasi. Oleh karena itu, Salafiyyin memandang organisasi hanyalah sebuah kendaraan untuk berdakwah.[2]</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Beliau juga sepertinya tidak paham antara Hukum Muthlaq dan Hukum Muqayyad. Hal ini terbukti ketika beliau menuduh Salafiyyin berkeyakinan bahwa semua orang yang di luar Salafiyyin adalah penghuni neraka.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ketahuilah wahai saudaraku Abdullah, semoga Allah memberikanmu TaufiqNya.. Ketika Salafiyyin berkeyakinan bahwa semua golongan yang tidak mengikuti para Salaf termasuk 72 golongan yang masuk neraka, maka itu adalah hukum secara umum, tidak merujuk kepada individunya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Atau bisa dikatakan itu adalah sebuah ancaman, bukan vonis penetapan. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah pernah berkata :</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: right;">
أَنَّ التَّكْفِيرَ الْعَامَّ – كَالْوَعِيدِ الْعَامِّ – يَجِبُ الْقَوْلُ بِإِطْلَاقِهِ وَعُمُومِهِ . وَأَمَّا الْحُكْمُ عَلَى الْمُعَيَّنِ بِأَنَّهُ كَافِرٌ أَوْ مَشْهُودٌ لَهُ بِالنَّارِ : فَهَذَا يَقِفُ عَلَى الدَّلِيلِ الْمُعَيَّنِ فَإِنَّ الْحُكْمَ يَقِفُ عَلَى ثُبُوتِ شُرُوطِهِ وَانْتِفَاءِ مَوَانِعِهِ</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Sesungguhnya pengkafiran secara umum itu seperti ancaman secara umum, maka hendaknya sebuah ucapan itu dibawa secara lepas atau umumnya. Adapun hukum secara individu bahwa dia adalah seorang kafir atau dipastikan masuk neraka, maka ini berhenti pada dalil yang khusus. Karena hukum secara individu terhenti dengan terkumpulnya syarat-syarat pengkafiran dan hilangnya penghalang-penghalang pengkafiran. [3]</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Salafiyyin bukan seperti para Teroris Khawarij yang mengobral murah vonis kafir kepada individu. Salafiyyin sangat berhati-hati dan tidak serampangan dalam mengkafirkan seseorang, mereka menganggap bahwa permasalahan ini adalah wewenang para ulama.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<img src="https://static.xx.fbcdn.net/images/emoji.php/v5/f6e/1/16/1f534.png" />🔴 Beliau berkata : Apalah artinya kita berpura-pura baik dan dakwah lemah lembut serta akrab dengan tokoh-tokoh NU dan yang lainnya sementara kita berkeyakinan bahwa kelompok tersebut termasuk 72 golongan yang masuk neraka, bukankah ini adalah “taqiyah” mirip ajaran syi’ah, yaitu berpura-pura karena masih minoritas dan takut..?!</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<img src="https://static.xx.fbcdn.net/images/emoji.php/v5/fef/1/16/1f535.png" />🔵 Salafy berkata : Husnuzhon saya, beliau mungkin menulis ini dalam keadaan lelah dan mengantuk karena aktifitas dakwah beliau yang sangat padat (Barakallahu fiih).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jika tidak demikian, bagaimana mungkin beliau menyamakan harumnya dakwah (mengajak semua manusia kepada tauhid) yang telah dijalankan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dengan busuknya Taqiyah yang dijalankan oleh Rafidhah ??!!</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bukankah inti daripada dakwah adalah menunjukkan jalan kebenaran kepada orang-orang yang tersesat ??</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bukankah Allah sendiri yang memerintahkan untuk berdakwah secara lemah lembut ?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: right;">
ادْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Serulah manusia kepada jalan Rabbmu dengan hikmah dan kebaikan, dan bantahlah mereka dengan cara yang baik [QS. al-Nahl : 125]</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam juga bersabda</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: right;">
يَسِّرُوا وَلَا تُعَسِّرُوا وَسَكِّنُوا وَلَا تُنَفِّرُوا</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mudahkanlah, jangan kalian persulit, tenangkanlah, jangan membuat mereka lari [Muttafaq alaih]</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dan itupula yang dipraktekkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam sendiri dalam dakwahnya. Beliau sering menyampaikan tentang Neraka dan Adzab yang pedih kepada kaum Musyrikin Quraisy. Bahkan beliau menyakini bahwa semua orang yang musyrik adalah penghuni Neraka yang kekal abadi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Beliau bersabda</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: right;">
مَنْ مَاتَ لاَ يُشْرِكُ بِاللَّهِ شَيْئًا دَخَلَ الْجَنَّةَ وَمَنْ مَاتَ يُشْرِكُ بِاللَّهِ شَيْئًا دَخَلَ النَّارَ</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Barangsiapa yang mati dalam keadaan tidak berbuat syirik pada Allah dengan sesuatu apa pun, maka ia akan masuk surga. Barangsiapa yang mati dalam keadaan berbuat syirik pada Allah, maka ia akan masuk neraka” [HR. Muslim]</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Meskipun demikian, mengapa beliau akrab dan berlemah lembut kepada pamannya yang musyrik (Abu Thalib), bahkan sampai menjelang wafatnya pun beliau masih berlemah lembut kepadanya dengan mengatakan</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: right;">
يَا عَمِّ قُلْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ كَلِمَةً أَشْهَدُ لَكَ بِهَا عِنْدَ اللَّهِ</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Wahai pamanku, katakanlah Laa Ilaaha Illallah, sebuah kalimat yang dengannya kelak akan aku persaksikan di hadapan Allah. [Muttafaq alaih]</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Beranikah anda mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam sedang melakukan taqiyah kepada pamannya ??</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dan perlu anda ketahui, Salafiyyin tidak akan pernah takut kepada siapapun selain Allah meskipun jumlah mereka minoritas. Salafiyyin sangat yakin dengan sabda Rasulullah</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: right;">
لَا تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِي ظَاهِرِينَ عَلَى الْحَقِّ لَا يَضُرُّهُمْ مَنْ خَذَلَهُمْ حَتَّى يَأْتِيَ أَمْرُ اللَّهِ وَهُمْ كَذَلِكَ</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Senantiasa ada sekelompok umatku yang nampak di atas kebenaran, tidak akan membahayakan mereka orang-orang yang memusuhinya sampai datang perkara Allah dan mereka masih tetap seperti itu [Muttafaq alaih]</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<img src="https://static.xx.fbcdn.net/images/emoji.php/v5/f6e/1/16/1f534.png" />🔴 Beliau berkata : Kita harus jujur bahwa tidak ada kelompok yang sempurna</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<img src="https://static.xx.fbcdn.net/images/emoji.php/v5/fef/1/16/1f535.png" />🔵 Salafy berkata : Jika kesempurnaan yang dimaksud adalah kesempurnaan secara perorangan, maka memang demikian adanya. Karena tidak ada satupun manusia yang sempurna selain para Nabi dan Rasul. Selain para Nabi dan Rasul masuk dalam sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: right;">
كُلُّ بَنِي آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِينَ التَّوَّابُونَ</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Semua anak cucu Adam pasti berbuat salah, dan sebaik-baik orang yang berbuat salah adalah mereka yang senantiasa bertaubat [HR. Ibnu Majah]</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Demikian pula apabila yang beliau maksud adalah kesempurnaan kelompok berupa organisasi, partai, golongan, dan lainnya. Maka memang benar adanya bahwa semua kelompok organisasi itu tidak ada yang sempurna.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Namun apabila yang beliau maksud adalah kelompok berupa paham keyakinan (Salafy, Asy’ari, Maturidi, dan lainnya), maka hendaknya beliau merujuk kembali kepada al-Qur`an dan Hadits-hadits Nabi. Sungguh terlalu banyak bukti-bukti yang menunjukkan bahwa Allah menghendaki hanya ada satu jalan kelompok yang sempurna, yaitu jalannya kelompok yang berkeyakinan sebagaimana keyakinannya para salaf.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Allah azza wa jalla berfirman</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: right;">
وَالسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Orang-orang terdahulu lagi pertama (masuk islam) dari golongan muhajirin dan anshor dan orang-orang yang MENGIKUTI MEREKA dengan baik, Allah ridho kepada mereka dan mereka ridho kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar. [QS. al-Tawbah 100]</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Abdullah ibnu Mas’ud pernah meriwayatkan akan hal ini, beliau mengatakan</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: right;">
خَطَّ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَطًّا بِيَدِهِ ثُمَّ قَالَ هَذَا سَبِيلُ اللَّهِ مُسْتَقِيمًا قَالَ ثُمَّ خَطَّ عَنْ يَمِينِهِ وَشِمَالِهِ ثُمَّ قَالَ هَذِهِ السُّبُلُ وَلَيْسَ مِنْهَا سَبِيلٌ إِلَّا عَلَيْهِ شَيْطَانٌ يَدْعُو إِلَيْهِ ثُمَّ قَرَأَ { وَانَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ}</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam pernah membuat sebuah garis dengan tangannya lalu berkata “Ini adalah Jalan Allah yang lurus”. Lalu beliau membuat garis lagi di kanan dan kirinya seraya berkata “Ini adalah Jalan yang banyak, tidaklah di setiap jalan itu melainkan ada setan yang mengajak ke sana.”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Lalu beliau membaca firman Allah “Dan inilah jalanKu yang lurus, maka ikutilah, janganlah kalian mengikuti jalan yang banyak itu, niscaya kalian akan bercerai berai dari jalanNya.” [HR. Ahmad]</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dengan demikian, saya mengajak saudaraku, Abdullah, untuk berpikir kembali dan tidak terus menerus berada dalam keyakinan yang seperti itu. Apalah artinya istiqamah dan kokoh tapi dalam keyakinan yang salah..?!</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
[1] Syaikh Salim bin Id al-Hilaly, Limaadza Ikhtartu al-Manhaj al-Salafy, hal.33</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
[2] Penulis adalah seorang Salafy Mahasiswa Pascasarjana Univ. Muhammadiyah Surabaya, dan Pengajar Tarbiyah Diniyah Al-Irsyad Al-Islamiyyah Surabaya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
[3] Syaikhul Islam, Majmu’ Fatawa 14/498</div>
<div style="text-align: justify;">
====================================</div>
<div style="text-align: justify;">
Surabaya, 24 Rabi’ al-Awwal 1437</div>
<div style="text-align: justify;">
Umar bin Fauzi Baladraf</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 18px; text-align: start;">Sumber: </span><a href="http://abusalma.net/" rel="nofollow" style="background-color: white; color: #365899; cursor: pointer; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 18px; text-align: start; text-decoration: none;" target="_blank">abusalma.net</a></div>
</span><br />
<span class="fullpost">
</span></div>
Morina Syahmerdanhttp://www.blogger.com/profile/17396395893991202894noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8687695459015675581.post-64498702064256499892016-10-06T19:57:00.000-07:002016-10-06T19:57:05.726-07:00Keutamaan Puasa di Bulan Muharram<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhtO7x17hyZesM4ZKLk6eFmv5XG-tWUN_B6y9HigkY6YTXEInPLF90xntXWmqubM10aMMWzAsDmV9uSMOqE83hPDnMPGurp6afSPO1l6s2xDkmb2IMeVO-xB8nszuTg18E7V642lJw_SKgZ/s1600/1570_fullimage_keukenhof+tulpen+roze+pink_560x350.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="250" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhtO7x17hyZesM4ZKLk6eFmv5XG-tWUN_B6y9HigkY6YTXEInPLF90xntXWmqubM10aMMWzAsDmV9uSMOqE83hPDnMPGurp6afSPO1l6s2xDkmb2IMeVO-xB8nszuTg18E7V642lJw_SKgZ/s400/1570_fullimage_keukenhof+tulpen+roze+pink_560x350.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-size: large;">أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلاَةُ اللَّيْلِ</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">“Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadhan adalah (puasa) di bulan Allah (bulan) Muharram, dan shalat yang paling utama setelah shalat wajib (lima waktu) adalah shalat malam.“[1].</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Hadits yang mulia ini menunjukkan dianjurkannya berpuasa pada bulan Muharram, bahkan puasa di bulan ini lebih utama dibandingkan bulan-bulan lainnya, setelah bulan Ramadhan[2].</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Mutiara hikmah yang dapat kita petik dari hadits ini:</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Puasa yang paling utama dilakukan pada bulan Muharram adalah puasa ‘Aasyuura’ (puasa pada tanggal 10 Muharram), karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukannya dan memerintahkan para sahabat radhiyallahu ‘anhum untuk melakukannya[3], dan ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya tentang keutamaannya beliau bersabda,</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-size: large;">يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">“Puasa ini menggugurkan (dosa-dosa) di tahun yang lalu“[4].</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Lebih utama lagi jika puasa tanggal 10 Muharram digandengankan dengan puasa tanggal 9 Muharram, dalam rangka menyelisihi orang-orang Yahudi dan Nashrani, karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika disampaikan kepada beliau bahwa tanggal 10 Muharram adalah hari yang diagungkan orang-orang Yahudi dan Nashrani, maka beliau bersabda,</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-size: large;">فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ – إِنْ شَاءَ اللَّهُ – صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِعَ</span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">“Kalau aku masih hidup tahun depan, maka sungguh aku akan berpuasa pada tanggal 9 <a href="https://muslim.or.id/fiqh-dan-muamalah/keutamaan-puasa-di-bulan-muharram.html">Muharram</a> (bersama 10 Muharram).” [5]</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<ul>
<li><span style="font-size: large;">Adapun hadits,</span></li>
</ul>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: right;">
<span style="font-size: large;">صُومُوا يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَخَالِفُوا فِيهِ الْيَهُودَ صُومُوا قَبْلَهُ يَوْماً أَوْ بَعْدَهُ يَوْماً</span></blockquote>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">“Berpuasalah pada hari ‘Aasyuura’ dan selisihilah orang-orang Yahudi, berpuasalah sehari sebelumnya atau sehari sesudahnya.“[6], maka hadits ini lemah sanadnya dan tidak bisa dijadikan sebagai sandaran dianjurkannya berpuasa pada tanggal 11 Muharram[7].</span></blockquote>
<div style="text-align: justify;">
<ul>
<li><span style="font-size: large;">Sebagian ulama ada yang berpendapat di-makruh-kannya (tidak disukainya) berpuasa pada tanggal 10 Muharram saja, karena menyerupai orang-orang Yahudi, tapi ulama lain membolehkannya meskipun pahalanya tidak sesempurna jika digandengkan dengan puasa sehari sebelumnya[8].</span></li>
</ul>
</div>
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Sebab Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan puasa tanggal 10 Muharram adalah karena pada hari itulah Allah Ta’ala menyelamatkan Nabi Musa álaihis salam dan umatnya, serta menenggelamkan Fir’aun dan bala tentaranya, maka Nabi Musa ‘alaihis salam pun berpuasa pada hari itu sebagai rasa syukur kepada-Nya, dan ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mendengar orang-orang Yahudi berpuasa pada hari itu karena alasan ini, maka beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,</span></blockquote>
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: right;">
<span style="font-size: large;">فَنَحْنُ أَحَقُّ وَأَوْلَى بِمُوسَى مِنْكُمْ</span></blockquote>
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">“Kita lebih berhak (untuk mengikuti) Nabi Musa ‘alaihis salam daripada mereka“[9]. Kemudian untuk menyelisihi perbuatan orang-orang Yahudi, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menganjurkan untuk berpuasa tanggal 9 dan 10 Muharram[10].</span></blockquote>
<div style="text-align: justify;">
<ul>
<li><span style="font-size: large;">Hadits ini juga menunjukkan bahwa shalat malam adalah shalat yang paling besar keutamaannya setelah shalat wajib yang lima waktu[11].</span></li>
</ul>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">***</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Penulis: Ustadz Abdullah Taslim Al Buthoni, M.A.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Catatan :</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<ol>
<li><span style="font-size: large;">HSR Muslim (no. 1163).</span></li>
<li><span style="font-size: large;">Lihat keterangan Syeikh Muhammad bin Shaleh al-Utsaimin dalam Syarhu Riyadhis Shalihin (3/341).</span></li>
<li><span style="font-size: large;">Dalam HSR al-Bukhari (no. 1900) dan Muslim (1130).</span></li>
<li><span style="font-size: large;">HSR Muslim (no. 1162).</span></li>
<li><span style="font-size: large;">HSR Muslim (no. 1134).</span></li>
<li><span style="font-size: large;">HR Ahmad (1/241), al-Baihaqi (no. 8189) dll, dalam sanadnya ada perawi yang bernama Muhammad bin Abdurrahman bin Abi Laila, dan dia sangat buruk hafalannya (lihat Taqriibut Tahdziib hal. 493). Oleh karena itu syaikh al-Albani menyatakan hadits ini lemah dalam Dha’iful Jaami’ (no. 3506).</span></li>
<li><span style="font-size: large;">Lihat kitab Bahjatun Nazhirin (2/385).</span></li>
<li><span style="font-size: large;">Lihat keterangan Syeikh Muhammad bin Shaleh al-Utsaimin dalam as-Syarhul Mumti’ (3/101-102).</span></li>
<li><span style="font-size: large;">Semua ini disebutkan dalam HSR al-Bukhari (3216) dan Muslim (1130).</span></li>
<li><span style="font-size: large;">Lihat keterangan syaikh Muhammad al-Utsaimin dalam Syarhu Riyadhis Shalihin (3/412).</span></li>
<li><span style="font-size: large;">Lihat kitab Bahjatun Nazhirin (2/329).</span></li>
</ol>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Dukung pendidikan Islam yang berdasarkan Al Qur'an dan As Sunnah sesuai dengan pemahaman salafus shalih dengan mendukung pembangunan SDIT YaaBunayya Yogyakarta </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<br />
<span style="background-color: white; box-sizing: border-box; line-height: 24px;"><br /></span><span class="fullpost">
</span></div>
Morina Syahmerdanhttp://www.blogger.com/profile/17396395893991202894noreply@blogger.com0Medan, Medan City, North Sumatra, Indonesia3.5951956 98.672222700000023.0881111 98.026775700000016 4.1022801 99.317669700000025tag:blogger.com,1999:blog-8687695459015675581.post-29756401360494277432015-12-24T18:49:00.002-08:002015-12-24T18:49:18.321-08:00Hukum Salam-Salaman Setelah Shalat<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjgd6z6MIkM9imnerKRGBle8Q2gWWhV86y1bBm4Yb_EchBHm8fyeTbP7I5CX2hwnFs-U4nfEfjglxNFYtCjGfh16rCPqATqyZCpbNTsvrce1T_zX0yvihX3RzDFCsvZKpphlX58EFnGJuTB/s1600/Handshake.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="290" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjgd6z6MIkM9imnerKRGBle8Q2gWWhV86y1bBm4Yb_EchBHm8fyeTbP7I5CX2hwnFs-U4nfEfjglxNFYtCjGfh16rCPqATqyZCpbNTsvrce1T_zX0yvihX3RzDFCsvZKpphlX58EFnGJuTB/s400/Handshake.jpg" width="400" /></a></div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<span style="font-size: large;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<span style="font-size: large;">
<div style="text-align: justify;">
Sebagian kaum Muslimin setelah selesai shalat melakukan ritual salam-salaman antara sesama jama’ah shalat. Bahkan dengan tata cara khusus yang berbeda-beda di masing-masing daerah. Bagaimana hukum melakukan perbuatan ini?</div>
<div style="text-align: justify;">
Perkara Ibadah Butuh Dalil</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sebelum membahas lebih lanjut, perlu dipahami bahwa dalam menetapkan suatu ibadah atau suatu tata cara dalam beribadah, butuh landasan hukum yang valid berupa dalil yang shahih. Baik ibadah yang berupa perkataan maupun perbuatan, harus dilandasi oleh nash dari Allah ataupun dari Rasulullah yang termaktub dalam Al Qur’an dan As Sunnah. Adapun sekedar perkataan seseorang “ini adalah ibadah” atau “ini baik dan bagus” ini bukan landasan. Sebagaimana sabda Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
مَنْ أَحْدَثَ فِى أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Barangsiapa membuat suatu perkara baru dalam urusan kami ini (urusan agama) yang tidak ada asalnya, maka perkara tersebut tertolak” (HR. Bukhari no. 2697 dan Muslim no. 1718)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda,</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Barangsiapa melakukan suatu amalan yang bukan berasal dari kami, maka amalan tersebut tertolak” (HR. Muslim no. 1718)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Selain itu, Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam biasanya ketika khutbah Jum’at atau khutbah yang lain beliau bersabda:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ وَخَيْرُ الْهُدَى هُدَى مُحَمَّدٍ وَشَرُّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Amma ba’du. Sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah kitabullah dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sejelek-jelek perkara adalah (perkara agama) yang diada-adakan, setiap (perkara agama) yang diada-adakan itu adalah bid’ah, setiap bid’ah adalah kesesatan” (HR. Muslim no. 867)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sehingga para ulama memahami dari dalil-dalil ini bahwa hukum asal ibadah adalah terlarang, kecuali ada dalil yang mengesahkannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Fatwa Para Ulama Tentang Salam-Salaman Setelah Shalat</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin ketika ditanya mengenai hal ini, beliau menjawab: “salam-salaman yang demikian (rutin setelah shalat) tidak kami ketahui asalnya dari As Sunnah atau pun dari praktek <a href="https://muslim.or.id/manhaj/meneladani-sahabat-nabi-jalan-kebenaran.html"><span style="color: #38761d;">para sahabat</span></a> Nabi radhiallahu’anhum. Namun seseorang jika bersalaman setelah shalat bukan dalam rangka menganggap hal itu disyariatkan (setelah shalat), yaitu dalam rangka mempererat persaudaraan atau menumbuhkan rasa cinta, maka saya harap itu tidak mengapa. Karena memang orang-orang sudah biasa bersalaman untuk tujuan itu. Adapun melakukannya karena anggapan bahwa hal itu dianjurkan (setelah shalat) maka hendaknya tidak dilakukan, dan tidak boleh dilakukan sampai terdapat dalil yang mengesahkan bahwa hal itu sunnah. Dan saya tidak mengetahui bahwa hal itu disunnahkan” (Majmu’ Fatawa War Rasa-il, jilid 3, dinukil dari <a href="http://ar.islamway.net/fatwa/18117"><span style="color: #38761d;">http://ar.islamway.net/fatwa/18117</span></a>).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baz menyatakan: “pada asalnya bersalam-salaman itu disyariatkan ketika bertemu antar sesama muslim. Dan Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam biasa menyalami para sahabat nya jika bertemu dan para sahabat juga jika saling bertemu mereka bersalaman. Anas bin Malik radhiallahu’anhu dan Asy Sya’bi mengatakan:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
كان أصحاب النبي صلى الله عليه وسلم إذا تلاقوا تصافحوا وإذا قدموا من سفر تعانقوا</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“para sahabat Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam jika saling bertemu mereka bersalaman, dan jika mereka datang dari safar mereka saling berpelukan”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dan terdapat hadits shahih dalam Shahihain, bahwa Thalhah bin ‘Ubaidillah (salah satu dari 10 sahabat yang dijamin surga) datang dari pengajian bersama Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam menuju Ka’ab bin Malik radhiallahu’anhu yaitu ketika Ka’ab bertaubat kepada Allah (atas kesalahannya tidak ikut jihad, pent.). Thalhah pun bersalaman dengannya dan memberinya selamat atas taubatnya tersebut. Ini (budaya salaman) adalah perkara yang masyhur diantara kaum Muslimin di zaman Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam ataupun sepeninggal beliau.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dan terdapat hadits shahih dari Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bahwa beliau bersabda:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
ما من مسلمين يتلاقيان فيتصافحان إلا تحاتت عنهما ذنوبهما كما يتحات عن الشجرة ورقها</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Tidaklah dua orang muslim yang bertemu lalu berjabat tangan, melainkan berguguranlah dosa-dosanya sebagaimana gugurnya daun dari pohon”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Maka dianjurkan bersalam-salaman ketika bertemu di<span style="color: #38761d;"> <a href="https://muslim.or.id/fiqh-dan-muamalah/adab-adab-ketika-di-masjid.html"><span style="color: #38761d;">masjid</span></a></span> atau di shaf. Jika belum sempat bersalaman sebelum shalat, maka hendaknya setelahnya sebagai bentuk keseriusan mengamalkan sunnah yang agung ini. Diantara hikmahnya juga ia dapat menguatkan ikatan cinta dan melunturkan kebencian. Namun, jika belum sempat bersalaman sebelum shalat, disyariatkan untuk bersalaman setelah shalat yaitu setelah membaca dzikir-dzikir setelah shalat (yang disyariatkan).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Adapun yang dilakukan sebagian orang yang segera bersalam-salaman setelah selesai shalat fardhu yaitu setelah salam yang kedua, maka saya tidak mengetahui asal dari perbuatan ini. Bahkan yang tepat, ini hukumnya makruh karena tidak ada dalilnya. Karena yang disyariatkan bagi orang yang shalat dalam kondisi ini adalah segera membaca dzikir-dzikir sebagaimana yang dilakukan oleh Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam setiap selesai shalat fardhu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Adapun shalat sunnah, juga disyariatkan untuk bersalaman setelah salam, jika memang belum sempat bersalam ketika sebelum shalat. Jika sudah salaman sebelum shalat maka sudah cukup (tidak perlu salaman lagi).” (Majmu’ Fatawa wa Maqalat Mutanawwi’ah, juz 11, dinukil dari<span style="color: #38761d;"> <a href="http://www.binbaz.org.sa/mat/951"><span style="color: #38761d;">http://www.binbaz.org.sa/mat/951</span></a>)</span>.</div>
<div style="text-align: justify;">
Sebagian Ulama Membolehkan?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Memang benar sebagian ulama membolehkan ritual bersalam-salaman setelah shalat. Namun perlu kami ingatkan, bahwa perkataan ulama bukanlah dalil dan dalam menetapkan suatu tata cara ibadah itu membutuhkan dalil. Para ulama berkata:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
أقوال أهل العلم فيحتج لها ولا يحتج بها</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Pendapat para ulama itu butuh dalil dan ia bukanlah dalil”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Imam Asy Syafi’i berkata:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
أجمع الناس على أن من استبانت له سنة رسول الله صلى الله عليه وسلم لم يكن له أن يدعها لقول أحد من الناس</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Para ulama bersepakat bahwa jika seseorang sudah dijelaskan padanya sunnah Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam tidak boleh ia meninggalkan sunnah demi membela pendapat siapapun” (Diriwayatkan oleh Ibnul Qayyim dalam Al I’lam 2/361. Dinukil dari Ashl Sifah Shalatin Nabi, 28 )</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dan dalam menyikapi pendapat-pendapat para ulama yang berbeda, kita wajib kembali pada Al Qur’an dan As Sunnah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Allah Ta’ala berfirman:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (QS. An Nisa: 59).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Diantara ulama yang membolehkan hal ini adalah Imam An Nawawi rahimahullah, beliau berkata, “ketahuilah bahwa bersalam-salam adalah sunnah dalam setiap kali pertemuan. Dan apa yang dibiasakan orang setelah shalat subuh dan shalat ashar itu tidak ada asalnya dari syariat, dari satu sisi. Namun perbuatan ini tidak mengapa dilakukan. Karena asalnya bersalam-salaman itu sunnah dan keadaan mereka yang merutinkan salam-salaman pada sebagian waktu dan menambahnya pada kesempatan-kesempatan tertentu, ini tidak keluar dari hukum sunnahnya bersalam-salaman yang disyariatkan secara asalnya. Ia merupakan bid’ah mubahah” (dinukil dari Mirqatul Mafatih, 7/2963).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Al Mula Ali Al Qari rahimahullah (wafat 1014H ) menjawab pendapat An Nawawi ini, “tidak ragu lagi bahwa perkataan Al Imam An Nawawi ini mengandung unsur-unsur yang saling bertentangan. Karena melakukan sunnah pada sebagian waktu tidak dinamakan bid’ah. Sedangkan kebiasaan orang-orang melakukan salam-salaman pada dua waktu yang disebutkan (setelah subuh dan ashar) bukanlah dalam bentuk yang disunnahkan oleh syariat. Oleh karena itu sebagian ulama kita telah menegaskan bahwa perbuatan ini makruh jika dilukan pada waktu tersebut. Nah, jika seseorang masuk masjid dan orang-orang sudah shalat atau sudah akan segera dimulai, maka setelah shalat selesai andaikan mau bersalaman itu dibolehkan. Namun dengan syarat, memberikan salam terlebih dahulu sebelum salaman. Maka yang seperti ini barulah termasuk bentuk salaman yang disunnahkan tanpa keraguan” (Mirqatul Mafatih, 7/2963).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sehingga jelaslah bahwa dalam hal ini, pendapat Imam An Nawawi rahimahullah tidak lah tepat.</div>
<div style="text-align: justify;">
Jika Ada Yang Menyodorkan Tangan Untuk Salaman Setelah Shalat</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Di atas telah dijelaskan bahwa salam-salaman setelah shalat jika dilakukan dengan anggapan itu ritual yang dianjurkan ini adalah perbuatan yang tidak ada asalnya dari syariat, dan semestinya ditinggalkan. Namun, jika ada jama’ah yang menyodorkan tangan untuk bersalam-salaman setelah shalat hendaknya tidak ditolak atau didiamkan. Al Mula Ali Al Qari rahimahullah berkata, “walaupun demikian, jika seorang ada Muslim menyodorkan tangannya untuk bersalaman (setelah shalat), maka jangan ditolak dengan menarik tangan. Karena hal ini akan menimbulkan gangguan yang lebih besar dari pada maslahahmenjalankan adab (sunnah). Intinya, orang yang memulai salaman dengan anggapan itu disyariatkan, baginya makruh, namun tidak makruh bagi yang terpaksa menerima salamnya. Walaupun yang demikian ini terkadang ada unsur tolong-menolong dalam perkara bid’ah,wallahu a’lam.” (Mirqatul Mafatih, 7/2963).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dan dalam keadaan tersebut hendaknya kita juga bersemangat untuk menasehati orang yang mengajak kita salaman tersebut dengan cara yang hikmah dan santun, jika memang memungkinkan. Nasehat dengan tangan, jika tidak mungkin, maka dengan lisan, jika tidak mungkin, minimal dengan hati.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Adapun jika seseorang menyodorkan tangan untuk salaman karena memang belum sempat salaman sebelum shalat, bukan dengan anggapan perbuatan ini disyariatkan, maka sepatutnya sodoran tangan tadi disambut tanpa perlu ragu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Semoga bermanfaat, wabillahi at taufiq was sadaad.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
—</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Penulis: <span style="color: #741b47;">Yulian Purnama</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Artikel Muslim.Or.Id<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
</div>
</span><span style="background-color: white; color: #181818; font-family: Roboto; font-size: 16px; line-height: 24px;"></span><span class="fullpost">
</span></div>
Morina Syahmerdanhttp://www.blogger.com/profile/17396395893991202894noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8687695459015675581.post-47152888900716836552015-12-20T16:53:00.002-08:002015-12-20T16:53:41.316-08:00CINTAKU<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgPlr4nU20KLhK16fpFx3QFmv_CPFixXY8_Xrx9SbKqKW2g6qnRgxC1U6atUqT_mm0UFaRcFUImn_b7Iofe6cALz0uDwDTXW4sxLOZ3vcqohXYsHsDDHf8IKR7hFdkoK8gftXQIu4PfzjNo/s1600/10398048_1188723324476517_5851887407093435832_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="520" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgPlr4nU20KLhK16fpFx3QFmv_CPFixXY8_Xrx9SbKqKW2g6qnRgxC1U6atUqT_mm0UFaRcFUImn_b7Iofe6cALz0uDwDTXW4sxLOZ3vcqohXYsHsDDHf8IKR7hFdkoK8gftXQIu4PfzjNo/s640/10398048_1188723324476517_5851887407093435832_n.jpg" width="640" /></a></div>
<span style="font-size: large;"><br /><br /><br />Umur kita bertambah terus <br />Dan semakin senja.<br />Bau tanah mulai menusuk hidung<br />Apa yg kita bawa menuju Sang Maha Perkasa?<br /><br /><br /><br /><br /><br />Hari berganti<br />Apakah iman kita bertambah?<br />Bisakah kita menerima nasehat?<br />bisakah kita berlapang dada?<br /><br /><br /><br /><br />Ya Cinta Ku rinduku Sangat dalam.<br />Jangan paling kan wajahmu dariku<br />Aku selalu bersyukur dengan semua ini<br />CINTAKU AKU SELALU MENGINGAT MU DLM NAFASKU</span><br /><span class="fullpost">
</span></div>
Morina Syahmerdanhttp://www.blogger.com/profile/17396395893991202894noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8687695459015675581.post-33501668172653387672015-12-20T00:59:00.000-08:002015-12-20T17:10:20.678-08:00Iman Bisa Bertambah dan Berkurang<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEheD-eczF_G6LTpyEA62ukC_gPuKxTU-kFGP6fJ_rUaoEyBMDky0FvpN24dsBuMixLmdT9-768rBGZPbds0KGm14iFgjO-EUbZLK4GB6NdH5WMSaxIF95vpQi4WvbSvb-UCAeI__MtzWXp-/s1600/221.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="248" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEheD-eczF_G6LTpyEA62ukC_gPuKxTU-kFGP6fJ_rUaoEyBMDky0FvpN24dsBuMixLmdT9-768rBGZPbds0KGm14iFgjO-EUbZLK4GB6NdH5WMSaxIF95vpQi4WvbSvb-UCAeI__MtzWXp-/s400/221.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Permasalahan iman merupakan permasalahan terpenting seorang muslim, sebab iman menentukan nasib seorang didunia dan akherat. Bahkan kebaikan dunia dan akherat bersandar kepada iman yang benar. Dengan iman seseorang akan mendapatkan kehidupan yang baik di dunia dan akherat serta keselamatan dari segala keburukan dan adzab Allah. Dengan iman seseorang akan mendapatkan pahala besar yang menjadi sebab masuk ke dalam surga dan selamat dari neraka. Lebih dari itu semua, mendapatkan keridhoan Allah Yang Maha kuasa sehingga Dia tidak akan murka kepadanya dan dapat merasakan kelezatan melihat wajah Allah diakherat nanti. Dengan demikian permasalahan ini seharusnya mendapatkan perhatian lebih dari kita semua.</span></div>
<br />
<span style="font-size: large;"></span>
<span style="font-size: large;">
</span>
<br />
<div>
<span style="font-size: large;">Imam Ibnul Qayyim rahimahullah menuturkan, “Hasil usaha jiwa dan qolbu (hati) yang terbaik dan penyebab seorang hamba mendapatkan ketinggian di dunia dan akherat adalah ilmu dan iman. Oleh karena itu Allah Ta’ala menggabung keduanya dalam firmanNya,</span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<span style="font-size: large;">
</span>
<br />
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;">وَقَالَ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ وَالْإِيمَانَ لَقَدْ لَبِثْتُمْ فِي كِتَابِ اللَّهِ إِلَى يَوْمِ الْبَعْثِ</span></div>
<span style="font-size: large;">
</span>
<span style="font-size: large;"></span><br />
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<span style="font-size: large;">
<div style="text-align: justify;">
“Dan berkata orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan dan keimanan (kepada orang-orang yang kafir): “Sesungguhnya kamu telah berdiam (dalam kubur) menurut ketetapan Allah, sampai hari berbangkit.” (QS ar-Ruum: 56)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dan firman Allah Ta’aa,</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آَمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” (QS al-Mujaadilah: 11).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mereka inilah inti dan pilihan dari yang ada dan mereka adalah orang yang berhak mendapatkan martabat tinggi. Namun kebanyakan manusia keliru dalam (memahami) hakekat ilmu dan iman ini, sehingga setiap kelompok menganggap ilmu dan iman yang dimilikinyalah satu-satunya yang dapat mengantarkannya kepada kebahagiaan, padahal tidak demikian. Kebanyakan mereka tidak memiliki iman yang menyelamatkan dan ilmu yang mengangkat (kepada ketinggian derajat), bahkan mereka telah menutup untuk diri mereka sendiri jalan ilmu dan iman yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan menjadi dakwah beliau kepada umat. Sedangkan yang berada di atas iman dan ilmu (yang benar) adalah beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya setelah beliau serta orang-orang yang mengikuti mereka di atas manhaj dan petunjuk mereka….”.<span style="color: #bf9000;">(al-Fawaaid hal. 191)</span></div>
</span></div>
<br />
<span style="font-size: large;"></span>
<span style="font-size: large;">
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Demikian bila kita melihat kepada pemahaman kaum muslimin saja tentang iman didapatkan banyak kekeliruan dan penyimpangan. Sebagai contoh banyak dikalangan kaum muslimin ketika berbuat dosa masih mengatakan, “Yang penting kan hatinya”. Ini semua tentunya membutuhkan pelurusan dan pencerahan bagaimana sesungguhnya konsep iman yang benar tersebut.</span></div>
<span style="font-size: large;">
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="font-size: large;">
</span>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><span style="color: #cc0000;">Makna Iman</span></b></span></div>
<span style="font-size: large;">
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam bahasa Arab, ada yang mengartikan kata iman dengan “tashdîq” (membenarkan); thuma’nînah (ketentraman); dan iqrâr (pengakuan). Makna ketiga inilah yang paling tepat. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, “Telah diketahui bahwa iman adalah iqrâr(pengakuan), tidak semata-mata tashdîq (membenarkan). Dan iqrâr (pengakuan) itu mencakup perkataan hati, yaitu tashdîq (membenarkan), dan perbuatan hati, yaitu inqiyâd(ketundukan hati)”.<span style="color: #bf9000;">(Majmû’ Fatâwa 7/638)</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dengan demikian, iman adalah iqrâr (pengakuan) hati yang mencakup: </div>
<div style="text-align: justify;">
Keyakinan hati, yaitu membenarkan terhadap berita. </div>
<div style="text-align: justify;">
Perkataan hati, yaitu ketundukan terhadap perintah. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Yaitu: keyakinan yang disertai dengan kecintaan dan ketundukan terhadap semua yang dibawa oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dari Allah Ta’ala .</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Adapun secara syar’i (agama), iman yang sempurna mencakup qaul (perkataan) dan amal(perbuatan). Syaikul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, “Dan di antara prinsip Ahlus sunnah wal jamâ’ah, ad-dîn (agama/amalan) dan al-imân adalah perkataan dan perbuatan, perkataan hati dan lisan, perbuatan hati, lisan dan anggota badan”. <span style="color: #bf9000;">(Syarh Aqîdah Wâsithiyah, hlm. 231, karya Syaikh Muhammad Khalîl Harrâs, takhrîj: ‘Alwi bin Abdul Qadir as-Saqqâf)</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="color: #cc0000;">Dalil Bagian-Bagian Iman</span><br /><br /><div style="text-align: justify;">
Dari perkataan Syaikhul Islam di atas, nampak bahwa iman menurut Ahlus sunnah wal jamâ’ah mencakup lima perkara, yaitu <span style="color: #38761d;">[1]</span> perkataan hati, <span style="color: #38761d;">[2]</span> perkataan lisan, <span style="color: #38761d;">[3]</span> perbuatan hati, <span style="color: #38761d;">[4] </span>perbuatan lisan dan <span style="color: #38761d;">[5]</span> perbuatan anggota badan.</div>
</span><br />
<div>
<br />
<span style="font-size: large;"></span>
<span style="font-size: large;">
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Banyak dalil yang menunjukkan masuknya lima perkara di atas dalam kategori iman, di antaranya adalah sebagai berikut:</span></div>
<span style="font-size: large;">
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<span style="font-size: large;">
</span>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><i><u>Pertama</u></i></b>: Perkataan hati, yaitu pembenaran dan keyakinan hati. Allah Ta’ala berfirman,</span></div>
<span style="font-size: large;">
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ آَمَنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ ثُمَّ لَمْ يَرْتَابُوا وَجَاهَدُوا بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ أُولَئِكَ هُمُ الصَّادِقُونَ</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah orang-orang yang hanya beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu, dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka di jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar.” (QS al-Hujurât: 15)<br />
<br /></div>
</span><span style="font-size: large;"></span><br />
<span style="font-size: large;">
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><i><u>Kedua</u></i></b>: Perkataan lisan, yaitu mengucapkan syahadat Lâ ilâha illallâh dan syahadat Muhammad Rasulullâh dengan lisan dan mengakui kandungan syahadatain tersebut. Di antara dalil hal ini adalah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,</span></div>
<span style="font-size: large;">
</span>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<span style="font-size: large;">
<div style="text-align: center;">
أُمِرْتُ أَنْ أُقَاتِلَ النَّاسَ حَتَّى يَشْهَدُوْا أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللَّهِ وَيُقِيْمُوْا الصَّلاَةَ وَيُؤْتُوْا الزَّكَاةَ فَإِذَا فَعَلُوْا ذَلِكَ عَصَمُوْا مِنِّي دِمَاءَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ إِلاَّ بِحَقِّ اْلإِسْلاَمِ وَحِسَابُهُمْ عَلَى اللَّهِ</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Aku diperintah (oleh Allah) untuk memerangi manusia sampai mereka bersaksi bahwa tidak ada yang berhak diibadahi selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, dan sampai mereka menegakkan shalat, serta membayar zakat. Jika mereka telah melakukan itu, maka mereka telah mencegah darah dan harta mereka dariku kecuali dengan hak Islam, dan perhitungan mereka pada tanggungan Allah.”<span style="color: #bf9000;">(HR. al-Bukhâri, no: 25, dari `Abdullâh bin Umar radhiyallahu ‘anhuma)</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pada hadits lain disebutkan dengan lafazh,</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
أُمِرْتُ أَنْ أُقَاتِلَ النَّاسَ حَتَّى يَقُولُوْا لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ …</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Aku diperintah (oleh Allah) untuk memerangi manusia sampai mereka mengatakan “Lâ ilâha illallâh”….<span style="color: #bf9000;">(HR. al-Bukhâri, no: 392, dari Anas bin Mâlik radhiyallahu ‘anhu)</span><br />
<span style="color: #bf9000;"><br /></span></div>
</span><span style="font-size: large;"></span><br />
<span style="font-size: large;">
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><i><u>Ketiga</u></i></b>: Perbuatan hati, yaitu gerakan dan kehendak hati, seperti ikhlas, tawakal, mencintai Allah Ta’ala , mencintai apa yang dicintai oleh Allah Ta’ala , rajâ’ (berharap rahmat/ampunan Allah Ta’ala), takut kepada siksa Allah Ta’ala , ketundukan hati kepada Allah Ta’ala, dan lain-lain yang mengikutinya. Allah Ta’ala berfirman,</span></div>
<span style="font-size: large;">
</span>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<span style="font-size: large;">
<div style="text-align: center;">
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آَيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah, hati mereka gemetar, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Rabbnya mereka bertawakkal” (QS al-Anfâl: 2). Dan dalil-dalil lainnya yang menunjukkan amalan-amalan hati termasuk iman.<br />
<br /></div>
</span><span style="font-size: large;"></span><br />
<span style="font-size: large;">
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><i><u>Keempat</u></i></b>: Perbuatan lisan/lidah, yaitu amalan yang tidak dilakukan kecuali dengan lidah. Seperti membaca al-Qur’ân, dzikir kepada Allah Ta’ala, doa, istighfâr, dan lainnya. Allah Ta’alaberfirman,</span></div>
<span style="font-size: large;">
</span>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<span style="font-size: large;">
<div style="text-align: center;">
وَاتْلُ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنْ كِتَابِ رَبِّكَ لَا مُبَدِّلَ لِكَلِمَاتِهِ وَلَنْ تَجِدَ مِنْ دُونِهِ مُلْتَحَدًا</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Dan bacakanlah apa yang diwahyukan kepadamu, yaitu kitab Rabb-mu (al-Qur’ân). Tidak ada (seorang pun) yang dapat merubah kalimat-kalimat-Nya.” (QS al-Kahfi: 27). Dan dalil-dalil lainnya yang menunjukkan amalan-amalan lisan termasuk iman.</div>
</span><br />
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #181818; line-height: 1.5; margin-bottom: 25px; padding: 0px; text-rendering: optimizelegibility;">
<span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: large;"><strong style="box-sizing: border-box; line-height: inherit;"></strong></span></div>
<br />
<span style="font-size: large;"></span>
<span style="font-size: large;">
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><i><u>Kelima</u></i></b>: Perbuatan anggota badan, yaitu amalan yang tidak dilakukan kecuali dengan anggota badan. Seperti: berdiri shalat, rukû’, sujud, haji, <a href="https://muslim.or.id/ramadhan/syarat-dan-rukun-puasa.html"><span style="color: #cc0000;">puasa</span></a>, jihad, membuang barang mengganggu dari jalan, dan lain-lain. Allah Ta’ala berfirman,</span></div>
<span style="font-size: large;">
</span>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<span style="font-size: large;">
<div style="text-align: center;">
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا ارْكَعُوا وَاسْجُدُوا وَاعْبُدُوا رَبَّكُمْ وَافْعَلُوا الْخَيْرَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Hai orang-orang yang beriman, ruku’lah, sujudlah, sembahlah Rabbmu dan berbuatlah kebajikan supaya kamu mendapat kemenangan.” (QS al-Hajj: 77)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<b><span style="color: #990000;">Rukun-Rukun Iman</span></b></span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Sesungguhnya iman memiliki bagian-bagian yang harus ada, yang disebut dengan rukun-rukun (tiang; tonggak) iman. Ahlus sunnah wal jamâ’ah meyakini bahwa rukun iman ada enam. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata pada permulaan kitab beliau,‘Aqîdah al-Wâsithiyah’, “Ini adalah aqîdah Firqah an-Nâjiyah al-Manshûrah (golongan yang selamat, yang ditolong) sampai hari kiamat, Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Yaitu: beriman kepada Allah Ta’ala, <a href="https://muslim.or.id/aqidah/iman-kepada-malaikat.html"><span style="color: #cc0000;">malaikat</span></a><span style="color: #cc0000;">-malaikat-Nya</span>, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, kebangkitan setelah kematian, dan beriman kepada qadar, yang baik dan yang buruk”.<span style="color: #bf9000;">(Syarh Aqîdah Wâsithiyah, hlm: 60-61, karya Syaikh Muhammad Khalîl Harrâs, takhrîj: ‘Alwi bin Abdul Qadir as-Saqqâf)</span></span></div>
<span style="font-size: large;">
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<span style="font-size: large;">
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Dalil rukun iman yang enam ini adalah sabda Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallamkepada malaikat Jibrîl ‘alaihis salam, ketika menjelaskan tentang iman,</span></div>
<span style="font-size: large;">
</span>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<span style="font-size: large;">
<div style="text-align: center;">
أَنْ تُؤْمِنَ بِاللَّهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Iman adalah engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, dan engkau beriman kepada qadar, yang baik dan yang buruk.”<span style="color: #bf9000;">(HR. al-Bukhâri, no.50; Muslim, no. 9)</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Rukun iman ini wajib diyakini oleh setiap Mukmin. Barangsiapa mengingkari salah satunya, maka dia <b>kafir</b>.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Syaikh Muhammad Khalîl Harrâs berkata, “Enam perkara ini adalah rukun-rukun iman. Iman seseorang tidak sempurna kecuali jika dia beriman kepada semuanya dengan bentuk yang benar sebagaimana ditunjukkan oleh al-Kitab dan Sunnah. Barangsiapa mengingkari sesuatu darinya, atau beriman kepadanya dengan bentuk yang tidak benar, maka dia telah kafir.” <span style="color: #bf9000;">(Syarh Aqîdah Wâsithiyah, hlm: 61-62, karya Syaikh Muhammad Khalîl Harrâs, takhrîj: ‘Alwi bin Abdul Qadir as-Saqqâf)</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #990000;">Iman Bertambah dan Berkurang</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sudah dimaklumi banyak terdapat nash-nash al-Qur`an dan as-Sunnah yang menjelaskan pertambahan iman dan pengurangannya. Menjelaskan pemilik iman yang bertingkat-tingkat sebagiannya lebih sempurna imannya dari yang lainnya. Ada di antara mereka yang disebutassaabiq bil khoiraat (terdepan dalam kebaikan)<span style="color: #bf9000;">(As saabiq bil khoiraat adalah yang mengerjakan amalan wajib dan melengkapi dengan amalan sunnah, menjauhi yang haram dan juga yang makruh. Lihat keterangan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam kitan Al Furqon. (ed)</span>), al-Muqtashid (pertengahan)<span style="color: #bf9000;">(Al Muqtashid adalah yang hanya mencukupkan diri dengan mengerjakan yang wajib dan menjauhi yang haram. (ed)</span>) dan zholim linafsihi (menzholimi diri sendiri). Ada juga al-Muhsin, al-Mukmin dan al-Muslim. Semua ini menunjukkan mereka tidak berada dalam satu martabat. Ini menandakan bahwa iman itu bisa bertambah dan berkurang.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bukti dari Al Qur’an dan As Sunnah Bahwa Iman Bisa Bertambah dan Berkurang</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Pertama</b>: Firman Allah Ta’ala ,</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
الَّذِينَ قَالَ لَهُمُ النَّاسُ إِنَّ النَّاسَ قَدْ جَمَعُوا لَكُمْ فَاخْشَوْهُمْ فَزَادَهُمْ إِيمَانًا وَقَالُوا حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“(Yaitu) orang-orang (yang mentaati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan: “Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka”, Maka Perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab: “Cukuplah Allah menjadi penolong Kami dan Allah adalah Sebaik-baik Pelindung“.” (QS Alimron: 173).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Para ulama Ahlus Sunnah menjadikan ayat ini sebagai dasar adanya pertambahan dan pengurangan iman, sebagaimana pernah ditanyakan kepada imam Sufyaan bin ‘Uyainahrahimahullah, “Apakah iman itu bertambah atau berkurang?” Beliau rahimahullah menjawab, “Tidakkah kalian mendengar firman Allah Ta’ala,</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
فَزَادَهُمْ إِيمَانًا</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Maka perkataan itu menambah keimanan mereka”. (QS Alimron: 173) dan firman Allah Ta’ala,</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
وَزِدْنَاهُمْ هُدًى</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Dan Kami tambah pula untuk mereka petunjuk”.(QS al-Kahfi: 13) dan beberapa ayat lainnya”. Ada yang bertanya, “Bagaimana iman bisa dikatakan berkurang?” Beliau rahimahullahmenjawab, “Jika sesuatu bisa bertambah, pasti ia juga bisa berkurang”.<span style="color: #bf9000;">(Diriwayatkan kisah ini oleh al-Aajuriy dalam kitab asy-Syari’at hlm 117)</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kedua: Firman Allah Ta’ala,</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
وَيَزِيدُ اللَّهُ الَّذِينَ اهْتَدَوْا هُدًى وَالْبَاقِيَاتُ الصَّالِحَاتُ خَيْرٌ عِنْدَ رَبِّكَ ثَوَابًا وَخَيْرٌ مَرَدًّا</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Dan Allah akan menambah petunjuk kepada mereka yang telah mendapat petunjuk. dan amal-amal saleh yang kekal itu lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu dan lebih baik kesudahannya.” (QS Maryam: 76).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Syeikh Abdurrahman as-Sa’di menjelaskan tafsir ayat ini dengan menyatakan, “Terdapat dalil yang menunjukkan pertambahan iman dan pengurangannya, sebagaimana pendapat para as-Salaf ash-Shaalih. Hal ini dikuatkan juga dengan firman Allah Ta’ala,</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
وَيَزْدَادَ الَّذِينَ آَمَنُوا إِيمَانًا</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Dan supaya orang yang beriman bertambah imannya.” (QS al-Mudatstsir: 31) dan firman Allah Ta’ala,</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya).” (QS al-Anfaal:8/2)</div>
<div style="text-align: justify;">
Juga dikuatkan dengan kenyataan bahwa iman itu adalah perkataan qolbu (hati) dan lisan, amalan qolbu, lisan dan anggota tubuh. Juga kaum mukminin sangat bertingkat-tingkat dalam hal ini.<span style="color: #bf9000;">(Tafsir as-Sa’di 5/33)</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Ketiga</b>: Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
لَا يَزْنِي الزَّانِي حِينَ يَزْنِي وَهُوَ مُؤْمِنٌ وَلَا يَشْرَبُ الْخَمْرَ حِينَ يَشْرَبُ وَهُوَ مُؤْمِنٌ وَلَا يَسْرِقُ حِينَ يَسْرِقُ وَهُوَ مُؤْمِنٌ</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Tidaklah seorang pezina berzina dalam keadaan mukmin dan tidaklah minum minuman keras ketika minumnya dalam keadaan mukmin serta tidaklah mencuri ketika mencuri dalam keadaan mukmin”.<span style="color: #bf9000;">(Muttafaqun ‘Alaihi, Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim)</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ishaaq bin Ibraahim an-Naisaaburi berkata, “Abu Abdillah (Imam Ahmad) pernah ditanya tentang iman dan berkurangnya iman. Beliau rahimahullah menjawab, “Dalil mengenai berkurangnya iman terdapat pada sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Tidaklah seorang pezina berzina dalam keadaan mukmin dan tidaklah mencuri dalam keadaan mukmin.” <span style="color: #bf9000;">(Diriwayatkan oleh al-Kholaal dalam kitab as-Sunnah no. 1045)</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Keempat</b>: Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
الْإِيمَانُ بِضْعٌ وَسَبْعُونَ أَوْ بِضْعٌ وَسِتُّونَ شُعْبَةً فَأَفْضَلُهَا قَوْلُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَدْنَاهَا إِمَاطَةُ الْأَذَى عَنْ الطَّرِيقِ وَالْحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنْ الْإِيمَانِ</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Iman itu lebih dari tujuh puluh atau lebih dari enampuluh. Yang paling utama adalah perkataan: “Laa Ilaaha Illa Allah” dan yang terendah adalah membersihkan gangguan dari jalanan dan rasa malu adalah satu cabang dari iman.” <span style="color: #bf9000;">(Muttafaqun ‘alaihi, diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim)</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hadits yang mulia ini menjelaskan bahwa iman memiliki cabang-cabang, ada yang tertinggi dan ada yang terendah . Cabang-cabang iman ini bertingkat-tingkat dan tidak berada dalam satu derajat dalam keutamaannya, bahkan sebagiannya lebih utama dari lainnya. Oleh karena itu Imam At-Tirmidzi memuat bab dalam sunannya: “Bab Kesempurnaan, bertambah dan berkurangnya iman”.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Syeikh Abdurrahman as-Sa’di rahimahullah ketika menjelaskan hadits di atas menyatakan, Ini jelas sekali menunjukkan iman itu bertambah dan berkurang sesuai dengan pertambahan aturan syariat dan cabang-cabang iman serta amalan hamba tersebut atau tidak mengamalkannya. Sudah dimaklumi bersama bahwa manusia sangat bertingkat-tingkat dalam hal ini. Siapa yang berpendapat bahwa iman itu tidak bertambah dan berkurang, sungguh ia telah menyelisihi realita yang nyata di samping menyelisihi nash-nash syariat sebagaimana telah diketahui.<span style="color: #bf9000;">(At-Taudhih wa al-Bayaan Lisyajarat al-Imaan hlm 14)</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="color: #cc0000;">Pendapat Ulama Salaf Bahwa Iman Bisa Bertambah dan Berkurang</span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sedangkan pendapat dan atsar as-Salaf ash-Shaalih sangat banyak sekali dalam menetapkan keyakinan bahwa iman itu bertambah dan berkurang, diantaranya:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><i>Pertama</i></b>: Dari kalangan sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, di antaranya :</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Satu ketika Kholifah ar-Rsyid Umar bin al-Khathaab rahimahullah pernah berkata kepada para sahabatnya,</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
هَلُمُّوْا نَزْدَادُ إِيْمَانًا</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Marilah kita menambah iman kita.” <span style="color: #bf9000;">(Diriwayatkan ibnu Abi Syaibah dalam al- Mushannaf 11/26 dengan sanad shahih)</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sahabat Abu ad-Darda` Uwaimir al-Anshaari rahimahullah berkata,</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
الإِيْمِانُ يَزْدَادُ وَ يَنْقُصُ</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Iman itu bertambah dan berkurang.”<span style="color: #bf9000;">(Diriwayatkan Abdullah bin Ahmad dalam kitab as-Sunnah 1/314)</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><i>Kedua:</i></b> Dari kalangan Tabi’in, di antaranya:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Abu al-Hajjaaj Mujaahid bin Jabr al-Makki (wafat tahun 104 H) menyatakan,</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
الإِيْمِانُ قَوْل وَ عَمَلٌ يَزِيْدُ وَ يَنْقُصُ</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Iman itu adalah perkataan dan perbuatan, bertambah dan berkurang.”<span style="color: #bf9000;">(Diriwayatkan Abdullah bin Ahmad dalam kitab as-Sunnah 1/335)</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Abu Syibl ‘Alqamah bin Qais an-Nakhaa’i (wafat setelah tahun 60 H) berkata kepada para sahabatnya,</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
امْشُوْا بِنَا نَزْدَدُ إِيْمَانًا</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Mari kita berangkat untuk menambah iman.”<span style="color: #bf9000;">(Diriwayatkan ibnu Abi Syaibah dalam al-Mushannaf 11/25 dan dinilai hasan oleh al-Albani dalam komentar beliau terhadap kitab al-Iman karya ibnu Abi Syaibah)</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><i>Ketiga</i></b>: Kalangan tabi’ut Tabi’in, di antaranya:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Abdurrahman bin ‘Amru al-‘Auzaa’i (wafat tahun 157 H) menyatakan,</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
الإِيْمِانُ قَوْل وَ عَمَلٌ يَزِيْدُ وَ يَنْقُصُ فَمَنْ زَعَمَ أَنَّ الإِيْمِانَ لاَ يَزِيْدُ وَ لاَ يَنْقُصُ فَاحْذَرُوْه فَإِنَّهُ مُبْتَدِعٌ</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Iman adalah perkataan dan perbuatan, bertambah dan berkurang. Siapa yang meyakini iman itu tidak bertambah dan tidak berkurang maka berhati-hatilah terhadapnya karena ia adalah seorang ahli bid’ah.”<span style="color: #bf9000;">(Diriwayatkan al-Aajuuri dalam kitab asy-Syari’at hlm 117)</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Beliau juga ditanya tentang iman, “Apakah bisa bertambah?” Beliau menjawab, “Iya, hingga menjadi seperti gunung.” Beliau ditanya lagi, “Apakah bisa berkurang?” Beliau rahimahullahmenjawab, “Iya, hingga tidak tersisa sedikitpun darinya”.<span style="color: #bf9000;">(Diriwayatkan al-Laalakai dalam Ushul I’tiqaad 5/959)</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Ketiga</b>: Empat imam madzhab (Aimmah arba’ah), di antaranya:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Muhammad bin Idris asy-Syaafi’i rahimahullah menyatakan,</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
الإِيْمِانُ قَوْل وَ عَمَلٌ يَزِيْدُ وَ يَنْقُصُ</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Iman itu adalah perkataan dan perbuatan bertambah dan berkurang.”<span style="color: #bf9000;">(Diriwayatkan Abu Nu’aim dalam al-Hilyah 10/115)</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ahmad bin Hambal rahimahullah menyatakan, “Iman itu sebagiannya lebih unggul dari yang lainnya, bertambah dan berkurang. Bertambahnya iman adalah dengan beramal. Sedangkan berkurangnya iman dengan tidak beramal. Dan perkataan adalah yang mengakuinya.”<span style="color: #bf9000;">(Diriwayatkan al-Khalaal dalam kitab as-Sunnah 2/678)</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Demikianlah pernyataan dan pendapat para ulama ahlus sunnah seluruhnya, sebagaimana dijelaskan syeikh Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah dalam pernyataan beliau, “Para Salaf telah berijma’ (bersepakat) bahwa iman adalah ucapan dan perbuatan, bertambah dan berkurang”.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Penulis: <span style="color: #cc0000;"><a href="http://ustadzkholid.com/">Ustadz Kholid Syamhudi, Lc</a></span></div>
</span></div>
</div>
Morina Syahmerdanhttp://www.blogger.com/profile/17396395893991202894noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8687695459015675581.post-29733896728770979212015-05-27T17:02:00.000-07:002015-05-27T17:02:46.569-07:00SEPUCUK SURAT UNTUK SAHABAT<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg5CgUcj9dI1J8PCdr2NHgJNpVfjIqjhgsuwfonGUhVD3jezHTsUhlouSKd_Bz4JCt9Q-tz63EBgWb7M2MQIhaTpr9_zwsB23-WY7nLonik_3FPmJLnpj0ogpxsjE9DpH936UsacHnwUIrd/s1600/10262139_864595883594571_2250020808743638036_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg5CgUcj9dI1J8PCdr2NHgJNpVfjIqjhgsuwfonGUhVD3jezHTsUhlouSKd_Bz4JCt9Q-tz63EBgWb7M2MQIhaTpr9_zwsB23-WY7nLonik_3FPmJLnpj0ogpxsjE9DpH936UsacHnwUIrd/s320/10262139_864595883594571_2250020808743638036_n.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<span style="font-size: large;"><div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Seorang sahabat pernah mengirimkan sebuah pesan yang penuh makna. Isi pesan itu adalah:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Sahabat, dengarkanlah sejenak..</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Diriwayatkan, bahwa: Apabila penghuni Surga telah masuk ke dalam Surga, lalu mereka tidak menemukan sahabat-sahabat mereka yang selalu bersama mereka dahulu di dunia, mereka bertanya tentang sahabat mereka itu kepada Allah Subhaanahu wa ta'ala ..</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Yaa Rabb.. Kami tidak melihat sahabat-sahabat kami yang sewaktu di Dunia, Shalat bersama kami, Puasa bersama kami dan berjuang bersama kami,"</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Maka Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Pergilah ke neraka, lalu keluarkan sahabatmu yang di hatinya ada Iman walaupun hanya sebesar dzarrah." (HR. Ibnul Mubarak dalam kitab "Az-Zuhd")</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Al-Hasan Al-Bashri berkata, "Perbanyaklah Sahabat-sahabat Mu'min-mu, karena Mereka memiliki Syafa'at pada hari kiamat."</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ibnul Jauzi pernah berpesan kepada Sahabat-sahabatnya sambil menangis,</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Jika kalian tidak menemukan aku nanti di surga bersama kalian, maka bertanyalah kepada Allah ta'ala tentang aku, "Wahai Rabb Kami.. Hamba-Mu fulan, sewaktu di dunia selalu mengingatkan kami tentang ENGKAU. Maka masukkanlah dia bersama kami di Surga-Mu."</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sahabatku.. Mudah-mudahan dengan ini, aku telah Mengingatkanmu Tentang Allah ta'ala ..Agar aku dapat besamamu kelak di Surga & meraih Ridha-Nya..</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku memohon kepada-Mu.. Karuniakanlah kepadaku Sahabat-Sahabat yang selalu mengajakku untuk Tunduk, patuh & Taat kepada Syariat-Mu..</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kekalkanlah persahabatan kami hingga kami bertemu di akhirat nanti dengan-Mu..</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Amiin... </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
(Cuplikan kajian Ustadz Badru Salam Lc, -hafidzahullah-)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Qultu: </div>
<div style="text-align: justify;">
Terima kasih sahabat.... </div>
<div style="text-align: justify;">
Semoga Allah mengumpulkan kita didalam Firdaus-Nya....</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Oleh: Ustadz Aan Chandra Thalib</div>
</span><span class="fullpost">
</span></div>
Morina Syahmerdanhttp://www.blogger.com/profile/17396395893991202894noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8687695459015675581.post-73112205074356762992015-04-11T16:38:00.001-07:002015-04-11T16:38:44.415-07:00HUKUM MENCUKUR JENGGOT<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEikV2mwYl-hsWM_f_pNe6Wx7aFy00FtGEiGXMR0Wo-CQdVVNBPvn7S0IZOS6ItaW2wQfY0J5ktmvEPHx2wyigkojKeAEaun1pSl-pVk4AK1_aBtAFj4f-5nenQUTdnaJufWtGHJGa9caGrH/s1600/janggut.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEikV2mwYl-hsWM_f_pNe6Wx7aFy00FtGEiGXMR0Wo-CQdVVNBPvn7S0IZOS6ItaW2wQfY0J5ktmvEPHx2wyigkojKeAEaun1pSl-pVk4AK1_aBtAFj4f-5nenQUTdnaJufWtGHJGa9caGrH/s1600/janggut.jpg" /></a></div>
<span class="fullpost">
</span>
<div>
<br /></div>
<span style="font-size: large;"><div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mencukur jenggot hukumnya haram, karena merupakan kedurhakaan kepada Allah dan Rasul-Nya, dimana Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda: </div>
<div style="text-align: justify;">
"Panjangkanlah jenggot dan tipiskanlah kumis." (diriwayatkan oleh Muslim,dari Ibnu Umar radhiyallahu anhuma)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Juga karena mencukurnya berarti keluar dari petunjuk para Rasul menuju tradisi kaum Majusi dan kaum Musyrikin.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pengertian jenggot:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sebagaimana dijelaskan oleh pakar bahasa adalah rambut wajah,pipi dan jambang. Artinya, semua rambut yang tumbuh di pipi,jambang dan dagu adalah jenggot, mencabut sebagian rambut itu termaksut tindak kemaksiatan, sebab Nabi bersabda, "PANJANGKANLAH JENGGOT," "TEBALKANLAH JENGGOT," "BANYAKKANLAH JENGGOT," "PENUHILAH JENGGOT," Ini berarti tidak boleh menghilangkan jenggot meski sedikit. Akan tetapi kedurhakaan ini bertingkat-tingkat, mencukur lebih besar dosanya daripada sekedar menghilangkan sedikit,karena mencukur lebih nyata dan lebih jelas penyimpangannya. Inilah pendapat yang benar,dan kebenaran lebih berhak untuk diikuti. Tanyakan kepada diri anda sendiri, apa susahnya menerima kebenaran dan mengamalkannya demi meraih ridha Allah dan harapan akan pahala dari-Nya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
" JANGANLAH ANDA LEBIH MENDAHULUKAN RIDHA DIRI SENDIRI DAN HAWA NAFSU ATAS KERIDHAAN ALLAH"</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Allah berfirman:</div>
<div style="text-align: justify;">
" dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Rabbnya dan menahan diri dari (keinginan) hawa nafsunya maka sungguh, surgalah tempat tinggal(nya)." (An-Nazi'at [79]:40-41)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
di salin dari status <span style="background-color: white; color: #3b5998; font-family: helvetica, arial, 'lucida grande', sans-serif; font-size: 14px; font-weight: bold; line-height: 19px;">Riyadhus Shalihin</span></div>
</span></div>
Morina Syahmerdanhttp://www.blogger.com/profile/17396395893991202894noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8687695459015675581.post-39815168502446101112015-04-08T16:47:00.000-07:002015-04-14T18:13:32.065-07:00Keutamaan Tauhid<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif; font-size: large;">Orang yang bertauhid kepada Allah Subhanahu wa Ta'alal memiliki banyak keutamaan, antara lain:</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<br />
<ul style="text-align: left;"><span style="font-size: large;">
<li style="text-align: left;"><span style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif; font-size: large; text-align: justify;">Orang yang bertauhid kepada Allah akan dihapus dosa-dosanya. </span></li>
</span></ul>
<span style="font-size: large;">
</span>
<blockquote class="tr_bq">
<span style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif; font-size: large; text-align: justify;">Dalilnya adalah sabda Rasulullah Shallallahu 'aliahi wa sallam dalam sebuah hadits qudsi, dari Anas bin Malik Radhiyallahu anhu, ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, Allah Yang Mahasuci dan Mahatinggi berfirman:</span></blockquote>
<div class="text_exposed_show" style="display: inline;">
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<br />
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: right;">
<span style="font-size: large;">...يَا ابْنَ آدَمَ إِنَّكَ لَوْ أَتَيْتَنِي بِقُرَابِ اْلأَرْضِ خَطَايَا ثُمَّ لَقِيْتَنِي لاَ تُشْرِكُ بِي شَيْئاً لأَتَيْتُكَ بِقُرَابِهَا مَغْفِرَةً. </span></blockquote>
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<br />
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">‘...Wahai bani Adam, seandainya engkau datang kepada-Ku dengan dosa sepenuh bumi, sedangkan engkau ketika mati tidak menyekutukan Aku sedikit pun juga, pasti Aku akan berikan kepadamu ampunan sepenuh bumi pula.’” [HR. At-Tirmidzi (no. 3540), ia berkata, “Hadits hasan gharib.”] </span></blockquote>
<span style="font-size: large;"> </span><br />
<ul style="text-align: left;"><span style="font-size: large;">
<li style="text-align: justify;">Orang yang bertauhid kepada Allah Azza wa Jalla akan mendapatkan petunjuk yang sempurna, dan kelak di akhirat akan mendapatkan rasa aman. Allah Azza wa Jalla berfirman: </li>
</span></ul>
<span style="font-size: large;">
</span>
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: right;">
<span style="font-size: large;">ذِينَ آمَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوا إِيمَانَهُم بِظُلْمٍ أُولَٰئِكَ لَهُمُ الْأَمْنُ وَهُم مُّهْتَدُونَ </span></blockquote>
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<br />
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampur-adukkan iman mereka dengan kezhaliman (syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat rasa aman dan mereka mendapat petunjuk. ” [Al-An’aam: 82] </span></blockquote>
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Di antara permohonan kita yang paling banyak adalah memohon agar ditunjuki jalan yang lurus:</span></blockquote>
<span style="font-size: large;"></span><br />
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: right;">
<span style="font-size: large;">اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ </span></blockquote>
<span style="font-size: large;">
</span>
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">“Tunjukkanlah kami jalan yang lurus, yaitu jalannya orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka.” [Al-Faatihah: 6-7]</span></blockquote>
<span style="font-size: large;"></span><br />
<blockquote class="tr_bq">
<span style="font-size: large;">Yaitu jalannya para Nabi, shiddiqin, syuhada, dan orang-orang yang shalih. </span></blockquote>
<span style="font-size: large;">
</span>
<blockquote class="tr_bq">
<span style="font-size: large;">Sebagaimana firman Allah Azza wa Jalla:</span></blockquote>
<span style="font-size: large;"></span><br />
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: right;">
<span style="font-size: large;">وَمَن يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَٰئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِم مِّنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ ۚ وَحَسُنَ أُولَٰئِكَ رَفِيقًا </span></blockquote>
<span style="font-size: large;">
</span>
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">“Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul-(Nya), maka mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, (yaitu) para Nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang shalih. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baik-nya.” [An-Nisaa': 69] </span></blockquote>
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Kita juga memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala agar terhindar dari jalan orang-orang yang dimurkai Allah dan jalan orang-orang yang sesat, yaitu jalannya kaum Yahudi dan Nasrani. </span></blockquote>
<span style="font-size: large;"> </span><br />
<ul style="text-align: left;"><span style="font-size: large;">
<li>Orang yang bertauhid kepada Allah Azza wa Jalla akan dihilangkan kesulitan dan kesedihannya di dunia dan akhirat. </li>
</span></ul>
<span style="font-size: large;">
</span>
<blockquote class="tr_bq">
<span style="font-size: large;">Allah Azza wa Jalla berfirman: </span></blockquote>
<span style="font-size: large;"></span><br />
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: right;">
<span style="font-size: large;">وَمَن يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجًاوَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ </span></blockquote>
<span style="font-size: large;">
</span>
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">“...Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberi-nya rizki dari arah yang tidak disangka-sangka...” [Ath-Thalaq: 2-3] </span></blockquote>
<span style="font-size: large;"><br /><br />Di kutip dari muslim.or.id<br /><br /><br /><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjD_ykZDnxgPQXGiXZbNXpg3b4WWTdUgIVDRL_t7xvHC8cJN6wNR-gHkuIungSmMVj9RqjDE-FKxacQAn6Qlid_dfTgk4JWKQykNEUK65oiGbZMUo19eooiGUdkiIy2-fzoVdDymI0JsLMP/s1600/Macam+macam+bunga.jpg"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjD_ykZDnxgPQXGiXZbNXpg3b4WWTdUgIVDRL_t7xvHC8cJN6wNR-gHkuIungSmMVj9RqjDE-FKxacQAn6Qlid_dfTgk4JWKQykNEUK65oiGbZMUo19eooiGUdkiIy2-fzoVdDymI0JsLMP/s1600/Macam+macam+bunga.jpg" /></a><br /><br /> <br /></span><br /><span style="font-family: Times, Times New Roman, serif; font-size: large;">
</span><br />
<div style="background-color: white; color: #141823; line-height: 19px;">
</div>
</div>
<span class="fullpost">
</span></div>
<!-- Blogger automated replacement: "https://images-blogger-opensocial.googleusercontent.com/gadgets/proxy?url=http%3A%2F%2F1.bp.blogspot.com%2F-IcAewLr1O7c%2FVSWzWFD13aI%2FAAAAAAAAAnw%2FxY0t8eMGiSc%2Fs1600%2FMacam%252Bmacam%252Bbunga.jpg&container=blogger&gadget=a&rewriteMime=image%2F*" with "https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjD_ykZDnxgPQXGiXZbNXpg3b4WWTdUgIVDRL_t7xvHC8cJN6wNR-gHkuIungSmMVj9RqjDE-FKxacQAn6Qlid_dfTgk4JWKQykNEUK65oiGbZMUo19eooiGUdkiIy2-fzoVdDymI0JsLMP/s1600/Macam+macam+bunga.jpg" -->Morina Syahmerdanhttp://www.blogger.com/profile/17396395893991202894noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8687695459015675581.post-30562972264886156642015-04-07T14:58:00.001-07:002015-04-14T18:16:39.744-07:00بسم الله<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="text_exposed_root text_exposed" dir="rtl" id="id_55244e4f8823b7d44448901" style="display: inline; text-align: right;">
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;"><span style="line-height: 18px;">Hari2 terus berjalan</span></span><br />
<br />
<span style="font-size: large;">Waktu meninggalkan kita dgn cepat</span><br />
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;"><span style="line-height: 18px;">Umur terus bertambah</span></span><br />
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;"><span style="line-height: 18px;"><br /></span></span></div>
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;"><span style="background-color: cyan;"><span aria-live="polite" class="fbPhotosPhotoCaption" data-ft="{"tn":"K"}" id="fbPhotoSnowliftCaption" style="display: inline; line-height: 18px; outline: none; width: auto;" tabindex="0">
</span><span aria-live="polite" class="fbPhotosPhotoCaption" data-ft="{"tn":"K"}" id="fbPhotoSnowliftCaption" style="display: inline; line-height: 18px; outline: none; width: auto;" tabindex="0"></span></span></span>
<span style="font-size: large;">Ada yg berubah makin baik</span><span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;"><span style="background-color: cyan;"><span aria-live="polite" class="fbPhotosPhotoCaption" data-ft="{"tn":"K"}" id="fbPhotoSnowliftCaption" style="display: inline; line-height: 18px; outline: none; width: auto;" tabindex="0">
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
</span><span aria-live="polite" class="fbPhotosPhotoCaption" data-ft="{"tn":"K"}" id="fbPhotoSnowliftCaption" style="display: inline; line-height: 18px; outline: none; width: auto;" tabindex="0"><div style="text-align: left;">
Ada yg berubah makin buruk</div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
</span><span aria-live="polite" class="fbPhotosPhotoCaption" data-ft="{"tn":"K"}" id="fbPhotoSnowliftCaption" style="display: inline; line-height: 18px; outline: none; width: auto;" tabindex="0"><div style="text-align: left;">
Ada yg biasa2 saja</div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
</span><span aria-live="polite" class="fbPhotosPhotoCaption" data-ft="{"tn":"K"}" id="fbPhotoSnowliftCaption" style="display: inline; line-height: 18px; outline: none; width: auto;" tabindex="0"><div style="text-align: left;">
Akhirat menunggu kita</div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
</span><span aria-live="polite" class="fbPhotosPhotoCaption" data-ft="{"tn":"K"}" id="fbPhotoSnowliftCaption" style="display: inline; line-height: 18px; outline: none; width: auto;" tabindex="0"><div style="text-align: left;">
Tempat terakhir mana yg kita ukir</div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
Tempat abadi NERAKA atau SURGA</div>
</span></span></span><br /><br /><br /><br /><br /><br /><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj0-VpQE-ibFfu4iB-MxQGgeKcN9oDlUriXsr-3gAEaA0mmhwnqPQp7fliAwvrH5N-N2jV0u_DV0oGxyMKLL6BK3liWNyVDf3qrdcALVXTBWztB5E50NwANw0vbR1qE6WpPv99VskZiqGk1/s1600/ina+p.JPG"><img border="0" height="425" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj0-VpQE-ibFfu4iB-MxQGgeKcN9oDlUriXsr-3gAEaA0mmhwnqPQp7fliAwvrH5N-N2jV0u_DV0oGxyMKLL6BK3liWNyVDf3qrdcALVXTBWztB5E50NwANw0vbR1qE6WpPv99VskZiqGk1/s1600/ina+p.JPG" width="640" /></a><br /><span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;"><br /><a href="https://www.facebook.com/#"></a></span></div>
<span class="fullpost">
</span></div>
<!-- Blogger automated replacement: "https://images-blogger-opensocial.googleusercontent.com/gadgets/proxy?url=http%3A%2F%2F2.bp.blogspot.com%2F-qCT5X-M_AJw%2FVSSjcnCN3yI%2FAAAAAAAAAng%2FAiRZi98u-RY%2Fs1600%2Fina%252Bp.JPG&container=blogger&gadget=a&rewriteMime=image%2F*" with "https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj0-VpQE-ibFfu4iB-MxQGgeKcN9oDlUriXsr-3gAEaA0mmhwnqPQp7fliAwvrH5N-N2jV0u_DV0oGxyMKLL6BK3liWNyVDf3qrdcALVXTBWztB5E50NwANw0vbR1qE6WpPv99VskZiqGk1/s1600/ina+p.JPG" -->Morina Syahmerdanhttp://www.blogger.com/profile/17396395893991202894noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8687695459015675581.post-21176413767440304382015-04-07T14:47:00.003-07:002015-04-14T18:39:17.494-07:00TANPA JUDUL<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="_5pbx userContent" data-ft="{"tn":"K"}" style="overflow: hidden;">
<div class="text_exposed_root text_exposed" id="id_55244de47ff950140983585" style="display: inline;">
<div style="margin-bottom: 6px;">
<br /><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi5vUqSHeQa2sCpZZmON5Iti3cCaITvrzg9guLEhDm3NZoZsgbkDvK1Xe-2i3BYWxVFwOLjWGKEsVkPTPBuIWJyfcYIYMvAjx3rYeYNRK5RH2qwxsi-477MVJdIrCnnNdm-uKsieBcLJApP/s1600/op.jpg"><img border="0" height="449" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi5vUqSHeQa2sCpZZmON5Iti3cCaITvrzg9guLEhDm3NZoZsgbkDvK1Xe-2i3BYWxVFwOLjWGKEsVkPTPBuIWJyfcYIYMvAjx3rYeYNRK5RH2qwxsi-477MVJdIrCnnNdm-uKsieBcLJApP/s1600/op.jpg" width="640" /></a><br /><br /><br />
<a name='more'></a><span style="font-family: Times, Times New Roman, serif; font-size: large;"><br /><br />Hidup ana berubah dari hari kehari<br />Ana berusaha meraihMu walau jauh<br />Ana selalu ingin dekat denganMu<br />Ana sedih dan bingung tanpa Mu<br />Semua masalah ana selesai dgn Mu<br />Sakit ana tak terasa kalau Engkau selalu ada.<br />Ana gantungkan setinggi2nya untukMu<br /><br />CINTA ANA UNTUK ALLAH SEMATA</span></div>
<div class="text_exposed_show" style="background-color: white; color: #141823; display: inline; line-height: 1.38;">
<div style="font-family: helvetica, arial, 'lucida grande', sans-serif; font-size: 14px;">
<br /></div>
</div>
</div>
</div>
<div style="background-color: white; color: #141823; font-family: helvetica, arial, 'lucida grande', sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16px;">
<div data-ft="{"tn":"H"}">
<div class="mtm" style="margin-top: 10px;">
<div class="_5cq3" data-ft="{"tn":"E"}" style="position: relative;">
<a ajaxify="https://www.facebook.com/photo.php?fbid=1028832643798920&set=a.170746279607565.43836.100000165817666&type=1&src=https%3A%2F%2Fscontent-sin.xx.fbcdn.net%2Fhphotos-xpa1%2Fv%2Ft1.0-9%2F65562_1028832643798920_2780645965519757047_n.jpg%3Foh%3Da02d1fbb04265b94efeb4f9e9b153f68%26oe%3D55A41D68&size=900%2C634&player_origin=profile" class="_4-eo _2t9n" href="https://www.facebook.com/photo.php?fbid=1028832643798920&set=a.170746279607565.43836.100000165817666&type=1" rel="theater" style="-webkit-box-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.0470588) 0px 1px 1px; color: #3b5998; cursor: pointer; display: block; position: relative; text-decoration: none; width: 487px;"></a></div>
</div>
</div>
</div>
<span class="fullpost">
</span></div>
<!-- Blogger automated replacement: "https://images-blogger-opensocial.googleusercontent.com/gadgets/proxy?url=http%3A%2F%2F3.bp.blogspot.com%2F-VXrmi93RbA4%2FVSRQRDFnkHI%2FAAAAAAAAAnE%2FkobAqxuz1X0%2Fs1600%2Fop.jpg&container=blogger&gadget=a&rewriteMime=image%2F*" with "https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi5vUqSHeQa2sCpZZmON5Iti3cCaITvrzg9guLEhDm3NZoZsgbkDvK1Xe-2i3BYWxVFwOLjWGKEsVkPTPBuIWJyfcYIYMvAjx3rYeYNRK5RH2qwxsi-477MVJdIrCnnNdm-uKsieBcLJApP/s1600/op.jpg" -->Morina Syahmerdanhttp://www.blogger.com/profile/17396395893991202894noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8687695459015675581.post-54050931295322105092014-09-08T13:45:00.001-07:002014-09-08T13:45:59.853-07:00MENJAWB SYUBHAT BOLEHNYA UCAPKAN SELAMAT NATAL OLEH TOKOH TOKOH ORMAS ISLAM<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiyoyF2KaHl9W_4-c_v9-s4OjV9lAVPf3_Y3XZ7FM5DloBG6YKeuFr0NRrYPoPpyJ0yQ1iJ2U6Pj9pmLNM-oDwS-gDaKZAs_sYkjggY2K0Yoz0G-oAeKC67zJ_3xyP66cGzuKYgU0aIkK74/s1600/222.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiyoyF2KaHl9W_4-c_v9-s4OjV9lAVPf3_Y3XZ7FM5DloBG6YKeuFr0NRrYPoPpyJ0yQ1iJ2U6Pj9pmLNM-oDwS-gDaKZAs_sYkjggY2K0Yoz0G-oAeKC67zJ_3xyP66cGzuKYgU0aIkK74/s1600/222.jpg" /></a></div>
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Massalah:Ada beberapaUstadz bahkan Ahli Tafsir Ternama sprti Prof Dr.Quraisy Shihab,yg meng-kan Ucapkan "Selamat Natal".Alasannya.Kisah Kelahiran 'Isa ibnu Maryam dlm Qs.19: 16-33.I.JAWABAN ATAS SYUBHAT (KERANCUAN) PENDAPAT YG BATHIL DI ATAS:1.Betapa jauhnya tafsir ini dari kebenaran ilmiah.Dan ini pemutarbalikkan ayat2 Allah sesuai hawa nafsu.Ini pem-bodohan Ummat Islam dan merusak Aqidah mrk.(2).Ayat 16-29 menceritakan tentang proes dan waktu kelahiran Nabi 'Isa.Dimana Beliau dilahirkan di Musim Kurma sdg berbuah lebat,maka yg pasti bukan bln Desember.Sedangkan dlm Aqidah/Iman Kristaiani Yesus lahir pada bln Desember.Jadi Al Qur'an dan Aqidah/Iman Kristiani saling bertentangan.Mana yg benar & mana yg bathil? Yg benar adalah Al Qur'an.Yg bathil adalah yg bertentangan dg Al Qur'an.Maka bila anda mengucapkan "Selamat Natal" berarti anda membenarkan Aqidah/Iman Kriatiani yaitu 25 Desember dan anda Mengingkari atau mendustakan Kalam Allah dlm Al Qur'an di atas. (3).Ayat 30, menjelaskan bhwa 'Isa 'alaihis salaam sbg Nabi, Rasul & manusia biasa yg di-muliakan Allah.Sedangkan dlm Aqidah/Iman Kristiani 'Isa yg dinamai Yesus adalah ANAK TUHAN ATAU BAHKAN TUHAN.Qs.9:30,5:72Ayat di atas menolak Aqidah/ Iman Kristiani yang Ghulu (ber lebih2an) terhadap Nabi Isa yg diyakini sbg anak Allah bahkan Tuhan bersama Allah.Qs.4:171- 172.Maka bila Anda mengucapkan "Selamat Natal",berarti anda membenarkan 'Isa adalah anak Allah yg dilahirkan pada 25 Desember & anda mengingkari Kalam Allah Qs.112:1-4.(4).Ayat 31 menjelaskan bhw Nabi 'Isa ibadahnya sama dg Ibadah kita yaitu Shalat dan zakat.Sedangkan Ibadah Nasrani adalah nyanyi2.Maka bila anda mengucapkan "Selamat Natal",berarti anda membenarkan cara Ibadah Kristiani yg menyelisihi cara ibadah Para Nabi & Rasul.Ibadah Para Nabi & Rasul,lihatQs.14:37,40,19:54-55,21:72-73,20:14,10:87.dll.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">(5.a).Kata "Assalaamu 'Alayya" pada Qs.19:33,di atas adalah doa Isa kepada Allah utk diri-nya sendiri,bukan ucapan selamat dari Allah untuknya.(5.b).Kata Assalaamu" di atas bukanlah ucapan selamat seperti yang biasa dicapkan atas kelahiran dsb, yang dalam istilah arab adalah "Tahniyah" yang bermakna turut gembira, ykni ungkapan kegemberiaan lawan dari "Ta'ziyah" yaitu ungkapan duka cita atau bela sungkawa. (5.c).Kata Assalaam bermakna "Keselamatan" yang diucapkan tatkala bertemu "Assalamu 'Alaikum" yang berarti "Keselamatan atas kalian" dan bukan bermakna turut ber- gembira.Dalam kebiasaan orang Arab,bila ada yang sakit mereka katakan:"Salaamaat" yang bermakna doa:"Semoga selamat dari sakit".Bukan bermakna selamat merasakan sakit. (6).'Isa dan ibunya yg disebut pada ayat ayat di atas adalah 'Isa & ibunya yang menganut Aqidah Tauhid bukan seorang yang Musyrik atau mendakwah kan kepada kesyirikan seperti Iman Kristiani.Qs.5:72-75.5:116-118(7).Jelas bahwa pada ayat2 di atas tdk ada satupun ayat yg mengisyaratkn atau mengindi-kasikan bolehnya kita meng-ucapkanan:"Selamat Natal" kepada ummat Nashrani. (8).Tidak ada seorangpun Ahli Tafsir yang Mu'tabar (yg dikenal) dalam dunia Tafsir Al Qur'an yang menafsirkan ayat di atas sebagai dalil ucapan 'Selamat Natal' kecuali Prof.DR Quraisy Shihab saja dalam bukunya: 'Membumikan Al Qur'an'. (9).Kalau mau mendoakan atau ucapan selamat kepada Isa, maka Isa sesuai Al Qur'an yaitu sebagai hamba Allah,maka cukup ketika menyebut Nama Nabi 'Isa kita sertai dg 'Alaihis Salam.Bukan seperti yang diyakini dalam theologi Kristiani,yaitu 'Anak Tuhan' dan dilahirkan tgl 25 Des.Catatan.1.Simpan Postingan ini utk Natal Natal Selanjutnya.2.Harap tidak membalas Postingan ini dalam bentuk apapun.Kecuali kalau mau balas dengankasih hadiah uang.Insyaa Allah diterima.:) :D =))</span></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">II.HUKUM UCAPAN SELAMAT</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> NATAL.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">(1).Dalam Islam hubungan antar individu & masyarakat ada dua:</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">a.Hubungan Mua'amalah,yang bersifat keduniaan.Maka ini boleh selama tidak ada perkara parkara yang diharamkan di dalamnya.Seperti:'dagang,bertetangga dll.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">b.Agama & Aqidah.Maka dlam hal ini haram.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">(2).Dalil dalil umum tentang berbuat baik kpd manusia.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Qs.16:90.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> إن الله يأمر بالعدل وألاحسان </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">"Sesungghnya Allah menyuruh kalian berlaku adil dan berbuat baik...." </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Qs.2:195.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> ...... واحسنواإن الله يحب المحسنين </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">"....dan berbuat baiklah!Se-sungguhnya Allah mencintai orang yang berbuat baik".</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Qs.2:83,</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> وبألوالدين إحساناوذي القربئ وليتأما و </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> المساكين وقولوا للنيس حسنا </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">"....dan berbuat baiklah kepada</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">kedua orang tua,kaum kerbat, anak yatim,orang miskin.Dan</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">bertutur akatalah kepada manusia dengan baik...".</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Qs.60:8-9.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">"Allah tidak melarang kalian berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang2 yang tidak memerangi kalian dalam urusan agama dan tidak meng-usir kalian dari kampung halaman kalian.Sesungguhnya Allah mencintai orang2 yang berlaku adil.....</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">(3).Dalil umum di atas tidak menghalalkan perkara khusus yang sudah diharamkan Allah untuk ummat Islam dalam hubungan dengan orang2 kafir.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">(3a.).Larangna menjadikan orang2 Kafir sbg pemimpin atau kawan setia.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Qs.3:118,4:89,144,5:51,57,9:23.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">(3b).Larangan menikah dengan orang2 Kafir.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Qs.2:221,60:9.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">(3c).Dalam perkara agama dan Ibadah.Qs.109:1-6.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">(3d).Larangan tolong menolong dalam dosa.Qs.5:2.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">(3.e).Larangan memulai mem-beri Salam kepada Orang Kafir</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Nabi shllallahu 'alaihi wasaalm bersabda:</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> لا تبدوا اليهود ولا النصرئ بأ السلام </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> (رواه مسلم)</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">"Janganlah kalian memulai mengucapakan Salam kepada Yahudi dan Nashrani".(HSR. Muslim).</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> إذا سلم عليكم أهل الكتاب فقولوا: وعليكم </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">"Apabila ahli kitab (Yahudi & Nashrani) mengucapkan salam maka jawablah: Wa'alaikum"</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">(HSR.Muttafaq 'alaih.Bukhari 6252.Muslim 2163).</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">(4).NATAL ADALAH MASAALAH AGAMA/AQIDAH. Fakta dan Dalil Syari'at:(4.a).Natal adalah salah satu pokok dari Aqidah/Iman Krtistiani.Yaitu hari Perayan lahirnya Yesus ('Isa),yang diyakini sebagai salah satu unsur Ketuhanan (Tirinitas).Ini adalah kekufuran dan kesyirikan yang besar.Qs.5:72- 75.(4.b).Natal itu ibadah Mahdhah(Ibadah Pokok),yaitu 'Ied (Hari Raya).Di dalamnya Umat Nashrani mengadakan rtitual/ibadah menyembah TUHAN YANG MEMILIKI ANAK dan juga ibadah Yang dipersembah kan untuk memuji "YESUS ANAK TUHAN.Semua keyakin-an di atas adalah Syirik,dan Syirik adalah Dosa Besar. Qs.4:48,31:13.Kita wajib berpaling dari orang musyrik.Qs.6:106,162-163.(4.c).Keyakinan dan ritual di atas adalah Penghinaan kepda Allah.Sampai sampai langit hampir runtuh karena ucapan dan keyakinan Krtistiani di atas.Qs.19:88-92.(4.d).Isa yang diyakini dalam Iman Kristiani adalah mati di tiang Salib.ini dusta yang besar krn menayalahi Kalam Allah Qs.4:157-158.(5).Allah Ta'ala melarang kita menyatkan suka cita dan rasa cinta kepada orang yang lebih mencintai kekafiran.Qs.9:23.(6).Ummat Islam wajib menyatakan Baraa' (berlepas diri) dari kesyirikan dan orang orang musyrik.sebgaimana yang dinyatakan Nabyullah Ibrahim 'alaihis Salam,kepada kaumnya.Qs.4:125,3:95,60:4. (7).Karena Syirik adalah dosa besar,dan kita wajib menyata kan Baraa darinya,maka kita diharamkan Ta'aawun di dalamnya.Qs.5:2.Mengucapkan selamat bagian dari Ta'aawun.(8).Kalau salam yg tdk ada kaitan dengan Aqidah,hanya ucapan penghormatan dan doa di luar Agama & Aqidah saja Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam melarang kita tdk boleh mendahului,apalagi ucapan "Selamat Natal".(9).Pantaskah Secara Moral Imani,seorang menucapkan sesuatu kepada KEDUSTAAN KEPADA ALLAH TA'LA?Pantaskah seorang Muslim mengucapkan selamat kepada Keyakinan bahwa Isa ibnu Maryam 'alaihis Salaam sebagai Anak Allah atau Bahakan Tuhan? Padahal ini perkara Besar Yang akan Allah Tanyakan kepada Nabi 'Isa di hari Kiamat?.Qs.5:116-118.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">(10).Bagi anda yang mengikuti ucapan Ustadz & Tokoh Ormas spt ini,silahkan tetapi anda kelak pada Hari Kiamat ikut bertanggung jawab atas pilihan anda untuk Taqlid kepda Ustadz/Tokoh2 spt itu. Qs.33:66-68.Catatan:"Harap Jgn Balas Postingan Ini!</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Pertanyaan saya buat Anda Semua:
1.Kalau ada suatu Komunitas Menghina & Meremehkan Kehormatan Ayah atau Ibumu, Dengan Mayakini bahwa Ayah atau ibumu Berzina dan Punya Anak di luar Nikah.Atau Keyakinan Yang Semisal di atas.Dan Kayakinan itu Suatu Keyakinan Mutlak.
2.Kemudian. Komunitas Tsb Merayakan Upacara yang diyakini sebagai Ritual,Tetapi Sesungguhnya Ritual itu Utk Melegalkan/Pembenaran atas Sangkaan Mrk Terhadap Ayah & Ibumu Spt di atas.
3.Apakah Anda akan Ucapkan "Selamat Atas Ritual" Itu?"
4.Kalau Anda jawab:Iya,saya akan Ucapan Selamat,maka saya hanya bisa ucapkan Wallaahu Musta'an!
Kalau Anda Menjawab:"Tidak Akan Krn Mrk Telah Berbuat Nista Terhadap Ayah Atau Ibuku!Kalau Saya Ucapakan Selamat Kepada Ritual Mrk Berarti Saya Ikut Mengina Ayah Atau Ibu Saya Dong!
Maka saya katakan: "Bukankah Seorang Mukmin Lebih Menjaga Kehormatan Allah daripada Ayah atau Ibunya?
5.Bagaimana Kalau Keesaan (Tauhidullah) & Kehormatan Allah direndahkn dengan Tuduhan Allah Punya Anak? Dan Allah Menyangkalnya berkali kali dlm KitabNya? 6.Bukankah Natal Itu Salah Satu Ritual Yg Mereduksi Keesaan Allah (Tauhidullah)?
Coba Renungi Permisalan ini!</span></div>
</div>
Morina Syahmerdanhttp://www.blogger.com/profile/17396395893991202894noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8687695459015675581.post-76851852041045762542013-12-21T15:48:00.001-08:002013-12-21T15:48:15.737-08:00Islam Sangat Lengkap Dan Telah Mengatur Terkait Perselisihan Umatnya<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div dir="ltr">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi4YIHNOHd6Ppfic6Po42QpQyO6MUOYvmzR2yKFyQf_PLRx7sXtAPBeWUpVC7J8aCI_ZG759TGhY-vdRwYdi0M7C48HNn5xJLxhBoTeJEGcf2K4f_qoBjMqmqGQBF0zSQnCF2XufMJmMBbL/s1600/02.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi4YIHNOHd6Ppfic6Po42QpQyO6MUOYvmzR2yKFyQf_PLRx7sXtAPBeWUpVC7J8aCI_ZG759TGhY-vdRwYdi0M7C48HNn5xJLxhBoTeJEGcf2K4f_qoBjMqmqGQBF0zSQnCF2XufMJmMBbL/s1600/02.jpg" /></a><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi4YIHNOHd6Ppfic6Po42QpQyO6MUOYvmzR2yKFyQf_PLRx7sXtAPBeWUpVC7J8aCI_ZG759TGhY-vdRwYdi0M7C48HNn5xJLxhBoTeJEGcf2K4f_qoBjMqmqGQBF0zSQnCF2XufMJmMBbL/s1600/02.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi4YIHNOHd6Ppfic6Po42QpQyO6MUOYvmzR2yKFyQf_PLRx7sXtAPBeWUpVC7J8aCI_ZG759TGhY-vdRwYdi0M7C48HNn5xJLxhBoTeJEGcf2K4f_qoBjMqmqGQBF0zSQnCF2XufMJmMBbL/s1600/02.jpg" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Bagi para follower Ahmad Dhani yang kebanyakan remaja perlu waspada, ucapan Ahmad Dhani jika salah dan melanggar aturan syariat maka kembalikan kepada Al Quran dan As Sunnah. Islam adalah agama seluruh nabi dan rasul 'alaihimus Shalatu wassalam . Mereka semua datang mendakwahkan Islam. Karena Islam dalah satu-satunya agama yang Allah ridhai bagi hamba-hamba-Nya. Dia tidak akan menerima satu agama dari seseorang, kecuali agama Islam. Siapa yang beragama dengan selainnya ia pasti merugi.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Allah Ta’ala berfirman,</span></div>
<br />
<div dir="ltr">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">ﺇِﻥَّ ﺍﻟﺪِّﻳﻦَ ﻋِﻨْﺪَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺍﻟْﺈِﺳْﻠَﺎﻡُ</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<br />
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">“ Sesungguhnya agama (yang diridai) di sisi Allah hanyalah Islam. ” (QS. Ali Imran: 19)</span></div>
<div dir="ltr">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">ﻭَﻣَﻦْ ﻳَﺒْﺘَﻎِ ﻏَﻴْﺮَ ﺍﻟْﺈِﺳْﻠَﺎﻡِ ﺩِﻳﻨًﺎ ﻓَﻠَﻦْ ﻳُﻘْﺒَﻞَ ﻣِﻨْﻪُ ﻭَﻫُﻮَ ﻓِﻲ ﺍﻟْﺂَﺧِﺮَﺓِ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﺨَﺎﺳِﺮِﻳﻦَ</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<br />
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">“ Barang siapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi. ” (QS. Ali Imran: 85)</span></div>
<div dir="ltr">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">“Janganlah kalian termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah, yaitu orang-orang yang memecah - belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka.” (Ar-Rum: 31-32)</span></div>
<br />
<div dir="ltr">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Lantas bagaimana jika terjadi perselisihan? Langkah apakah yang semestinya dilakukan?</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">“Jika kalian berselisih tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah danRasul-Nya, jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” [An-Nisa’ : 59]</span></div>
<br />
<div dir="ltr">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Di sinilah Islam mengatur dan memberikan petunjuk pada umatnya, yakni apabila kita berselisih maka segera kembalikan kepada Allah (al-Qur’an) dan Rasul-Nya (Sunnah).</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Imam as-Suyuthi berkata:</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">“Kemudian al-Baihaqi mengeluarkan suatu riwayat dengan sanadnya dari Maimun bin Marhan tentang firman Allah (diatas). Maksud “mengembalikan kepada Allah” dalam ayat ini adalah mengembalikan kepada kitab-Nya yaitu Al-Qur’an, sedangkan mengembalikan kepada Rasul Shallallahu ‘alaihi wa sallam, jika beliau telah wafat “adalah kembali kepada Sunnah beliau” [Miftahul Jannah fii-Ihtijaj bi As-Sunnah (edisi Indonesia); hal. 36-46]</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Kata “sesuatu” di ayat ini bentuk nakirah dalam konteks syarth (syarat), sehingga meliputi seluruh perselisihan</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">kontradiktif baik dalam ushul (urusan pokok) ataupun</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">furu’ (urusan cabang). Tafsir ini sebagaimana diungkapkan oleh Al-‘Allamah Muhammad Al-Amin Asy-Syinqithy dalam Adhwa’ul Bayan (1/ 333).</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Hafizh Ibnu Katsir berkata, “Ini adalah perintah dari Allah Azza wa Jalla, bahwa segala perkara yang diperselisihkan oleh manusia, yang berkaitan dengan ushuldan furu’ agama wajib dikembalikan kepada al-Qur`an dan sunnah. Sebagaimana firman Allah, “Tentang sesuatu apa pun kamu berselisih maka putusannya terserah kepada Allah.” (Asy-Syura: 10).</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Maka apa yang ditetapkan oleh kitabullah dan sunnah rasulNya dan diakui keabsahannya oleh keduanya maka itulah kebenaran dan tidak ada sesudah kebenaran melainkan kesesatan. Surat an-Nisa’: 59 tersebut menunjukkan bahwa siapa yang tidak berhakim dalam persoalan yang diperselisihkan kepada al-Qur`an dan sunnah dan tidak merujuk kepada keduanya dalam hal itu maka dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata: “Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan untuk taat kepadaNya dan taat kepada RasulNya. Allah mengulangi kata kerja (yakni: ta’atilah!) sebagai pemberitahuan bahwa mentaati RasulNya wajib secara mutlak, dengan tanpa meninjau (mengukur) apa yang beliau perintahkan dengan al- Qur’an. Bahkan jika Beliau memerintahkan, maka wajib ditaati secara mutlak, baik yang beliau perintahkan itu terdapat dalam Al Qur’an ataupun tidak. Karena sesungguhnya, Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam diberi al-Qur’an danyang semisalnya”. [I’lamul Muwaqqi’in (1 atau 2/46), Penerbit Darul Hadits, Kairo, Th. 1422 H]</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Imam Ibnul Qayyim rahimahullah juga berkata:</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">“Kemudian Allah memerintahkan orang-orang beriman agar mengembalikan permasalahan yang mereka perselisihkan kepada Allah dan RasulNya, jika mereka benar-benar orang-orang yang beriman. Dan Allah memberitahu mereka, bahwa hal itu lebih utama bagi mereka di dunia ini, dan lebih baik akibatnya di akhirnya. Ini mengandung beberapa perkara.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Pertama : Orang-orang yang beriman terkadang berselisih pada sebagian hukum-hukum. Perselisihan pada sebagian hukum tidak mengakibatkan mereka keluar dari keimanan (tidak kufur), jika mereka mengembalikan masalah yang mereka perselisihkan kepada Allah dan RasulNya, sebagaimana yang Allah syaratkan. Dantidak disanksikan lagi, bahwa satu ketetapan hukum yang diterikat dengan satu syarat, maka ketetapan itu akan hilang jika syaratnya tidak ada.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Kedua : Firman Allah “Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu”, maksudnya mencakup seluruh masalah yang diperselisihkan oleh orang-orang yang beriman, berupa masalah agama, baik kecil atau yang besar, yang terang dan yang samar.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Ketiga : Manusia telah sepakat bahwa mengembalikan kepada Allah maksudnya mengembalikan kepada kitabNya. (Dan) mengembalikan kepada RasulNya adalah mengembalikan kepada diri Beliau di saat hidupnya dan kepada Sunnahnya setelah wafatnya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Keempat : Allah menjadikan “mengembalikan apa yang mereka perselisihkan kepada kepada Allah dan RasulNya” termasuk tuntutan dan konsekuensi iman. Sehingga jika itu tidak ada, imanpun hilang. [Diringkas dari I’lamul Muwaqqi’in (2/47-48), Penerbit Darul Hadits, Kairo, Th. 1422 H]</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Allah berfirman: “Maka demi Råbbmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.” (An-Nisaa: 65)</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata:</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">“Dan sungguh keduanya (menentang Rasul dan mengikuti selain jalannya orang-orang mukmin) adalah saling</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">terkait, maka siapa saja yang menentang Rasul sesudah</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">jelas baginya kebenaran, pasti ia telah mengikuti selain jalan orang-orang mukmin. Dan siapa saja yang</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">mengikuti selain jalan orang-orang mukmin maka ia telah menentang Rasul sesudah jelas baginya kebenaran.” [Majmu’ Fatawa, 7/38].</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Demikianlah adab berselisih dalam Islam, sewajarnya kita mematuhi apa yang telah dituntunkan Allah dan Rasul-Nya kepada kita. Bukan mengikuti pendapat artis. Allahu</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">A’lam [jabir/hudzaifah/voa-islam.com]</span></div>
</div>
Morina Syahmerdanhttp://www.blogger.com/profile/17396395893991202894noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8687695459015675581.post-45651657909931588162013-11-14T14:47:00.000-08:002013-11-14T15:03:07.097-08:00AL-QURAN BUKAN UNTUK ORANG MATI<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgvjEENf8tt5MGcwNZ9S5PaoG217b25RQc7XLKhGekF_mRxNBwRV2MVFx_gbT0RkpfezDyMbZLI4Kqjz8OQavbAXGFLdcyoF9CDr7Sob-HXAukeo03kjorIZPOqLJRbREQhFVTrfyTibI5U/s1600/cactus_flowers1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgvjEENf8tt5MGcwNZ9S5PaoG217b25RQc7XLKhGekF_mRxNBwRV2MVFx_gbT0RkpfezDyMbZLI4Kqjz8OQavbAXGFLdcyoF9CDr7Sob-HXAukeo03kjorIZPOqLJRbREQhFVTrfyTibI5U/s320/cactus_flowers1.jpg" width="320" /></a></div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Adalah kebiasaan di beberapa daerah, orang membaca kitab suci al-Qurân –atau membaca surat Yâsin- kemudian pahalanya dihadiahkan untuk orang yang telah mati. Bahkan sebagian orang, ada menyewa atau membayar seseorang atau sekelompok orang untuk membaca al-Qurân dan menghadiahkan pahalanya kepada keluarganya yang telah meninggal dunia. Pembacaan al-Qurân ini terkadang dilakukan di rumah duka, di kuburan atau lainnya. Benarkah perbuatan mereka itu menurut syariat Islam? </span></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Membaca al-Qurân untuk orang mati tidak dibenarkan dalam agama Islam dengan alasan-alasan sebagai berikut :</span></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<ul>
<li style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Membaca al-Qurân lalu menghadiahkan pahalanya untuk orang yang telah mati tidak pernah dikerjakan oleh Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam , para sahabat dan para tabiin. Sementara kewajiban kita dalam beragama adalah mengikuti petunjuk, bukan membuat perkara baru. Allâh Azza wa Jalla berfirman :</span></li>
</ul>
<br />
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: right;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ</span></div>
<div dir="rtl" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Katakanlah, Jika kamu (benar-benar) mencintai Allâh, ikutilah aku, niscaya Allâh mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. [Ali Imrân/3:31]</span></blockquote>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: right;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا</span></blockquote>
<div dir="rtl" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<blockquote class="tr_bq">
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Sesungguhnya pada (diri) Rasûlullâh itu telah ada suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allâh dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allâh. [Al-Ahzâb/33:21]</span></div>
</blockquote>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
</div>
<ul>
<li style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Orang yang membolehkan membaca al-Qurân lalu menghadiahkan pahalanya untuk orang yang telah mati, dia harus mendatangkan dalil dari al-Qurân atau as-Sunnah. Jika dia tidak bisa mendatangkan dalil, berarti dia telah berbicara tentang agama tanpa dasar ilmu.</span></li>
</ul>
<br />
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<blockquote class="tr_bq">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Allâh Subhanahu wa Taala berfirman :</span></blockquote>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: right;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">قُلْ إِنَّمَا حَرَّمَ رَبِّيَ الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ وَالْإِثْمَ وَالْبَغْيَ بِغَيْرِ الْحَقِّ وَأَنْ تُشْرِكُوا بِاللَّهِ مَا لَمْ يُنَزِّلْ بِهِ سُلْطَانًا وَأَنْ تَقُولُوا عَلَى اللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ</span></blockquote>
<blockquote class="tr_bq">
</blockquote>
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Katakanlah, Rabbku hanya mengharamkan perbuatan yang keji, yang nampak maupun yang tersembunyi, dan perbuatan dosa, melanggar hak manusia tanpa alasan yang benar, (mengharamkan) mempersekutukan Allâh dengan sesuatu yang Allâh tidak menurunkan hujjah untuk itu dan (mengharamkan) mengada-adakan terhadap Allâh apa saja yang tidak kamu ketahui (berbicara tentang Allâh tanpa ilmu) [al-Arâf/7:33]</span></blockquote>
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: justify;">
</blockquote>
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Syaikh Abdul Aziz bin Abdullâh bin Bâz rahimahullah mengatakan, Berbicara tentang Allâh tanpa ilmu termasuk perkara terbesar yang diharamkan Allâh. Bahkan itu lebih tinggi dari perbuatan syirik. Karena dalam ayat tersebut Allah Azza wa Jalla mengurutkan perkara-perkara yang diharamkan mulai dari yang paling rendah ke yang paling tinggi. Berbicara tentang Allâh tanpa ilmu, meliputi berbicara (tanpa ilmu) tentang hukum-hukum Allah, syariat-Nya dan agamaNya. Termasuk berbicara tentang nama-nama dan sifat-sifat Allah Azza wa Jalla . Ini lebih besar dosanya daripada berbicara (tanpa ilmu) tentang syariat dan agama Allah Azza wa Jalla .[1]</span></blockquote>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
</div>
<ul>
<li style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Barangsiapa membolehkan membaca al-Qurân untuk dihadiahkan pahalanya buat orang yang telah mati, berarti dia telah membuat syariat yang tidak diidzinkan oleh Allâh Azza wa Jalla. Allah Azza wa Jalla berfirman mengingkari orang-orang musyrik yang mengikuti syariat agama yang tidak diidzinkan oleh Allah:</span></li>
</ul>
<br />
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: right;">
</blockquote>
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: right;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">أَمْ لَهُمْ شُرَكَاءُ شَرَعُوا لَهُمْ مِنَ الدِّينِ مَا لَمْ يَأْذَنْ بِهِ اللَّهُ ۚ وَلَوْلَا كَلِمَةُ الْفَصْلِ لَقُضِيَ بَيْنَهُمْ ۗ وَإِنَّ الظَّالِمِينَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ</span></blockquote>
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: right;">
</blockquote>
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Apakah mereka mempunyai sembahan-sembahan selain Allâh yang mensyariatkan untuk mereka agama yang tidak diizinkan Allâh? Sekiranya tak ada ketetapan yang menentukan (dari Allâh) tentulah mereka telah dibinasakan. [asy-Syûrâ/42: 21]</span></blockquote>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
</div>
<ul>
<li><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Perbuatan tersebut bertentangan dengan firman Allâh Azza wa Jalla :</span></li>
</ul>
<br />
<blockquote class="tr_bq">
</blockquote>
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: right;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">أَلَّا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَىٰ وَأَنْ لَيْسَ لِلْإِنْسَانِ إِلَّا مَا سَعَىٰ</span></blockquote>
<blockquote class="tr_bq">
</blockquote>
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Dan seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya. [an-Najm/53: 38-39]</span></blockquote>
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: justify;">
</blockquote>
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Imam asy-Syaukani rahimahullah berkata, Maksudnya adalah seorang manusia hanya mendapatkan pahala dari usaha dan balasan perbuatannya sendiri. Amalan seseorang tidak bisa mendatangkan manfaat bagi orang lain. Keumuman makna dalam ayat ini dikecualikan dengan semisal firman Allâh Azza wa Jalla :</span></blockquote>
<blockquote class="tr_bq">
</blockquote>
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: right;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">أَلْحَقْنَا بِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ</span></blockquote>
<blockquote class="tr_bq">
</blockquote>
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka. [ath-Thûr/52:21]</span></blockquote>
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: justify;">
</blockquote>
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Dan semisal riwayat tentang syafaat para Nabi dan Malaikat untuk para hamba, doa orang hidup untuk orang-orang yang telah mati dan semacamnya. Orang yang mengatakan bahwa ayat ini mansûkh (hukumnya dihapus) dengan perkara-perkara tadi adalah perkataan yang tidak benar. Karena dalil yang khusus tidak menghapus dalil yang umum, namun hanya mengkhususkannya (mempersempit keumuman maknanya). Sehingga semua dalil yang menunjukkan bahwa manusia bisa mendapatkan manfaat dari selain usahanya sendiri itu adalah dalil yang mengkhususkan keumuman ayat di atas. (Fathul Qadir, tafsir surat an-Najm ayat 39)</span></blockquote>
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: justify;">
</blockquote>
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Adapun membaca al-Qurân lalu pahalanya dihadiahkan buat orang yang telah mati, tidak ada dalil yang menuntunkannya.</span></blockquote>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
</div>
<ul>
<li style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Allah Azza wa Jalla menurunkan al-Qurân sebagai hidayah (petunjuk) bagi manusia. Sehingga orang hidup bisa memanfaatkannya, mengikuti petunjuknya di dunia ini dan mengamalkannya. Di akhirat, orang-orang yang seperti ini akan dituntun oleh al-Qurân menuju surga.</span></li>
</ul>
<br />
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Sedangkan orang yang telah mati, maka amalannya telah terputus, dia tidak mampu menambahi atau mengurangi amalannya.</span></blockquote>
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: justify;">
</blockquote>
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Perbuatan sebagian orang di zaman ini berlawanan dengan kondisi di atas. Ketika masih hidup, mereka meninggalkan al-Qurân, enggan membaca atau mendengarkannya. <span class="Apple-style-span" style="text-decoration: underline;"><i>Mereka lebih suka menyanyi, mendengar musik, menonton film dan hal-hal lain yang tidak bermanfaat di akhirat</i></span>. Jika ada orang mati, mereka membacakan al-Qurân buat jenazah tersebut pada acara pemakamannya atau di kuburnya.</span></blockquote>
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: justify;">
</blockquote>
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Mereka ini ibarat orang mogok makan sampai mati kelaparan. Setelah dia mati, orang-orang mendatanginya membawakan makanan agar dia memakannya. Al-Qurân hanya bermanfaat bagi orang yang hidup selama masih berada di dunia, ladang beramal. Adapun setelah mati, maka dia telah pindah dari fase beramal menuju fase pembalasan amal. Pada waktu itu al-Qurân tidak bermanfaat baginya, karena ketika hidup dia meninggalkan al-Qurân, padahal dia mampu mengambil manfaat darinya. Allâh Azza wa Jalla berfirman :</span></blockquote>
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: justify;">
</blockquote>
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: right;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">إِنْ هُوَ إِلَّا ذِكْرٌ وَقُرْآنٌ مُبِينٌ لِيُنْذِرَ مَنْ كَانَ حَيًّا وَيَحِقَّ الْقَوْلُ عَلَى الْكَافِرِينَ</span></blockquote>
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: justify;">
</blockquote>
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Al-Qurân itu tidak lain hanyalah pelajaran dan kitab yang memberi penerangan. Supaya dia (Muhammad) memberi peringatan kepada orang-orang yang hidup dan supaya pastilah (ketetapan azab) terhadap orang-orang kafir. [Yâsîn/36:69-70]</span></blockquote>
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: justify;">
</blockquote>
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Allâh Azza wa Jalla juga berfirman,</span></blockquote>
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: justify;">
</blockquote>
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: right;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">كَذَٰلِكَ نَقُصُّ عَلَيْكَ مِنْ أَنْبَاءِ مَا قَدْ سَبَقَ ۚ وَقَدْ آتَيْنَاكَ مِنْ لَدُنَّا ذِكْرًا مَنْ أَعْرَضَ عَنْهُ فَإِنَّهُ يَحْمِلُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وِزْرًا خَالِدِينَ فِيهِ ۖ وَسَاءَ لَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حِمْلًا</span></blockquote>
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: justify;">
</blockquote>
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Demikianlah Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) sebagian kisah umat yang telah lalu, dan sesungguhnya telah Kami berikan kepadamu dari sisi Kami suatu peringatan (al-Qurân). Barangsiapa berpaling dari al-Qurân, maka sesungguhnya ia akan memikul dosa yang besar di hari kiamat. Mereka kekal di dalam keadaan itu dan amat buruklah dosa itu sebagai beban bagi mereka di hari kiamat. [Thâha/20:99-101]</span></blockquote>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
</div>
<ul>
<li><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Membaca al-Qurân adalah ibadah dan ibadah itu tauqifiyyah, artinya harus mengikuti tuntunan. Jika seseorang beribadah tanpa tuntunan, berarti dia beribadah kepada Allâh semaunya sendiri, padahal Allâh Azza wa Jalla berfirman :</span></li>
</ul>
<br />
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: justify;">
</blockquote>
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: right;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">أَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَٰهَهُ هَوَاهُ أَفَأَنْتَ تَكُونُ عَلَيْهِ وَكِيلًا أَمْ تَحْسَبُ أَنَّ أَكْثَرَهُمْ يَسْمَعُونَ أَوْ يَعْقِلُونَ ۚ إِنْ هُمْ إِلَّا كَالْأَنْعَامِ ۖ بَلْ هُمْ أَضَلُّ سَبِيلًا</span></blockquote>
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: justify;">
</blockquote>
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya ! Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya ?,Atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami? Mereka itu tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya (dari binatang ternak itu). [al-Furqân/25:43-44]</span></blockquote>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
</div>
<ul>
<li style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Pahala suatu amal belum tentu diraih oleh orang yang mengamalkannya. Bagaimana mungkin ia menghadiahkan sesuatu yang belum pasti kepada orang lain. Karena amalan akan diterima dengan beberapa syarat :</span></li>
</ul>
<br />
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">1. Iman</span></blockquote>
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">2. Ikhlas</span></blockquote>
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">3. Sesuai tuntunan syariat</span></blockquote>
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">4. Bersih dari hal-hal yang membatalkan amal, seperti riyâ, ujub dan lainnya.</span></blockquote>
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Seseorang tidak tahu, apakah amalnya diterima atau tertolak.</span></blockquote>
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: justify;">
</blockquote>
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Ibnu Umar Radhiyallahu anhuma pernah berkata, Jika aku tahu shalatku diterima (oleh Allâh), maka aku benar-benar mengharapkan kematian, karena Allâh Azza wa Jalla berfirman :</span></blockquote>
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: justify;">
</blockquote>
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: right;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللَّهُ مِنَ الْمُتَّقِينَ</span></blockquote>
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: justify;">
</blockquote>
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Sesungguhnya Allâh Azza wa Jalla hanya menerima (amalan) dari orang-orang yang bertakwa. [al-Mâidah/5:27]</span></blockquote>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
</div>
<ul>
<li style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Membaca al-Qurân pada acara kematian atau di depan jenazah atau di kuburan merupakan perkara baru dalam agama, sedangkan semua perkara baru dalam agama adalah bidah dan semua bidah adalah sesat. Rasûlullâh Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:</span></li>
</ul>
<br />
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: justify;">
</blockquote>
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: right;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">أُوصِيكُمْ بِتَقْوَى اللَّهِ وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ وَإِنْ عَبْدًا حَبَشِيًّا فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ بَعْدِي فَسَيَرَى اخْتِلَافًا كَثِيرًا فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِ وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الْمَهْدِيِّينَ الرَّاشِدِينَ تَمَسَّكُوا بِهَا وَعَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الْأُمُورِ فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ</span></blockquote>
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: justify;">
</blockquote>
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Aku wasiatkan kepada kamu untuk bertaqwa kepada Allâh; mendengar dan taat (kepada penguasa kaum muslimin), walaupun seorang budak Habsyi. Karena sesungguhnya barangsiapa hidup setelahku, dia akan melihat perselishan yang banyak. Maka wajib kamu berpegang kepada Sunnahku dan Sunnah para khalifah yang mendapatkan petunjuk dan lurus. Peganglah dan giggitlah dengan gigi geraham. Jauhilah semua perkara baru (dalam agama), karena semua perkara baru (dalam agama) adalah bidah, dan semua bidah adalah sesat. [HR. Abu Dawud no: 4607; Tirmidzi 2676; Ad-Darimi; Ahmad; dan lainnya dari al-Irbâdh bin Sâriyah]</span></blockquote>
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: justify;">
</blockquote>
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Perbuatan tersebut tidak ada tuntunan dari Nabi, dari Khulafaur rasyidin, dari para sahabat, dari tabiin dan dari tabiut tabiin, sehingga hukumnya bidah dan sesat.</span></blockquote>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
</div>
<ul>
<li style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Kalau kita tahu bahwa hal itu bidah, maka pasti tidak ada pahalanya, sebaliknya yang ada adalah dosa. Jika demikian keadaannya, maka menghadiahkan pahala merupakan perkataan dan perbuatan sia-sia. Ini ibarat orang yang menggenggam tangannya yang kosong, lalu dia berkata kepada orang lain yang membutuhkan bantuan, Ambillah!, padahal tangannya kosong.</span></li>
</ul>
<br />
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
</div>
<ul>
<li style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Sesungguhnya semua orang sangat butuh kepada amalannya. Pada hari kiamat nanti, semua orang akan sangat mengkhawatirkan dirinya, akankah amalannya bisa menyelamatkannya?! Masing-masing akan lebih mementingkan dirinya daripada saudaranya atau ibunya atau bapaknya. Jika demikian, berarti orang yang menghadiahkan amalannya seakan dia sudah memastikan bahwa dirinya dijamin aman, tidak rugi dan seakan tidak butuh karunia Allâh Azza wa Jalla . Allâh Azza wa Jalla berfirman :</span></li>
</ul>
<br />
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: justify;">
</blockquote>
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: right;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">فَإِذَا جَاءَتِ الصَّاخَّةُ يَوْمَ يَفِرُّ الْمَرْءُ مِنْ أَخِيهِ وَأُمِّهِ وَأَبِيهِ وَصَاحِبَتِهِ وَبَنِيهِ لِكُلِّ امْرِئٍ مِنْهُمْ يَوْمَئِذٍ شَأْنٌ يُغْنِيهِ</span></blockquote>
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: justify;">
</blockquote>
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Dan apabila datang suara yang memekakkan (tiupan sangkakala yang kedua), pada hari ketika manusia lari dari saudaranya, dari ibu dan bapaknya, dari istri dan anak-anaknya. Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang cukup menyibukkannya. [Abasa/80:33-37]</span></blockquote>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Demikianlah uraian singkat tentang beberapa poin penting berkaitan dengan bacaan al-Qurân yang dihadiahkan pahalanya buat orang yang sudah meninggal. Ada sebagian orang yang berkilah bahwa apa yang dia lakukan itu adalah tradisi atau adat. Namun itu hanya alasan saja, karena yang menjadi tujuannya adalah pahala, sementara yang namanya tradisi atau adat, pelaksanaannya bukan untuk mencari pahala. Kalau tujuannya mencari pahala, berarti itu adalah ibadah. Dan ibadah harus sesuai dengan tuntunan syariat.</span></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Semoga uraian singkat ini bisa bermanfaat dan menggugah kesadaran kita untuk lebih semangat dan waspada dalam melaksanakan ibadah. </span></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"></span></span></div>
<div dir="ltr" style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Oleh</span></div>
<div dir="ltr" style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Ustadz Abu Ismail Muslim al-Atsari</span></div>
<br />
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 07/Tahun XIV/1431/2010M. Penerbit Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo-Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858196]</span></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">_______</span></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Footnote</span></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">[1]. Catatan kaki kitab at-Tanbihatul Lathîfah Ala Ma Ihtawat alaihi al-aqidatul Wasithiyah, hlm. 34, tahqiq Syaikh Ali bin Hasan, penerbit Dar Ibnil Qayyim</span></div>
</div>
Morina Syahmerdanhttp://www.blogger.com/profile/17396395893991202894noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8687695459015675581.post-74926914614771528522013-11-11T20:15:00.001-08:002013-11-12T16:03:35.957-08:00Berhati-hatilah! Istri dan Anak Dapat Menjerumuskan ke Neraka<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgXWX3BqtPT9SHuykPqGZcF5dQpRAWlJ-u3Tr8mqcVpwrHCUQFRgxndDPRnQZ7sM1D2QzlCg-c43NcpPgjhwByjYHsMj3xX4Ru-psXdk-E6wgQPz7H-9cT83ImXm5jXmQeJlAV2gaDVZSjB/s1600/304582_3185010523128_1437887886.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="248" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgXWX3BqtPT9SHuykPqGZcF5dQpRAWlJ-u3Tr8mqcVpwrHCUQFRgxndDPRnQZ7sM1D2QzlCg-c43NcpPgjhwByjYHsMj3xX4Ru-psXdk-E6wgQPz7H-9cT83ImXm5jXmQeJlAV2gaDVZSjB/s640/304582_3185010523128_1437887886.jpg" width="640" /></a></div>
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span>
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Bismillaahirrahmaanirrahiim...</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Suami adalah pemimpin dalam keluarganya. Sebagaimana layaknya seorang pemimpin, ia harus menjadi teladan yang baik dan dia memegang tanggung jawab penuh atas orang-orang yang dipimpinnya. Berhati-hatilah para ayah dan para suami karena istri Anda dan anak-anak Anda dapat menarik kaki Anda masuk ke dalam Neraka tempat siksa yang tak tertandingi.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><div style="text-align: justify;">
Perlu di ingat bahwa dalam ajaran islam, Kewajiban suami sekaligus ayah bukan hanya mencari nafkah saja. Namun banyak kewajiban lainnya, salah satunya menjaga keluarganya dari api neraka. Hendaknya seorang suami sekaligus ayah mengajarkan persoalan-persoalan yang belum diketahui oleh istrinya dan anak-anaknya perihal agama. Atau belajar se-keluarga mendalami ajaran agama bersama-sama, dengan cara menghadiri kajian-kajian agama bersama-sama dan tentunya kajian yang sesuai dengan Al Qur’an dan Hadist berdasarkan pemahaman yang sesuai dengan ajaran Rasulullah Muhammad Shallallahu alaihi wasallam. Kebutuhan untuk memperbaiki kualitas agama sama pentingnya seperti memenuhi kebutuhan terhadap makanan serta pakaian sebab taruhannya adalah kehidupan akhirat Anda dan keluarga Anda.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Allah ta’ala berfirman, (terjemahannya)</div>
<div style="text-align: justify;">
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah diri kalian dan keluarga kalian dari api neraka ” (QS. At-Tahrim: 6)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tidak cukup sekedar itu, kewajiban laki-laki dalam rumahtangganya tidak cukup sebatas mengajarkan ilmu agama saja, tapi suami sekaligus ayah juga harus mewajibkan kepada istrinya dan anak-anaknya untuk dapat melaksanakan semua ilmu agama yang sudah istri dan anak-anaknya ketahui. Suami harus mampu mengontrol dan mengawasi istri dan anak-anaknya agar tidak melakukan perbuatan maksiat dan syirik, sebab seorang suami sekaligus ayah adalah penanggung jawab bagi istri dan anak-anaknya di akhirat kelak. Seorang suami sekaligus ayah diperintahkan menjaga serta mengayomi keluarganya, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. bersabda </div>
<div style="text-align: justify;">
“ Seorang suami adalah pemimpin di rumahnya, dan ia akan diminta pertanggungan jawab tentang kepemimpinannya ” (HR.</div>
<div style="text-align: justify;">
Muttafaq Alaih)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</span><br />
<div style="text-align: left;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Tanggung jawab yang dipegang suami sekaligus ayah <span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;">(laki-laki muslim), juga termasuk dengan bagaimana cara berpakaian istri dan anak-anaknya. Maka dari itulah ada ungkapan bahwa “<i><span class="Apple-style-span" style="text-decoration: underline;">Selangkah anak perempuan keluar dari rumah tanpa menutup aurat, maka selangkah juga ayahnya itu hampir ke neraka</span></i>” dan ungkapan yang lainnya yaitu “<span class="Apple-style-span" style="text-decoration: underline;"><i>Selangkah istri keluar dari rumah tanpa menutup aurat, maka selangkah juga suaminya itu hampir</i></span></span></span></b></div>
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="text-decoration: underline;"><i>ke neraka</i></span>”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Menutup aurat (berhijab) bukanlah budaya negara tertentu. Menutup aurat (berhijab) adalah kewajiban setiap wanita yang mengaku bertuhan satu yaitu Allah azza wa jalla . Menutup aurat (berhijab) bukan hanya wajib bagi istri dan anak perempuan nabi Muhammad, tetapi juga wajib bagi istri orang mukmin dan seluruh</div>
<div style="text-align: justify;">
wanita-wanita beriman.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Terjemahannya:</div>
<div style="text-align: justify;">
“Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang Mukmin: Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.. “ (QS al-Ahzab [33]: 59).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Katakanlah kepada wanita yang beriman, “Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kehormatannya, janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali yang (biasa) tampak padanya. Wajib atas mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya.” (QS an-Nur [24]: 31)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jangan biarkan diri Anda jatuh ke neraka lantaran perbuatan maksiat, kesyirikan dan ketidak patuhan istri dan anak-anak Anda tehadap perintah Allah tuhan yang tunggal sang penguasa semesta alam. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Semoga kita termasuk golongan mukmin dan beriman… </div>
<div style="text-align: justify;">
Aamiin yaa</div>
</span></div>
Morina Syahmerdanhttp://www.blogger.com/profile/17396395893991202894noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8687695459015675581.post-75513815765479370222013-03-19T04:45:00.001-07:002013-04-10T02:26:13.253-07:00MENINGGAL<p>Mendengar saudara kita meninggal, mengigatkan kita akan kematian yang juga mengintai kita.</p>
<p>Apa yang sudah kita persiapkan untuk menyambut kematian itu?</p>
<p>Meninggal dapat dimana saja dan kapan saja.</p>
<p>Saudaraku mari kita siapkan untuk menyambutnya.</p>
<p>Berharap Allah mau melihat wajah kita nantinya dialam yang kita nanti-nanti.</p>
<p>Ya Allah pahala yang ana bawa tidak banyak<br>
Ya Allah dosa yang ana bawa sangat banyak<br>
Ya Allah ampunilah hambamu ini <br>
Ya Allah perbaikilah kesalahan hamba agar hamba dapat berjumpa dengan Mu ya Robb</p>
<p>Ya Allah buatlah hamba tetap istiqomah dalam ajaran islam yang hak ini sesuai dengan yang rasul ajarkan.</p>
<div class='separator' style='clear: both; text-align: center;'> <a href='https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi8p4WwKa4Tjsif6gfKC5ituGWPlY3RUrtr1afPYgli6eyVyt0eNHh_metRrRc6Wec0h-B2lDbs4a7Laqb46XQAKyny_-nlzJMleLwXA_8YbZR7f12xrpUP5DuLl-awH_gFqsx8mVPehcO5/s1600/Photo0045.jpg' imageanchor='1' style='margin-left: 1em; margin-right: 1em;'> <img border='0' src='https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi8p4WwKa4Tjsif6gfKC5ituGWPlY3RUrtr1afPYgli6eyVyt0eNHh_metRrRc6Wec0h-B2lDbs4a7Laqb46XQAKyny_-nlzJMleLwXA_8YbZR7f12xrpUP5DuLl-awH_gFqsx8mVPehcO5/s640/Photo0045.jpg' /> </a> </div>Morina Syahmerdanhttp://www.blogger.com/profile/17396395893991202894noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8687695459015675581.post-27259562494728610462013-03-04T15:36:00.000-08:002013-03-04T15:43:01.957-08:00PRO KONTRA HUKUM IMUNISASI DAN VAKSIN<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Tuntas bagi kami pribadi, saat ini dan “mungkin” sementara karena bisa jadi suatu saat kami mendapat tambahan informasi baru. Kami hanya ingin membagi kelegaan ini setalah berlama-lama berada dalam kebingungan pro-kontra imunisasi. Pro-kontra yang membawa-bawa nama syari’at. Apalagi kami sering mendapat pertanyaan karena kami pribadi berlatar belakang pendidikan kedokteran. Pro-kontra yang membawa-bawa nama syari’at inilah yang mengetuk hati kami untuk menelitinya lebih dalam. Karena prinsip seorang muslim adalah apa yang agama syari’atkan mengenai hal ini dan hal itu.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Sebagai seorang muslim, semua jalan keluar telah diberikan oleh agama islam. Oleh karena itu kami berupaya kembali kepada Allah dan rasul-Nya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: right;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">فَإِن تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللّهِ وَالرَّسُولِ</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">“Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur’an) dan Rasul (sunnahnya),” [An-Nisa-59]</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Sebelumnya kami ingin menyampaikan bahwa imunisasi dan vaksinasi adalah suatu hal yang berbeda dimana sering terjadi kerancuan.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<ul>
<li><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Imunisasi: pemindahan atau transfer antibodi [bahasa awam: daya tahan tubuh] secara pasif. Antibodi diperoleh dari komponen plasma donor yang sudah sembuh dari penyakit tertentu.</span></li>
</ul>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<ul>
<li><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Vaksinasi: pemberian vaksin [antigen dari virus/bakteri] yang dapat merangsang imunitas [antibodi] dari sistem imun di dalam tubuh. Semacam memberi “infeksi ringan”.</span></li>
</ul>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">[Pedoman Imunisasi di Indonesia hal. 7, cetakan ketiga, 2008, penerbit Depkes]</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><b>Pro-kontra imunisasi dan vaksin</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><b><br /></b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Jika membaca yang pro, kita ada kecendrungan hati mendukung. Kemudian jika membaca yang kontra, bisa berubah lagi. Berikut kami sajikan pendapat dari masing-masing pihak dari informasi yang kami kumpulkan.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><b>Pendapat yang kontra: </b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<ul>
<li><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Vaksin haram karena menggunakan media ginjal kera, babi, aborsi bayi, darah orang yang tertular penyakit infeksi yang notabene pengguna alkohol, obat bius, dan lain-lain. Ini semua haram dipakai secara syari’at.</span></li>
<li><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Efek samping yang membahayakan karena mengandung mercuri, thimerosal, aluminium, benzetonium klorida, dan zat-zat berbahaya lainnya yg akan memicu autisme, cacat otak, dan lain-lain.</span></li>
<li><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Lebih banyak bahayanya daripada manfaatnya, banyak efek sampingnya.</span></li>
<li><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Kekebalan tubuh sebenarnya sudah ada pada setiap orang. Sekarang tinggal bagaimana menjaganya dan bergaya hidup sehat.</span></li>
<li><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Konspirasi dan akal-akalan negara barat untuk memperbodoh dan meracuni negara berkembang dan negara muslim dengan menghancurkan generasi muda mereka.</span></li>
<li><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Bisnis besar di balik program imunisasi bagi mereka yang berkepentingan. Mengambil uang orang-orang muslim.</span></li>
<li><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Menyingkirkan metode pengobatan dan pencegahan dari negara-negara berkembang dan negara muslim seperti minum madu, minyak zaitun, kurma, dan habbatussauda.</span></li>
<li><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Adanya ilmuwan yang menentang teori imunisasi dan vaksinasi.</span></li>
<li><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Adanya beberapa laporan bahwa anak mereka yang tidak di-imunisasi masih tetap sehat, dan justru lebih sehat dari anak yang di-imunisasi.</span></li>
</ul>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><b>Pendapat yang pro</b>:</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<ul>
<li><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Mencegah lebih baik daripada mengobati. Karena telah banyak kasus ibu hamil membawa virus Toksoplasma, Rubella, Hepatitis B yang membahayakan ibu dan janin. Bahkan bisa menyebabkan bayi baru lahir langsung meninggal. Dan bisa dicegah dengan vaksin.</span></li>
<li><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Vaksinasi penting dilakukan untuk mencegah penyakit infeksi berkembang menjadi wabah seperti kolera, difteri, dan polio. Apalagi saat ini berkembang virus flu burung yg telah mewabah. Hal ini menimbulkam keresahan bagi petugas kesahatan yang menangani. Jika tidak ada, mereka tidak akan mau dekat-dekat. Juga meresahkan masyarakat sekitar.</span></li>
<li><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Walaupun kekebalan tubuh sudah ada, akan tetapi kita hidup di negara berkembang yang notabene standar kesehatan lingkungan masih rendah. Apalagi pola hidup di zaman modern. Belum lagi kita tidak bisa menjaga gaya hidup sehat. Maka untuk antisipasi terpapar penyakit infeksi, perlu dilakukan vaksinasi.</span></li>
<li><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Efek samping yang membahayakan bisa kita minimalisasi dengan tanggap terhadap kondisi ketika hendak imunisasi dan lebih banyak cari tahu jenis-jenis merk vaksin serta jadwal yang benar sesuai kondisi setiap orang.</span></li>
<li><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Jangan hanya percaya isu-isu tidak jelas dan tidak ilmiah. Contohnya vaksinasi MMR menyebabkan autis. Padahal hasil penelitian lain yang lebih tersistem dan dengan metodologi yang benar, kasus autis itu ternyata banyak penyebabnya. Penyebab autis itu multifaktor (banyak faktor yang berpengaruh) dan penyebab utamanya masih harus diteliti.</span></li>
<li><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Jika ini memang konspirasi atau akal-akalan negara barat, mereka pun terjadi pro-kontra juga. Terutama vaksin MMR. Disana juga sempat ribut dan akhirnya diberi kebebasan memilih. Sampai sekarang negara barat juga tetap memberlakukan vaksin sesuai dengan kondisi lingkungan dan masyarakatnya.</span></li>
<li><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Mengapa beberapa negara barat ada yang tidak lagi menggunakan vaksinasi tertentu atau tidak sama sekali? Karena standar kesehatan mereka sudah lebih tinggi, lingkungan bersih, epidemik (wabah) penyakit infeksi sudah diberantas, kesadaran dan pendidikan hidup sehatnya tinggi. Mereka sudah mengkonsumsi sayuran organik. Bandingkan dengan negara berkembang. Sayuran dan buah penuh dengan pestisida jika tidak bersih dicuci. Makanan dengan zat pengawet, pewarna, pemanis buatan, mie instant, dan lain-lain. Dan perlu diketahui jika kita mau masuk ke beberapa negara maju, kita wajib divaksin dengan vaksin jenis tertentu. Karena mereka juga tidak ingin mendapatkan kiriman penyakit dari negara kita.</span></li>
<li><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Ada beberapa fatwa halal dan bolehnya imunisasi. Ada juga sanggahan bahwa vaksin halal karena hanya sekedar katalisator dan tidak menjadi bagian vaksinContohnya Fatwa MUI yang menyatakan halal. Dan jika memang benar haram, maka tetap diperbolehkan karena mengingat keadaan darurat, daripada penyakit infeksi mewabah di negara kita. Harus segera dicegah karena sudah banyak yang terjangkit polio, Hepatitis B, dan TBC.</span></li>
</ul>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Terlepas dari itu semua, kami tidak bisa memastikan dan mengklaim 100% pihak mana yang benar dan pihak mana yang salah. Kami hanya ingin membagi kelegaan hati kami berkaitan dengan syari’at. Berikut kami sajikan bagaimana proses dari kebingungan kami menuju sebuah kelegaan karena kami hanya ingin sekedar berbagi.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><b>Kewajiban taat terhadap pemerintah/waliyul ‘amr</b></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><div style="text-align: justify;">
Hal ini berkaitan dengan program “wajib” pemerintah berkaitan dengan imunisasi -yang kita kenal dengan PPI [Program Pengembangan Imunisasi]- di mana ada lima vaksin yang menjadi imunisasi “wajib”.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sudah menjadi aqidah ahlus sunnah wal jamaah bahwa kita wajib mentaati pemerintah. Berikut kami sampaikan dalil-dalil yang ringkas saja.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Allah Ta’ala berfirman,</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: right;">
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Hai orang-orang yang beriman, ta’atilah Allah dan ta’atilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu.” [An Nisa’: 59]</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kita wajib taat kepada pemerintah baik dalam hal yang sesuai dengan syari’at maupun yang mubah, misalnya taat terhadap lampu lalu lintas dan aturan di jalan raya. Jika tidak, maka kita berdosa. Bahkan jika pemerintah melakukan sesuatu yang mendzalimi kita, kita harus bersabar. Kita tidak boleh melawan pemerintah dengan melakukan demonstrasi apalagi melakukan kudeta dan pemberontakan karena lebih besar bahayanya dan juga akan menumpahkan darah sesama kaum muslimin.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dari Hudzaifah bin Al-Yaman radhiallahu ‘anhu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: right;">
كُونُ بَعْدِى أَئِمَّةٌ لاَ يَهْتَدُونَ بِهُدَاىَ وَلاَ يَسْتَنُّونَ بِسُنَّتِى وَسَيَقُومُ فِيهِمْ رِجَالٌ قُلُوبُهُمْ قُلُوبُ الشَّيَاطِينِ فِى جُثْمَانِ إِنْسٍ ». قَالَ قُلْتُ كَيْفَ أَصْنَعُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنْ أَدْرَكْتُ ذَلِكَ قَالَ « تَسْمَعُ وَتُطِيعُ لِلأَمِيرِ وَإِنْ ضُرِبَ ظَهْرُكَ وَأُخِذَ مَالُكَ فَاسْمَعْ وَأَطِعْ</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Nanti setelah aku akan ada seorang pemimpin yang tidak mendapat petunjukku (dalam ilmu) dan tidak pula melaksanakan sunnahku (dalam amal). Nanti akan ada di tengah-tengah mereka orang-orang yang hatinya adalah hati setan, namun jasadnya adalah jasad manusia.“</div>
<div style="text-align: justify;">
Aku berkata, “Wahai Rasulullah, apa yang harus aku lakukan jika aku menemui zaman seperti itu?”</div>
<div style="text-align: justify;">
Beliau bersabda, ”<b><i>Dengarlah dan taat kepada pemimpinmu, walaupun mereka memukul punggungmu dan mengambil hartamu. Tetaplah mendengar dan ta’at kepada mereka</i></b>.” [HR. Muslim no. 1847]</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kita baru diperbolehkan untuk tidak taat jika melihat pemerintah berada pada kekufuran yang nyata, jelas, dan bukan kekufuran yang dicari-cari dan dibuat-buat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: right;">
سمعوا وأطيعوا، إلا أن تروا كفراً بواحاً عندكم عليه من الله برهان</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Mendengar dan taatlah kalian (kepada pemerintah kalian), <b><i>kecuali bila kalian melihat kekafiran yang nyata dan kalian memiliki buktinya di hadapan Allah</i></b>.” [HR. Bukhari dan Muslim]</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jika ada yang mengatakan bahwa pemerintah sekarang kafir atau bukan negara Islam sehingga tidak perlu taat, maka kami sarankan untuk banyak menelaah kitab-kitab aqidah para ulama. Karena bisa jadi tuduhan itu kembali kepada yang menuduh. Kemudian perlu kita bedakan antara pemerintah yang tidak bisa menjalankan hukum syariat dan masih menganggap baik hukum Islam. Dan di antara bukti negeri tersebut masih muslim adalah masih membebaskan dijalankan syari’at-syari’at yang bersifat jama’i seperti adzan, shalat berjama’ah dan shalat ‘ied.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: right;">
وَمَنْ دَعَا رَجُلًا بِالْكُفْرِ أَوْ قَالَ عَدُوَّ اللَّهِ وَلَيْسَ كَذَلِكَ إِلَّا حَارَ عَلَيْهِ</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Dan barangsiapa yang memanggil seseorang dengan panggilan “kafir” atau “musuh Allah” padahal dia tidak kafir, maka tuduhan itu akan kembali kepada penuduh.” [HR. Bukhari no. 3317, 5698, dan Muslim no. 214.]</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Inilah yang agak mengusik hati kami, yaitu jika kita tidak mengikuti program imunisasi maka akan menyebabkan berdosa, karena pemerintah mengatakan “wajib”.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Walaupun hal ini bisa dibantah bagi mereka yang kontra, karena bahannya yang haram dan bisa merusak tubuh. Sehingga dalam hal ini pemerintah tidak perlu ditaati. Karena kita dilarang merusak tubuh kita sendiri.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Allah Ta’ala berfirman,</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: right;">
وَلاَ تُلْقُواْ بِأَيْدِيكُمْ إِلَى التَّهْلُكَةِ</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan” [Al-Baqarah: 195]</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sesuai dengan kaidah dari hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
لاَ طَاعَةَ فِى مَعْصِيَةٍ ، إِنَّمَا الطَّاعَةُ فِى الْمَعْرُوفِ</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Tidak ada kewajiban ta’at dalam rangka bermaksiat (kepada Allah). Ketaatan hanyalah dalam perkara yang ma’ruf (bukan maksiat).” [HR. Bukhari no. 7257]</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Namun, kami berusaha mencari-cari lagi apa yang dimaksud dengan “wajib” oleh pemerintah agar lebih menentramkan dan keluar dari perbedaan pendapat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Wajib imunisasi bukan wajib secara mutlak</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Secara ringkas, wallahu a’lam, yang kami dapatkan bahwa pernyataan “wajib” pemerintah di sini bukanlah wajib secara mutlak dalam pelaksanaannya. Sebagaimana wajib, ada yang wajib ‘ain dan wajib kifayah. wajib Karena ada beberapa alasan. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<ol>
<li>Memang ada UU no. 4 tahun 1894 tentang wabah penyakit menular dan secara tidak langsung imunisasi masuk di sini karena salah satu peran imunisasi adalah memberantas wabah. Bisa dilihat di: http://medbook.or.id/news/other/170-uu-no-4-tahun-1984 Ancaman bagi yang tidak mendukungnya, bisa dihukum penjara dan denda. Akan tetapi, pemerintah juga masih kurang konsisten dalam menerapkan hukuman ini. Bisa dilihat pernyataan salah satu pemimpin kita. ”Kita tidak bisa memberikan sanksi hukuman, tetapi kita hanya bisa menghimbau kepada aparat, ibu-ibu, LSM, majelis taklim, ketua RT, dan lurah, agar menggerakkan warganya ke pos-pos imunisasi. Mudah-mudahan Jakarta bebas polio,,” [sumber: http://www.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2005/bulan/05/tgl/31/time/115902/idnews/371768/idkanal/10] Walaupun sumber tersebut tahun 2005, tetapi ini menunjukkan setidaknya pemerintah pernah tidak konsisten. </li>
<li>Belum ada peraturan pemerintah atau undang-undang khusus yang mengatur secara jelas, tegas, dan shorih tentang kewajiban imunisasi, hukuman, serta kejelasan penerapan hukuman. </li>
<li>Kalaupun mewajibkan lima imunisasi termasuk polio, maka bagaimana dengan daerah yang terpencil, daerah yang tidak mendapatkan pasokan imunisasi seperti beberapa daerah di Papua? Apakah mereka dipenjara semua? Atau didenda semua? Haruskah mereka mencari-cari ke daerah yang ada imunisasi dan vaksin? Bagimana dengan yang tidak mampu membayar imunisasi? Karena pemerintah belum menggratiskan secara menyeluruh imunisasi. Walaupun ada yang murah, tetapi tetap saja ada penduduk yang untuk makan sesuap nasi saja sulit. Apakah orang miskin-papa seperti mereka harus dipenjara atau didenda karena tidak imunisasi? </li>
<li>Sampai sekarang, wallahu a’lam, kami belum pernah mendengar ada kasus orang yang dihukum penjara atau denda hanya karena anaknya belum atau tidak diimunisasi. </li>
<li>Cukup banyak mereka yang kontra imunisasi dan vaksin baik individu, LSM, atau organisai tertentu mengeluarkan pendapat menolak imunisasi padahal ini sangat bertentangan dengan pemerintah. Bahkan mereka menghimbau bahkan memprovokasi agar tidak melakukan imunisasi. Tetapi, wallahu a’lam, kami tidak melihat tindak tegas pemerintah terhadap mereka. </li>
</ol>
</div>
<span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Atau kita bisa menganalogikan dengan program “WAJIB belajar sembilan tahun”. Maka semua orang tahu bahwa “wajib “ di sini tidak bermakna wajib secara mutlak.</span></div>
</span><div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Maka kesimpulan yang kami ambil</b>:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Imunisasi dan vaksin mubah, silahkan jika ingin melakukan imunisasi jika sesuai dengan keyakinan. Silahkan juga jika menolak imunisasi sesuai dengan keyakinan dan hal ini tidak berdosa secara syari’at. Silahkan sesuai keyakinan masing-masing. Yang terpenting kita jangan berpecah-belah hanya karena permasalahan ini dan saling menyalahkan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Berikut kami sajikan fatwa tentang bolehnya imunisasi dan vaksin serta menunjukkan bahwa semacam imunisasi sudah ada dalam syari’at. Atau yang dikenal sekarang dengan imunisasi syari’at.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ketika Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah ditanya tentang hal ini,</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: right;">
ما هو الحكم في التداوي قبل وقوع الداء كالتطعيم؟</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Apakah hukum berobat dengan imunisasi sebelum tertimpa penyakit seperti imunisasi?”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Beliau menjawab,</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: right;">
لا بأس بالتداوي إذا خشي وقوع الداء لوجود وباء أو أسباب أخرى يخشى من وقوع الداء بسببها فلا بأس بتعاطي الدواء لدفع البلاء الذي يخشى منه لقول النبي صلى الله عليه وسلم في الحديث الصحيح: «من تصبح بسبع تمرات من تمر المدينة لم يضره سحر ولا سم (1) » وهذا من باب دفع البلاء قبل وقوعه فهكذا إذا خشي من مرض وطعم ضد الوباء الواقع في البلد أو في أي مكان لا بأس بذلك من باب الدفاع، كما يعالج المرض النازل، يعالج بالدواء المرض الذي يخشى منه.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“<b><i>La ba’sa (tidak masalah)</i></b> berobat dengan cara seperti itu jika dikhawatirkan tertimpa penyakit karena adanya wabah atau sebab-sebab lainnya. Dan tidak masalah menggunakan obat untuk menolak atau menghindari wabah yang dikhawatirkan. Hal ini berdasarkan sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits shahih (yang artinya), <b><i>“Barangsiapa makan tujuh butir kurma Madinah pada pagi hari, ia tidak akan terkena pengaruh buruk sihir atau racun”</i></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ini termasuk tindakan menghindari penyakit sebelum terjadi. Demikian juga jika dikhawatirkan timbulnya suatu penyakit dan dilakukan immunisasi untuk melawan penyakit yang muncul di suatu tempat atau di mana saja, maka hal itu tidak masalah, karena hal itu termasuk tindakan pencegahan. Sebagaimana penyakit yang datang diobati, demikian juga penyakit yang dikhawatirkan kemunculannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
[sumber:<span class="Apple-style-span" style="color: #cc0000;"> http://www.binbaz.org.sa/mat/238</span>]</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Majelis Ulama Eropa untuk Fatwa dan Penelitian telah memberikan jawaban untuk masalah vaksin yang digunakan dalam vaksinasi anak terhadap polio. Dalam masalah tersebut, Majelis Ulama Eropa memutuskan dua hal:</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><b>Pertama:</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Penggunaan obat semacam itu ada manfaatnya dari segi medis. Obat semacam itu dapat melindungi anak dan mencegah mereka dari kelumpuhan dengan izin Allah. Dan obat semacam ini (dari enzim babi) belum ada gantinya hingga saat ini. Dengan menimbang hal ini, maka penggunaan obat semacam itu dalam rangka berobat dan pencegahan dibolehkan. Hal ini dengan alasan karena mencegah bahaya (penyakit) yang lebih parah jika tidak mengkonsumsinya. Dalam bab fikih, masalah ini ada sisi kelonggaran yaitu tidak mengapa menggunakan yang najis (jika memang cairan tersebut dinilai najis). Namun sebenarnya cairan najis tersebut telah mengalami istihlak (melebur) karena bercampur dengan zat suci yang berjumlah banyak. Begitu pula masalah ini masuk dalam hal darurat dan begitu primer yang dibutuhkan untuk menghilangkan bahaya. Dan di antara tujuan syari’at adalah menggapai maslahat dan manfaat serta menghilangkan mafsadat dan bahaya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><b>Kedua:</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Majelis merekomendasikan pada para imam dan pejabat yang berwenang hendaklah posisi mereka tidak bersikap keras dalam perkara ijtihadiyah ini yang nampak ada maslahat bagi anak-anak kaum muslimin selama tidak bertentangan dengan dalil yang definitif (qoth’i). [Disarikan dari <span class="Apple-style-span" style="color: #cc0000;">http://www.islamfeqh.com/ Forums.aspx?g=posts&t=203</span>]</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Perlu diketahui juga bahwa di Saudi Arabia sendiri untuk pendaftaran haji melalui hamlah (travel) diwajibkan bagi setiap penduduk asli maupun pendatang untuk memenuhi syarat tath’im (vaksinasi) karena banyaknya wabah yang tersebar saat haji nantinya. Syarat inilah yang harus dipenuhi sebelum calon haji dari Saudi mendapatkan tashrih atau izin berhaji yang keluar lima tahun sekali.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><div style="text-align: justify;">
<b>Jangan meyebarluaskan penolakan imunisasi</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Merupakan <b><i>tindakan yang kurang bijak bagi mereka yang menolak imunisasi, menyebarkan keyakinan mereka secara luas di media-media, memprovokasi agar menolak keras imunisasi dan vaksin, bahkan menjelek-jelekkan pemerintah. <span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;"><span class="Apple-style-span" style="font-style: normal;">Sehingga membuat keresahan dimasyarakat</span></span></i></b>. Karena bertentangan dengan pemerintah yang membuat dan mendukung program imunisasi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><i>Hendaknya ia menerapkan penolakan secara sembunyi-sembunyi</i></b>. Sebagaimana kasus jika seseorang melihat hilal Ramadhan dengan jelas dan sangat yakin, kemudian persaksiannya ditolak oleh pemerintah. Pemerintah belum mengumumkan besok puasa, maka hendaknya ia puasa sembunyi-sembunyi besok harinya dan jangan membuat keresahan di masyarakat dengan mengumumkan dan menyebarluaskan persaksiannya akan hilal, padahal sudah ditolak oleh pemerintah. Karena hal ini akan membuat perpecahan dan keresahan di masyarakat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Islam mengajarkan kita agar <b><i>tidak langsung menyebarluaskan setiap berita atau isu ke masyarakat secara umum. Hendaklah kita jangan mudah termakan berita yang kurang jelas atau isu murahan kemudian ikut-kutan menyebarkannya padahal ilmu kita terbatas mengenai hal tersebut</i></b>. Hendaklah kita menyerahkan kepada kepada ahli dan tokoh yang berwenang untuk menindak lanjuti, meneliti, mengkaji, dan menelaah berita atau isu tersebut. Kemudian merekalah yang lebih mengetahui dan mempertimbangkan apakah berita ini perlu diekspos atau disembunyikan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dalilnya adalah firman Allah Ta’ala,</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: right;">
وَإِذَا جَاءهُمْ أَمْرٌ مِّنَ الأَمْنِ أَوِ الْخَوْفِ أَذَاعُواْ بِهِ وَلَوْ رَدُّوهُ إِلَى الرَّسُولِ وَإِلَى أُوْلِي الأَمْرِ مِنْهُمْ لَعَلِمَهُ الَّذِينَ يَسْتَنبِطُونَهُ مِنْهُمْ وَلَوْلاَ فَضْلُ اللّهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُ لاَتَّبَعْتُمُ الشَّيْطَانَ إِلاَّ قَلِيلاً</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Dan apabila datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan ataupun ketakutan, <b><i>mereka lalu menyiarkannya. Dan kalau mereka menyerahkannya kepada Rasul dan Ulil Amri di antara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya (akan dapat) mengetahuinya dari mereka (Rasul dan Ulil Amri)</i></b>. Kalau tidaklah karena karunia dan rahmat Allah kepada kamu, tentulah kamu mengikuti setan, kecuali sebagian kecil saja (di antaramu).” [An-Nisa: 83]</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Syaikh Abdurrahman bin Nasir As-Sa’diy rahimahullah menafsirkan ayat ini,</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: right;">
هذا تأديب من الله لعباده عن فعلهم هذا غير اللائق. وأنه ينبغي لهم إذا جاءهم أمر من الأمور المهمة والمصالح العامة ما يتعلق بالأمن وسرور المؤمنين، أو بالخوف الذي فيه مصيبة عليهم أن يتثبتوا ولا يستعجلوا بإشاعة ذلك الخبر، بل يردونه إلى الرسول وإلى أولي الأمر منهم، أهلِ الرأي والعلم والنصح والعقل والرزانة، الذين يعرفون الأمور ويعرفون المصالح وضدها. فإن رأوا في إذاعته مصلحة ونشاطا للمؤمنين وسرورا لهم وتحرزا من أعدائهم فعلوا ذلك. وإن رأوا أنه ليس فيه مصلحة أو فيه مصلحة ولكن مضرته تزيد على مصلحته، لم يذيعوه</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Ini adalah pengajaran dari Allah kepada Hamba-Nya bahwa perbuatan mereka [menyebarkan berita tidak jelas] tidak selayaknya dilakukan. Selayaknya jika datang kepada mereka suatu perkara yang penting, perkara kemaslahatan umum yang berkaitan dengan keamanan dan ketenangan kaum mukminin, atau berkaitan dengan ketakutan akan musibah pada mereka, <b><i>agar mencari kepastian dan tidak terburu-buru menyebarkan berita tersebut</i></b>. Bahkan mengembalikan perkara tersebut kepada Rasulullah dan [pemerintah] yang berwenang mengurusi perkara tersebut yaitu cendikiawan, ilmuwan, peneliti, penasehat, dan pembuat kebijaksanan. Merekalah yang mengetahui berbagai perkara dan mengetahui kemaslahatan dan kebalikannya. <b><i>Jika mereka melihat bahwa dengan menyebarkannya</i></b><b><i> ada kemaslahatan, kegembiraan, dan kebahagiaan bagi kaum mukminin serta menjaga dari musuh, maka mereka akan menyebarkannya</i></b> Dan jika mereka melihat tidak ada kemaslahatan [menyebarkannya] atau ada kemaslahatan tetapi madharatnya lebih besar, maka mereka tidak menyebarkannya. [Taisir Karimir Rahman hal. 170, Daru Ibnu Hazm, Beirut, cetakan pertama, 1424 H]</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sebaiknya kita menyaring dulu berita yang sampai kepada kita dan tidak semua berita yang kita dapat kemudian kita sampaikan semuanya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: right;">
كَفَى بِالْمَرْءِ كَذِبًا أَنْ يُحَدِّثَ بِكُلِّ مَا سَمِعَ</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Cukuplah sebagai bukti kedustaan seseorang bila ia menceritakan segala hal yang ia dengar.” [HR. Muslim]</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Demikianlah semoga kelegaan ini bisa juga membuat kaum muslimin yang juga sebelumnya berada di dalam kebingungan juga bisa menjadi lega.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kami sangat berharap adanya masukan, kritik dan saran kepada kami mengenai hal ini. Jika ada informasi yang tegas dari pemerintah tentang wajibnya imunisasi secara mutlak, kami mohon diberitahukan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Pendapat kami pribadi mengenai imunisasi dan vaksin</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hati kami merasa lebih tentram dengan condong ke arah pihak yang pro. Wallahu ‘alam. Kami memang memiliki latar belakang pendidikan kedokteran, sehingga mungkin ada yang mengira kami terpengaruh oleh ilmu kami sehingga mendukung imunisasi dan vaksinasi. Akan tetapi, justru karena kami memiliki latar belakang tersebut, kami bisa menelaah lebih dalam lagi dan mencari fakta-fakta yang kami rasa lebih menentramkan hati kami. Berikut kami berusaha menjabarkannya dan menjawab apa yang menjadi alasan mereka menolak imunisasi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Vaksin haram?</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ini yang cukup meresahkan karena sebagian besar masyarakat Indonesia adalah muslim. Namun mari kita kaji, kita ambil contoh vaksin polio atau vaksin meningitis yang produksinya menggunakan enzim tripsin dari serum babi. Belakangan ini menjadi buah bibir karena cukup meresahkan jama’ah haji yang diwajibkan pemerintah Arab Saudi vaksin, karena mereka tidak ingin terkena atau ada yang membawa penyakit tersebut ke jama’ah haji di Mekkah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Banyak penjelasan dari berbagai pihak, salah satunya dari Drs. Iskandar, Apt., MM, -Direktur Perencanaan dan pengembangan PT. Bio Farma (salah satu perusahaan pembuat vaksin di Indonesia)- yang mengatakan bahwa enzim tripsin babi masih digunakan dalam pembuatan vaksin, khususnya vaksin polio (IPV). Beliau mengatakan,</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Air PAM dibuat dari air sungai yang mengandung berbagai macam kotoran dan najis, namun menjadi bersih dan halal stetalh diproses”. Beliau juga mengatakan, “Dalam proses pembuatan vaksin, enzim tripsin babi hanya dipakai sebagai enzim proteolitik [enzim yang digunakan sebagai katalisator pemisah sel/protein]. Pada hasil akhirnya [vaksin], enzim tripsin yang merupakan unsur turunan dari pankreas babi ini tidak terdeteksi lagi. Enzim ini akan mengalami proses pencucian, pemurnian dan penyaringan.” <span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">[sumber:</span><span class="Apple-style-span" style="color: #cc0000;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">http://www.scribd.com/doc/62963410/WHO-Batasi-Penggunaan-Babi-Untuk-Pembuatan-Vaksin</span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">]</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jika ini benar, maka tidak bisa kita katakan bahwa vaksin ini haram, karena <b><i>minimal bisa kita kiaskan dengan binatang jallalah, yaitu binatang yang biasa memakan barang-barang najis</i></b>. Binatang ini bercampur dengan najis yang haram dimakan, sehingga perlu dikarantina kemudian diberi makanan yang suci dalam beberapa hari agar halal dikonsumsi. Sebagian ulama berpendapat minimal tiga hari dan ada juga yang berpendapat sampai aroma, rasa dan warna najisnya hilang.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Imam Abdurrazaq As-Shan’ani rahimahullah meriwayatkan,</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: right;">
عَنِ ابْنِ عُمَرَ أَنَّهُ كَانَ يَحْبِسُ الدَّجَاجَةَ ثَلَاثَةً إِذَا أَرَادَ أَنْ يَأْكُلَ بَيْضَهَا</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
”Dari Ibnu Umar radhiallahu ‘anhuma bahwasanya beliau mengurung [mengkarantina] ayam yang biasa makan barang najis selama tiga hari jika beliau ingin memakan telurnya.” [Mushannaf Abdurrazaq no. 8717]</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kalau saja binatang yang jelas-jelas bersatu langsung dengan najis karena makanannya kelak akan menjadi darah dan daging- saja bisa dimakan, maka jika hanya sebagai katalisator sebagaimana penjelasan di atas serta tidak dimakan, lebih layak lagi untuk dipergunakan atau minimal sama.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Perubahan benda najis atau haram menjadi suci</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kemudian ada istilah [استحالة] “istihalah” yaitu perubahan benda najis atau haram menjadi benda yang suci yang telah berubah sifat dan namanya. Contohnya adalah jika kulit bangkai yang najis dan haram disamak, maka bisa menjadi suci atau jika khamr menjadi cuka -misalnya dengan penyulingan- maka menjadi suci. Pada enzim babi vaksin tersebut telah berubah nama dan sifatnya atau bahkan hanya sebagai katalisator pemisah, maka yang menjadi patokan adalah sifat benda tersebut sekarang.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ibnu Qoyyim Al-Jauziyah rahimahullah menjelaskan masalah istihalah,</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: right;">
وَاَللَّهُ – تَعَالَى – يُخْرِجُ الطَّيِّبَ مِنْ الْخَبِيثِ وَالْخَبِيثَ مِنْ الطَّيِّبِ، وَلَا عِبْرَةَ بِالْأَصْلِ، بَلْ بِوَصْفِ الشَّيْءِ فِي نَفْسِهِ، وَمِنْ الْمُمْتَنِعِ بَقَاءُ حُكْمِ الْخُبْثِ وَقَدْ زَالَ اسْمُهُ وَوَصْفُهُ،</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Dan Allah Ta’ala mengeluarkan benda yang suci dari benda yang najis dan mengeluarkan benda yang najis dari benda yang suci. <b><i>Patokan bukan pada benda asalnya, tetapi pada sifatnya yang terkandung pada benda tersebut [saat itu]</i></b>. Dan tidak boleh menetapkan hukum najis jika telah hilang sifat dan berganti namanya.” [I’lamul muwaqqin ‘an rabbil ‘alamin 1/298, Darul Kutub Al-‘Ilmiyah, Beirut, Cetakan pertama, 1411 H, Asy-Syamilah]</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Percampuran benda najis atau haram dengan benda suci</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kemudian juga ada istilah [استحلاك] “istihlak” yaitu bercampurnya benda najis atau haram pada benda yang suci sehingga mengalahkan sifat najisnya , baik rasa, warna, dan baunya. Misalnya hanya beberapa tetes khamr pada air yang sangat banyak. Maka tidak membuat haram air tersebut.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
إِنَّ اَلْمَاءَ طَهُورٌ لَا يُنَجِّسُهُ شَيْءٌ</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Air itu suci, tidak ada yang menajiskannya sesuatu pun.” [Bulughul Maram, Bab miyah no.2, dari Abu Sa’id Al-Khudriy]</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
كَانَ اَلْمَاءَ قُلَّتَيْنِ لَمْ يَحْمِلْ اَلْخَبَثَ – وَفِي لَفْظٍ: – لَمْ يَنْجُسْ</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Jika air mencapai dua qullah tidak mengandung najis”, di riwayat lain, “tidak najis” [Bulughul Maram, Bab miyah no.5, dari Abdullah bin Umar]</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Maka enzim babi vaksin yang hanya sekedar katalisator yang sudah hilang melalui proses pencucian, pemurnian, dan penyulingan sudah minimal terkalahkan sifatnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><b>Jika kita memilih vaksin adalah haram</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Berdasarkan fatwa MUI bahwa vaksin haram tetapi boleh digunakan jika darurat. Bisa dilihat di berbagai sumber salah satunya cuplikan wawancara antara Hidayatullah dan KH. Ma’ruf Amin selaku Ketua Komisi Fatwa MUI [halaman 23], sumber:<span class="Apple-style-span" style="color: #cc0000;">http://imunisasihalal.wordpress.com/2008/03/13/wawancara-dengan-mui-vaksin-haram-tapi-boleh-karena-darurat/</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="color: #cc0000;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><b>Berobat dengan yang haram</b></span></span></span></span></span><br />
<div>
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><b><br /></b></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"></span></span></span></span>
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"></span></span></span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"></span></span></span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"></span></span></span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"></span></span></span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"></span></span></span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Jika kita masih berkeyakinan bahwa vaksin haram, mari kita kaji lebih lanjut. Bahwa ada kaidah fiqhiyah,</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: right;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">الضرورة تبيح المحظورات</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">“Darurat itu membolehkan suatu yang dilarang”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Kaidah ini dengan syarat:</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">1. Tidak ada pengganti lainnya yang mubah.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">2. Digunakan sekadar mencukupi saja untuk memenuhi kebutuhan.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Inilah landasan yang digunakan MUI, jika kita kaji sesuai dengan syarat:</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">1. Saat itu belum ada pengganti vaksin lainnya</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Adapun yang berdalil bahwa bisa diganti dengan jamu, habbatussauda, atau madu [bukan berarti kami merendahkan pengobatan nabi dan tradisional], maka kita jawab bahwa itu adalah pengobatan yang bersifat umum dan tidak spesifik. Sebagaimana jika kita mengobati virus tertentu, maka secara teori bisa sembuh dengan meningkatkan daya tahan tubuh, akan tetapi bisa sangat lama dan banyak faktor, bisa saja dia mati sebelum daya tahan tubuh meningkat. Apalagi untuk jamaah haji, syarat satu-satunya adalah vaksin.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">2. Enzim babi pada vaksin hanya sebagai katalisator, sekedar penggunaannya saja.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Jika ada yang berdalil dengan,</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: right;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">إن الله خلق الداء والدواء، فتداووا، ولا تتداووا بحرام</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">”Sesungguhnya Allah menciptakan penyakit dan obatnya. Maka berobatlah, dan jangan berobat dengan sesuatu yang haram.” [HR. Thabrani. Dinilai hasan oleh Syaikh Albani dalam Silsilah Ash-Shahihah no. 1633]</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Maka, <i>pendapat terkuat bahwa pada pada asalnya tidak boleh berobat dengan benda-benda haram kecuali dalam kondisi darurat</i>, dengan syarat:</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<ol>
<li><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Penyakit tersebut adalah penyakit yang harus diobati.</span></li>
<li><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Benar-benar yakin bahwa obat ini sangat bermanfaat pada penyakit tersebut.</span></li>
<li><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Tidak ada pengganti lainnya yang mubah.</span></li>
</ol>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Berlandaskan pada kaidah fiqhiyah,</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: right;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">إذا تعارض ضرران دفع أخفهما.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">”Jika ada dua mudharat (bahaya) saling berhadapan maka diambil yang paling ringan.“</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Dan Maha Benar Allah yang memang menciptakan penyakit namun pasti ada obatnya. Kalau tidak ada obatnya sekarang, maka hanya karena manusia belum menemukannya. Terbukti baru-baru ini telah ditemukan vaksin meningitis yang halal, dan MUI mengakuinya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Bisa dilihat pernyataan berikut,</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">“Majelis Ulama Indonesia menerbitkan sertifikat halal untuk vaksin meningitis produksi Novartis Vaccines and Diagnostics Srl dari Italia dan Zhejiang Tianyuan Bio-Pharmaceutical asal China. Dengan terbitnya sertifikat halal, fatwa yang membolehkan penggunaan vaksin meningitis terpapar zat mengandung unsur babi karena belum ada vaksin yang halal menjadi tak berlaku lagi.”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">”Titik kritis keharaman vaksin ini terletak pada media pertumbuhannya yang kemungkinan bersentuhan dengan bahan yang berasal dari babi atau yang terkontaminasi dengan produk yang tercemar dengan najis babi,” kata Ketua MUI KH Ma’ruf Amin di Jakarta, Selasa (20/7).</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Sumber:<span class="Apple-style-span" style="color: #cc0000;">http://kesehatan.kompas.com/read/2010/07/21/03395385/Tersedia.Vaksin.Meningitis.Halal</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Semoga kelak akan ditemukan vaksin lain yang halal misalnya vaksin polio, sebagaimana usaha WHO juga mengupayakan hal tersebut. WHO yang dituduh sebagai antek-antek negara barat dan Yahudi, padahal tuduhan ini tanpa bukti dan hanya berdasar paranoid terhadap dunia barat. Berikut penyataannya,</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">“Menurut Neni [peneliti senior PT. Bio Farma], risiko penggunaan unsur binatang dalam pembuatan vaksin sebenarnya tidak hanya menyangut halal atau haram. Bagi negara non-muslim sekalipun, penggunaan unsur binatang mulai dibatasi karena berisiko memicu transmisi <i><span class="Apple-style-span" style="color: #cc0000;">penyakit</span></i> dari binatang ke manusia”.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Fatwa MUI pun tidak selamat, tetap saja dituduh ada konspirasi di balik itu. Maka kami tanyakan kepada mereka,</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">“Apakah mereka bisa memberikan solusi, bagaimana supaya jama’ah haji Indonesia bisa naik haji, karena pemerintah Saudi mempersyaratkan harus vaksin meningitis jika ingin berhaji. Hendaklah kita berjiwa besar, jangan hanya bisa mengomentari dan mengkritik tetapi tidak bisa memberikan jalan keluar.”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Agama Islam adalah agama yang mudah dan tidak kaku, Allah tidak menghendaki kesulitan kepada hambanya. Allah Ta’ala berfirman,</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: right;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">وَمَا جَعَلَ عَلَيْكُمْ فِي الدِّينِ مِنْ حَرَجٍ</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">“Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan.” [Al-Hajj: 78]</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: left;">
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><b>Jika masih saja tidak boleh dan haram bagaimanapun juga kondisinya</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Jika masih berkeyakinan bahwa vaksin itu omong kosong, haram dan tidak berguna, maka ketahuilah, vaksin inilah yang memberikan kekuatan psikologis kepada kami para tenaga kesehatan untuk bisa menolong dan mengobati masyarakat umum. Jika kami -tenaga kesehatan- tidak melakukan vaksinasi hepatitis B, seandainya mereka yang kontra vaksinasi terkena hepatitis B dan perlu disuntik atau dioperasi, maka saya atau pun tenaga medis lainnya akan berpikir dua kali untuk melakukan operasi jika mereka belum divaksin hepatitis B. Maka hati kami akan gusar dalam menjalankan tugas kami, kita tidak tahu jika ada pasien yang luka, berdarah, lalu kita bersihkan lukanya, kemudian ternyata diketahui bahwa dia berpenyakis hepatitis B. Karena keyakinan sudah divaksinasi hepatitis B, maka hal itu membuat kami bisa menjalaninya. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Begitu juga jika istri mereka hendak melahirkan dan terkena hepatitis B, bidan yang membantu mereka akan berpikir dua kali untuk membantu persalinan jika dia belum vaksin hepatitis B. Karena hepatitis B termasuk penyakit kronis dengan prognosis buruk, belum ditemukan dengan pasti obatnya.</span></div>
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 14px;"><span id=".reactRoot[1].[1][2][1]{comment494489400612238_4772671}.0.[1].0.[1].0.[0].[0][2].0.[0]"><span id=".reactRoot[1].[1][2][1]{comment494489400612238_4772671}.0.[1].0.[1].0.[0].[0][2].0.[0].[0]"><span class="Apple-style-span" style="color: black; font-family: Times;"></span></span></span></span></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><div style="text-align: justify;">
<b>Benarkah konspirasi dan akal-akalan Barat dan Yahudi? </b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Untuk memastikan hal ini perlu penelitian dan fakta yang jelas, dan sampai sekarang belum ada bukti yang kuat mengenai hal ini. Walapun mereka kafir tetapi Islam mengajarkan tidak boleh dzalim tehadap mereka, dengan menuduh tanpa bukti dan berdasar paranoid selama ini. Begitu juga WHO sebagai antek-anteknya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Malah yang ada adalah bukti-bukti bahwa tidak ada konspirasi dalam hal ini, berikut kami bawakan beberapa di antaranya: </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
1. Pro-kontra imunisasi dan vaksin tidak hanya berada di Negara Islam dan Negara berkembang saja, tetapi dinegara-negara barat dan Negara non-Islam lainnya seperti di Filipina dan Australia </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sumber:<span class="Apple-style-span" style="color: #cc0000;">http://www.metrotvnews.com/ekonomi/news/2011/07/28/59298/Kelompok-Antivaksin-tak-Hanya-Ada-di-Indonesia</span> </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pro-kontra imunisasi sudah ada sejak Pasteur mengenalkan imunisasi rabies, sampai keputusan imunisasi demam tifoid semasa perang Boer. Demikian juga penentang imunisasi cacar di Inggris sampai membawanya di parlemen Inggris. Para Ibu di Jepang dan Inggris menolak imunisasi DPT karena menyebabkan reaksi panas (demam). [Pedoman Imunisasi di Indonesia hal. 361] </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
2. Amerika melakukan imunisasi bagi pasukan perang mereka. Ini menjawab tuduhan bahwa imuniasi hanya untuk membodohi Negara muslim dan sudah tidak populer di Negara barat, bahkan mereka mengeluarkan jurnal penelitian resmi untuk meyakinkan dan menjawab pihak kontra imunisasi. Salah satunya adalah jurnal berjudul, “Immunization to Protect the US Armed Forces: Heritage, Current Practice, and Prospects” Sangat lucu jika mereka mau bunuh diri dengan melemahkan dan membodohi pasukan perang mereka dengan imunisasi. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jurnal tersebut bisa di akses di:<span class="Apple-style-span" style="color: #cc0000;"> http://epirev.oxfordjournals.org/ content/28/1/3.full </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
3. WHO juga sedang meneliti pengembangan imunisasi tanpa menggunakan unsur binatang sebagaimana kita jelaskan sebelumnya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Uang dibalik imunisasi?</b> </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jika memang ada bisnis uang orang-orang Yahudi di balik imunisasi, maka ini perlu ditinjau lagi, karena Indonesia sudah memproduksinya sendiri, misalnya PT. Bio Farma. Jika memang mereka ingin memeras negara muslim, mengapa mereka tidak monopoli saja, tidak memberikan teknologinya kepada siapa pun. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Imunisasi tidak menjamin 100%</b> </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tidak ada yang obat yang bisa menjamin 100% kesembuhan dan menjamin 100% pencegahan. Semua tergantung banyak faktor, salah satunya adalah daya tahan tubuh kita. Begitu juga dengan imunisasi, sehingga beberapa orang mempertanyakan imunisasi hanya karena beberapa kasus penyakit campak, padahal penderita sudah diimunisasi campak. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Semua obat pasti ada efek sampingnya </b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bahkan madu, habbatussauda, dan bekam juga ada efek sampingnya, hanya saja kita bisa menghilangkan atau meminimalkannya jika sesuai aturan. Begitu juga dengan imunisasi yang dikenal dengan istilah KIPI [Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi]. Misalnya, sedikit demam, dan ini semua sudah dijelaskan dan ada penanganannya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Anak yang tidak imunisasi lebih sehat?</b> </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ada pengakuan bahwa anaknya yang tidak diimunisasi lebih sehat dan pintar dari yang diimunisasi. Maka kita jawab, bisa jadi itu karena faktor-faktor lain yang tidak terkait dengan imunisasi, dan perlu dibuktikan. Banyak orang-orang miskin dan kumuh anaknya lebih sehat dan lebih pintar dibandingkan mereka yang kaya dan pola hidupnya sehat. Apakah kita akan mengatakan, jadi orang miskin saja supaya lebih sehat? Kita tahu sebagian besar anak Indonesia diimunisasi dan lihatlah mereka semuanya banyak yang pintar-pintar dan menjuarai berbagai olimpiade tingkat internasional. Apakah kita kemudian akan mengatakan, ikut imunisasi saja supaya bisa menjuarai olimpiade tingkat internasional? Sehingga, jangan karena satu dua kasus, kemudian kita menyamakannya pada semua kasus. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Penelitian tentang kegagalan imunisasi dan vaksin yang setengah-setengah </b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Umumnya penelitian-penelitian ini adalah penelitian tahun lama yang kurang bisa dipercaya, mereka belum memahami benar teori imunologi yang terus berkembang. Kemudian tahun 2000-an muncul kembali yaitu peneliti Wakefield dan Montgomerry yang mengajukan laporan penelitian adanya hubungan vaksin MMR dengan autism pada anak. Ternyata penelitian ini tidak menggunakan paradigm epidemiologik, tetapi paradigma imunologi atau biomolekuler yang belum memberikan bukti shahih. Bukti juga masih sepotong-potong. Baik pengadilan London maupun redaksi majalah yang memuat tulisan ini akhirnya menyesal dan menyatakan bukti yang diajukan lemah dan kabur. [Pedoman Imunisasi di Indonesia hal 366-367] </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Keberhasilan vaksin memusnahkan cacar [smallpox] di bumi </b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bukan cacar air [varicella] yang kami maksud, tetapi cacar smallpox. Yang sebelumnya mewabah di berbagai negara dan sekarang hampir semua negara menyatakan negaranya sudah tidak ada lagi penyakit ini. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Following their jubilant announcement in 1980 that smallpox had finally been eradicated from the world, the World Health Organization lobbied for the numbers of laboratories holding samples of the virus to be reduced. In 1984 it was agreed that smallpox be kept in only two WHO approved laboratories, in Russia and America” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Setelah pengumuman gembira mereka pada tahun 1980 bahwa cacar akhirnya telah diberantas dari bumi, WHO melobi agar jumlah laboratorium yang memegang sampel virus bisa dikurangi. Pada tahun 1984, disepakati bahwa (virus) cacar hanya disimpan di dua laboratorium yang disetujui WHO, yaitu di Rusia dan Amerika.” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sumber: <span class="Apple-style-span" style="color: #cc0000;">http://www.bbc.co.uk/history/british/empire_seapower/ smallpox_01.shtml </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Lihat bagaimana dua negara adidaya saat itu yang saling berperang berusaha mendapatkan ilmu ini dengan menyimpan bibit penyakit tersebut. Jika ini hanya main-main dan bohong belaka, mengapa harus diperebutkan oleh banyak negara dan akhirnya dibatasi dua Negara saja. Lihat juga karena vaksinlah yang menyelamatkan dunia dari wabah saat itu, dengan izin Allah Ta’ala. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Dukung Imunisasi Polio Pemerintah </b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kita tidak boleh memaksa, kita hanya bisa mengarahkan. Sama dengan wabah cacar, maka polio juga menjadi sasaran pemusnahan di muka bumi. Oleh karena itu, semua orang harus ikut serta sehingga virus polio bisa musnah di muka bumi ini. Jika ada beberapa orang saja yang masih membawa virus ini kemudian menyebar, maka program ini akan gagal. Di Indonesia pemerintah mencanangkannya dengan “Indonesia Bebas Polio”. Mengingat penyakit in sangat berbahaya dengan kemunculan gejala yang cepat. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mungkin kita harus belajar dari kasus yang terjadi di Belanda. Di sana, ada daerah-daerah yang karena faktor religius, mereka menolak untuk divaksin, biasa disebut “Bible Belt”, mereka tersebar di beberapa daerah di Belanda. Akibatnya, terjadi outbreak (wabah) virus Measles antara tahun 1999-2000 dengan lebih dari 3000 kasus virus Measles dan setelah diteliti ternyata terjadi di daerah-daerah yang didominasi oleh orang-orang Bible Belt. Padahal kita tahu, sejak vaksin Measles berhasil ditemukan tahun 1965-an [sekarang vaksin MMR (Measles, Mumps, Rubella)], kasus Measles sudah hampir tidak ada lagi. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Maka ini menjadi pelajaran bagi kita, ketika daya tahan tubuh kita tidak memiliki pertahanan tubuh spesifik untuk virus tertentu, bisa jadi kita terjangkit virus tersebut dan menularkannya kepada orang lain bahkan bisa jadi menjadi wabah. Karena bisa jadi, untuk membangkitkan daya tahan spesifik terhadap serangan virus tertentu yang berbahaya, sistem imunitas kita kalah cepat dengan serangan virusnya, sehingga bisa barakibat fatal. Dan inilah yang sebenarnya bisa dicegah dengan imunisasi. Itulah mengapa pemerintah sangat ingin agar imunisasi bisa mencakup hampir 100% anak, agar setiap orang mempunyai daya tahan tubuh spesifik terhadap virus tersebut. [dua paragraf di atas adalah tambahan dari editor, Jazahumullahu khair atas tambahan ilmunya] </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Keberhasilan teori dimana teori tersebut menjadi dasar teori imunisasi </b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Imunisasi dibangun di atas teori sistem imunitas (sistem pertahanan tubuh) dengan istilah-itilah yang mungkin pernah didengar seperti antibodi, immunoglubulin, sel-B, sel-T, antigen, dan lain-lain. Teori inilah yang melandasi ilmu kedokteran barat yang saat ini digunakan oleh sebagian besar masyarakat dunia. Dan sudah terbukti. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bagaimanakah sebuah obat penekan sistem imunitas bekerja seperti kortikosteroid, bagaimana obat-obat yang mampu meningkatkan sistem imun. Bahkan <span class="Apple-style-span" style="color: #e69138;">habbatussauda pun diteliti dan sudah ada jurnal kedoktean resmi yang menyatakan bahwa habbatussauda dapat meningkatkan sistem imun</span>. Semua dibangun di atas teori ini. Dan masih banyak lagi, misalnya vaksin bisa ular. Bagaimana seorang yang digigit ular berbisa kemudian bisa selamat dengan perantaraan vaksin ini. Vaksin tetanus, rabies, dan lain-lainnya </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Demikian yang dapat kami jabarkan, <b>kami tidak memaksa harus mendukung imunisasi. Tetapi silahkan para pembaca yang menilai sendiri. Yang terpenting adalah kami telah menyampaikan cara menyikapi pro dan kontra imunisasi</b>. Kami juga tetap berkeyakinan bahwa <span class="Apple-style-span" style="color: #e69138;">pengobatan nabawi adalah yang terbaik, seperti madu, habbatussauda, dan lain-lain</span>. Sehingga jangan ditinggalkan hanya karena sudah diimunisasi. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Semoga bermanfaat bagi kaum muslimin. Kami terbuka untuk berdiskusi karena belum tentu kami yang benar. Kebenaran hanya milik Allah Ta’ala semata. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat, wa shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa shohbihi wa sallam. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Disempurnakan di Lombok, pulau seribu masjid 22 Syawwal 1432 H, Bertepatan 21 September 2011 </div>
<div style="text-align: justify;">
Penyusun: dr. Raehanul Bahraen </div>
<div style="text-align: justify;">
Semoga Allah meluruskan niat kami dalam menulis. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Muraja’ah: </div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"></span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"></span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><div style="text-align: justify;">
1. Ustadz Aris Munandar, SS. MA. </div>
<blockquote class="tr_bq">
Guru agama kami, kami banyak mengambil ilmu agama dari beliau </blockquote>
<div style="text-align: justify;">
2. Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal, ST. </div>
<blockquote class="tr_bq">
Senior dan guru bahasa Arab kami, sering membimbing dan menyemangati kami dalam menuntut ilmu agama, beliau adalah mahasiswa Jami’ah Malik Su’ud Riyadh KSA (Master of Chemical Engineering), rutin mengikuti kajian harian Syaikh Sholeh Al Fauzan dan kajian pekanan Syaikh Sa’ad Asy Syatsri. </blockquote>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Editor medis: dr. Muhammad Saifudin Hakim </div>
<blockquote class="tr_bq">
seorang penulis buku, dosen di Fak. Kedokteran UGM, kakak tingkat kami di Fakultas Kedokteran UGM, sedang menempuh S2 Research Master of Infection and Immunity di Erasmus University Medical Centre Rotterdam, Netherlands</blockquote>
<div style="text-align: justify;">
Semoga Allah menjaganya di sana dan pulang ke Indonesia dengan Ilmu yang dibawa. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Artikel <span class="Apple-style-span" style="color: #cc0000;">www.muslim.or.id</span></div>
</span></span></div>
</span></div>
</span></span></span></span></div>
</div>
Morina Syahmerdanhttp://www.blogger.com/profile/17396395893991202894noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8687695459015675581.post-54773861773105655182013-03-03T17:42:00.000-08:002013-03-03T17:42:06.678-08:00Bersolek ala Jahiliah <div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhDDDGC8lCDTHwPO_WxeP3M29UGJkNEApBnwGgGaHpyDLU92FTmlwo3UML9t2GF-CsnkD4oD4x4Cgkg9kSNNR5Al4Xx4iSdR9gYmd8Mds3YU36xfr_eOvnrrPb2mhBuHTffeQnXE9Y7M28C/s1600/cc.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhDDDGC8lCDTHwPO_WxeP3M29UGJkNEApBnwGgGaHpyDLU92FTmlwo3UML9t2GF-CsnkD4oD4x4Cgkg9kSNNR5Al4Xx4iSdR9gYmd8Mds3YU36xfr_eOvnrrPb2mhBuHTffeQnXE9Y7M28C/s1600/cc.jpg" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Assalamu'alaikum Warahmatullah Wabarakatuh<br />Bismillah,<br /><br />Bersolek ala Jahiliah<br /><br /><div style="text-align: justify;">
Roda kehidupan terus berjalan bagaikan air yang mengalir, tanpa penghalang. Perjalanan kehidupan ini dari zaman ke zaman terus mengalami perubahan. Era tahun 70-an berbeda dengan era tahun 80-an dan seterusnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jika kita meneropong sebuah sudut kehidupan anak cucu Adam, khususnya kehidupan wanita dari zaman ke zaman, maka kita akan menemukan perubahan drastis sehingga muncullah istilah baru “<span class="Apple-style-span" style="text-decoration: underline;">Lain dulu, lain sekarang</span>”.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dahulu wanita malu berkeliaran di luar rumah, dan berusaha menjaga kesucian dan kehormatan dirinya, karena mengikuti firman Allah,</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Dan hendaklah kalian (kaum wanita) tetap di rumahmu dan janganlah kalian ber-tabarruj (berhias) dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu” (QS. Al-Ahdzab: 33)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kini mayoritas kaum muslimah berkeliaran di jalan-jalan, kantor-kantor, pompa-pompa bensin, mall-mall dengan berbagai macam tabarruj (solekan dan gaya) ala jahiliah, mulai dari pakaian sempit, transparan, pendek lagi seksi, lalu dipoles dengan berbagai merek make up buatan dalam negeri ataupun buatan mancanegara. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Berjalan dengan selop tinggi, dan bau Parfum yang merangsang birahi hewani kaum lelaki. Mereka bangga dengan penampilan tak senonoh itu, tanpa merasa bersalah. Padahal ia telah keluar dengan solekan ala jahiliah yang telah menguburkan rasa malunya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Problema wanita semacam ini merupakan ujian terberat bagi kaum lelaki, apalagi di zaman sekarang yang jauh dari ilmu syar’i. Banyak kaum lelaki yang tergelincir karena tergoda oleh kaum wanita yang berseliweran dan berkeliaran di hadapannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Inilah yang pernah disinyalir oleh Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam- dalam sabdanya,</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Aku tidak meninggalkan fitnah (masalah) yang lebih besar atas kaum lelaki setelahku dibandingkan wanita”. [HR. Al-Bukhoriy dalam An-Nikah (no. 5096), dan Muslim dalam Adz-Dzikr wa Ad-Du'a' (no. 7880 & 6881)]</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Godaan dan ujian wanita bukanlah perkara remeh. Umat-umat terdahulu banyak yang menyimpang dan durhaka karena masalah wanita. Bagaimana tidak, sebab sebagian manusia ada yang harus melakukan kezhaliman, perang, sogok-menyogok, korupsi, mencuri, mencari uang dengan cara batil, membunuh, dan berbagai macam cara. Semua itu mereka lakukan demi memuaskan wanita yang ia cintai.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Rasulullah -Sholllallahu alaihi wa sallam- bersabda,</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
” waspadailah dunia, dan waspadailah wanita, sebab awal fitnah (masalah) di kalangan Bani Isra’il adalah pada wanita”. [HR. Muslim dalam Adz-Dzikr wa Ad-Du'a' (no.6883)]</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jika kita melayangkan pandangan kepada realita para di zaman sekarang, sungguh membuat hati teriris pilu saat melihatnya. Perzinaan semakin merebak, kejahatan seksual yang kian menemukan kebebasannya. <span class="Apple-style-span" style="text-decoration: underline;">Dimana-mana terdengar rintihan wanita muda, nenek-nenek malang, bahkan anak-anak ingusan karena diperkosa.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Semua itu terjadi karena fitnah (godaan) yang timbul dari penampilan dan solekan wanita itu sendiri. Mereka pamer aurat di televisi dan di media cetak. Mereka berpose di depan kamera dengan menggunakan pakaian yang sangat tipis lagi ketat, bahkan nyaris telanjang. Mereka memamerkan dada dan paha serta memperlihatkan sesuatu yang seharusnya disembunyikan. Kini malu itu telah terkubur!!!</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Permasalahannya tak berhenti hanya disitu saja. Kini para wanita-wanita muslimah yang tipis iman mengikuti gaya dan solekan para artis yang tampil di layar kaca. Sehingga kerusakan bukan hanya terbatas pada layar kaca saja, bahkan menular di alam nyata.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dengan perbuatannya itu, mereka telah mengobarkan nyala api fitnah dan menggelorakan syahwat dalam hati para lelaki yang melihatnya. Sehingga laki-laki yang terangsang melampiaskan hawa nafsunya kepada orang-orang yang berada di sekitarnya. Para wanita pesolek inilah yang pernah diancam oleh Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- dalam sabdanya,</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Ada dua golongan penghuni neraka yang belum pernah saya lihat: (1) kaum yang membawa cemeti bagai ekor sapi yang digunakan memukul manusia, dan (2) wanita-wanita yang berpakaian tapi telanjang, berlenggak-lenggok. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kepala mereka (wanita-wanita tersebut) laksana punuk onta yang miring. Para wanita ini tak akan masuk surga, dan tak akan mendapatkan bau surga, sedang baunya bisa didapatkan dari perjalanan demikian dan demikian”. [HR. Muslim dalam Shohih-nya (no. 5547 & 7123)]</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Rasulullah -Shalallahu ‘alaihi wassalam- bersabda</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Akan ada pada akhir umatku nanti wanita-wanita yang berpakaian tapi telanjang, kepala mereka bagaikan punuk unta, laknatlah mereka karena mereka adalah wanita-wanita yang pantas dilaknat”. [HR. Ath-Thobroniy dalam Al-Mu'jam Ash-Shoghier (hal. 232). Hadits ini di-shohih-kan oleh Syaikh Al-Albaniy dalam Ats-Tsamr Al-Mustathob (1/317)]</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albaniy -rahimahullah- berkata, Wanita ini berpakaian, sedang hakikatnya ia telanjang, misalnya, ia mengenakan pakaian yang transparan yang menggambarkan warna kulitnya, atau mengenakan pakaian ketat melukiskan lekuk-lekuk badannya (seperti, pinggulnya, lengannya, dan sejenis itu). </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pakaian wanita (yang benar) adalah pakaian yang menutupi dirinya. Lantaran itu, ia (wanita) tidak menampakkan tubuh, dan bentuk anggota badannya, karena pakaiannya tebal lagi luas”. [Lihat Jilbab Al-Mar'ah Al-Muslimah (hal. 151), cet. Al-Maktabah Al-Islamiyyah, 1413 H]</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sebagian wanita tak mengerti bahwa seluruh tubuhnya adalah aurat yang harus ditutupi dengan pakaian dan jilbab yang besar lagi luas dan tebal. Mereka menyangka bahwa aurat wanita hanya sebatas dari bahu sampai kepada kemaluan, sehingga mereka tanpa malu ada yang menampakkan rambutnya, kaki, betis, atau pahanya. Jelas ini sebuah kesalahpahaman yang harus diluruskan bahwa aurat wanita adalah semua jasad wanita!!!</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Allah -Ta’ala- berfirman,</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan wanita-wanita orang mukmin, “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, sehingga mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS. Al-Ahzaab : 59)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saudariku, di zaman kini, kecantikan wanita sudah menjadi sebuah“<span class="Apple-style-span" style="text-decoration: underline;">bahan komoditi</span>” yang laris. Lomba betis indah, bibir seksi, cewek gaul dan keren atau lomba-lomba lainnya yang memamerkan tubuh mereka, justru semakin menjadi-jadi! </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Para wanita yang menampakkan dada dan paha-paha mereka, dijadikan sebagai alat pelaris dagangan oleh para hidung belang di dunia periklanan dan perniagaan!! Para muslimah kini tak malu lagi memamerkan auratnya di jalan-jalan, tempat perbelanjaan, tepi pantai dan tempat-tempat umum lainnya!!! </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sehingga nyaris tak ada sebuah sudut di perkotaan dan pedesaan, kecuali mata akan tertuju kepada solekan wanita ala jahiliah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Anehnya, masyarakat justru sengaja menutup mata dari akhlak yang keji ini dan tidak merasa risih dan terusik ketika melihat pemandangan yang rusak ini. Mereka tenang-tenang saja bahkan merestuinya, tanpa mempedulikan bahaya dan kerusakan yang timbul karenanya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sikap seperti ini, akan menyeret mereka ke dalam lembah kebinasaan, karena tidak mengingkari kemungkaran yang ada di tengah-tengah mereka. Allah -Subhana Wa Ta’ala- berfirman,</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Telah dila’nati orang-orang kafir dari Bani Israil melalui lisan Daud dan Isa putera Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas. Mereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan munkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu.” (QS. Al-Maidah: 78-79)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Rasulullah -Sholllallahu alaihi wa sallam- bersabda,</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Sesungguhnya manusia bila melihat kemungkaran dan tidak merubahnya, dikhawatirkan Allah akan menimpakan mereka adzab”. [HR. Ibnu Majah dalam Sunan-nya (no. 4076). Hadits ini di-shohih-kan oleh Syaikh Al-Albaniy dalam Takhrij Al-Misykah (no. 5142)]</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Demi Zat yang jiwaku ada di Tangan-Nya, sungguh kalian semua memerintahkan kebaikan dan melarang dari kemungkaran atau kalau tidak, maka hampir-hampir saja Allah akan menurunkan siksa kepada kalian semua. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kemudian kalian semua berdoa kepada-Nya, tetapi tidak akan dikabulkan untukmu semua doa itu.” [HR. At-Tirmidziy dalam Sunan-nya (no. 2169). Di-hasan-kan oleh Syaikh Al-Albaniy dalam Takhrij Hidayah Ar-Ruwah (no. 5068)]</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Apabila perbuatan para wanita itu disebut dengan “kemajuan zaman” yang semakin moderen ini, makin untungkah wanita jika ia di konteskan atau di perlombakan?!!</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Untungkah wanita jika kecantikannya di komersilkan dan diperdagangkan?!! </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Apakah dengan memamerkan dan memperdagangkan kecantikannya akan mengangkat harkat dan martabatnya?!! </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Lalu siapakah sesungguhnya yang memperoleh keuntungan dari acara-acara tersebut?!! </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ketahuilah bahwa tak ada kemuliaan yang kembali kepada diri wanita tersebut, kecuali keuntungan duniawi yang semu. Sedang akhiratnya korban demi mengejar reputasi hina itu!!</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saudariku, jika kita menganalisa keadaan masyarakat muslim saat ini, maka kita akan mendapati kebanyakan diantara mereka, tenggelam dalam kegelapan nafsu dan kelalaian, berenang ke dalam samudera kesenangan yang haram ini. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mereka tidak peduli dengan perintah dan larangan, bahkan menganggap lucu ayat-ayat Allah -Azza wa Jalla- ketika dibacakan kepada mereka. Mereka membiarkan anak dan istrinya membuka auratnya di depan umum. Jika kemungkaran pamer aurat diingkari oleh seseorang, maka ia berusaha membela kemungkaran itu dengan berbagai macam dalih!!</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kondisi ini diperparah dengan lengkapnya segala fasilitas dan kenikmatan dunia yang menopang GERAKAN PAMER AURAT. Olehnya, muncullah berbagai model pakaian bagi para wanita, mulai dari rok mini, pakaian transparan, celana ketat lagi pendek, baju sempit ala you can see, sampai kepada pakaian-pakaian yang menghilangkan sifat malu mereka.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Allah Yang Maha Perkasa telah mengingatkan kita tentang awal dan sebab kehancuran ini,</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Dan jika kami hendak membinasakan suatu negeri, maka kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu, lalu mereka pun melakukan kedurhakaan dalam negeri itu. Maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami). Lantaran itu, Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya.” (QS. Al-Isra’: 16)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sebagian ulama tafsir menjelaskan bahwa mereka diperintahkan oleh Allah untuk berbuat taat, tapi malah mereka melakukan perbuatan keji (yakni, zina dan sarana-sarananya), dan dosa. Karena itu, mereka berhak mendapatkan siksaan dan hukuman di dunia. [Lihat Tafsir Ibnu Katsir (5/61)]</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Terakhir, kami wasiatkan kepada seluruh orang tua, pengasuh, dan wali yang menjaga para wanita agar selalu memperhatikan anak-anak wanita kita dari pintu kehancuran, khususnya pelanggaran yang berkaitan dengan pakaian dan cara bersolek mereka. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Arahkanlah mereka kepada bimbingan Islam dan Petunjuk Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam-. Janganlah membiarkan mereka bersolek dan berhias ala jahiliah, dan perintahkanlah mereka berjilbab di depan lelaki asing (bukan mahram) atau saat keluar rumah, karena suatu hajat yang penting.</div>
</span><span class="fullpost">
</span></div>
Morina Syahmerdanhttp://www.blogger.com/profile/17396395893991202894noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8687695459015675581.post-91265761680741186292013-02-28T16:06:00.001-08:002013-02-28T16:06:35.269-08:00DAFTAR BUKU-BUKU SYIAH YANG HARUS DIWASPADAI YANG SUDAH DITERBITKAN DI INDONESIA<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhgyWkeC4ZhyEezLGscBuiyu0tCPSuAVwlPbqalNce2xFm0i-ucUl92QLIbPlg8mTTyIyHGmQzgPUjZO79BG0rURZv8Z3mAw_evOSwdR14M0wRBYYrfGbT2iuDb9er-qdmYNw4OV3lMhNOh/s1600/buku.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhgyWkeC4ZhyEezLGscBuiyu0tCPSuAVwlPbqalNce2xFm0i-ucUl92QLIbPlg8mTTyIyHGmQzgPUjZO79BG0rURZv8Z3mAw_evOSwdR14M0wRBYYrfGbT2iuDb9er-qdmYNw4OV3lMhNOh/s1600/buku.jpg" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">[A] - <b>Penerbit : Lentera</b><br /><br /><ol style="text-align: left;">
<li>Akhlak Keluarga Nabi, Musa Jawad Subhani</li>
<li>Ar-Risalah, Syaikh Ja'far Subhani</li>
<li>As-Sair Wa As-suluk, Sayid Muhammad Mahdi Thabathaba'i Bahrul Ulum</li>
<li>Bagaimana Membangun Kepribadian Anda, Khalil Al Musawi</li>
<li>Bagaimana Menjadi Orang Bijaksana, Khalil al-Musawi</li>
<li>Bagaimana Menyukseskan Pergaulan, Khalil al-Musawi</li>
<li>Belajar Mudah Tasawuf, Fadlullah Haeri</li>
<li>Belajar Mudah Ushuluddin, Syaikh Nazir Makarim Syirasi</li>
<li>Berhubungan dengan Roh, Nasir Makarim Syirazi</li>
<li>Ceramah-Ceramah (1), Murtadha Muthahhari</li>
<li>Ceramah-Ceramah (2), Murtadha Muthahhari</li>
<li>Dunia Wanita Dalam Islam, Syaikh Husain Fadlullah</li>
<li>Etika Seksual dalam Islam, Murtadha Muthahhari</li>
<li>Fathimah Az-Zahra, Ibrahim Amini</li>
<li>Fiqih Imam Ja'far Shadiq [1], Muhammad Jawad Mughniyah</li>
<li>Fiqih Imam Ja'far Shadiq Buku [2], Muh Jawad Mughniyah</li>
<li>Fiqih Lima Mazhab, Muh Jawad Mughniyah</li>
<li>Fitrah, Murthadha Muthahhari</li>
<li>Gejolak Kaum Muda, Nasir Makarim Syirazi</li>
<li>Hak-hak Wanita dalam Islam, Murtadha Muthahhari</li>
<li>Imam Mahdi Figur Keadilan, Jaffar Al-Jufri (editor)</li>
<li>Kebangkitan di Akhirat, Nasir Makarim Syirazi</li>
<li>Keutamaan & Amalan Bulan Rajab, Sya'ban dan Ramadhan, Sayid Mahdi al-Handawi</li>
<li>Keluarga yang Disucikan Allah, Alwi Husein, Lc</li>
<li>Ketika Bumi Diganti Dengan Bumi Yang Lain, Jawadi Amuli</li>
<li>Kiat Memilih Jodoh, Ibrahim Amini</li>
<li>Manusia Sempurna, Murtadha Muthahhari</li>
<li>Mengungkap Rahasia Mimpi, Imam Ja'far Shadiq</li>
<li>Mengendalikan Naluri, Husain Mazhahiri</li>
<li>Menumpas Penyakit Hati, Mujtaba Musawi Lari</li>
<li>Metodologi Dakwah dalam Al-Qur'an, Husain Fadhlullah</li>
<li>Monoteisme, Muhammad Taqi Misbah</li>
<li>Meruntuhkan Hawa Nafsu Membangun Rohani, Husain Mazhahiri</li>
<li>Memahami Esensi AL-Qur'an, S.M.H. Thabatabai</li>
<li>Menelusuri Makna Jihad, Husain Mazhahiri</li>
<li>Melawan Hegemoni Barat, M. Deden Ridwan (editor)</li>
<li>Mengenal Diri, Ali Shomali</li>
<li>Mengapa Kita Mesti Mencintai Keluarga Nabi Saw, Muhammad Kadzim Muhammad Jawad</li>
<li>Nahjul Balaghah, Syarif Radhi (penyunting)</li>
<li>Penulisan dan Penghimpunan Hadis, Rasul Ja'farian</li>
<li>Perkawinan Mut'ah Dalam Perspektif Hadis dan Tinjauan Masa Kini, Ibnu Mustofa (editor)</li>
<li>Perkawinan dan Seks dalam Islam, Sayyid Muhammad Ridhwi</li>
<li>Pelajaran-Pelajaran Penting Dalam Al-Qur'an (1), Murtadha Muthahhari</li>
<li>Pelajaran-Pelajaran Penting Dalam Al-Qur'an (2), Murtadha Muthahhari</li>
<li>Pintar Mendidik Anak, Husain Mazhahiri</li>
<li>Rahasia Alam Arwah, Sayyid Hasan Abthahiy</li>
<li>Suara Keadilan, George Jordac</li>
<li>Yang Hangat dan Kontroversial dalam Fiqih, Ja'far Subhani</li>
<li>Wanita dan Hijab, Murtadha Muthahhari</li>
</ol>
-----<br /></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">[B] - P<span class="Apple-style-span" style="font-weight: bold;">enerbit : Pustaka Hidayah</span><br /><br /><ol style="text-align: left;">
<li>14 Manusia Suci, WOFIS IRAN</li>
<li>70 Salawat Pilihan, Al-Ustads Mahmud Samiy</li>
<li>Agama Versus Agama, Ali Syari'ati</li>
<li>Akhirat dan Akal, M Jawad Mughniyah</li>
<li>Akibat Dosa, Ar-Rasuli Al-Mahalati</li>
<li>Al-Quran dan Rahasia angka-angka, Abu Zahrah Al Najdiy</li>
<li>Asuransi dan Riba, Murtadha Muthahhari</li>
<li>Awal dan Sejarah Perkembangan Islam Syiah, S Husain M Jafri</li>
<li>Belajar Mudah Ushuluddin, Dar al-Haqq</li>
<li>Bimbingan Keluarga dan Wanita Islam, Husain Ali Turkamani</li>
<li>Catatan dari Alam Ghaib, S Abd Husain Dastaghib</li>
<li>Dari Saqifah Sampai Imamah, Sayyid Husain M. Jafri</li>
<li>Dinamika Revolusi Islam Iran, M Riza Sihbudi</li>
<li>Falsafah Akhlak, Murthadha Muthahhari</li>
<li>Falsafah Kenabian, Murthada Muthahhari</li>
<li>Gerakan Islam, A. Ezzati</li>
<li>Humanisme Antara Islam dan Barat, Ali Syari'ati</li>
<li>Imam Ali Bin Abi Thalib & Imam Hasan bin Ali Ali Muhammad Ali</li>
<li>Imam Husain bin Ali & Imam Ali Zainal Abidin Ali Muhammad Ali</li>
<li>Imam Muhammad Al Baqir & Imam Ja'far Ash-Shadiq Ali Muhammad Ali</li>
<li>Imam Musa Al Kadzim & Imam Ali Ar-Ridha Ali Muhammad Ali</li>
<li>Inilah Islam, SMH Thabataba'i</li>
<li>Islam Agama Keadilan, Murtadha Muthahhari</li>
<li>Islam Agama Protes, Ali Syari'ati</li>
<li>Islam dan Tantangan Zaman, Murthadha Muthahhari</li>
<li>Jejak-jejak Ruhani, Murtadha Muthahhari</li>
<li>Kepemilikan dalam Islam, S.M.H. Behesti</li>
<li>Keutamaan Fatimah dan Ketegaran Zainab, Sayyid Syarifuddin Al Musawi</li>
<li>Keagungan Ayat Kursi, Muhammad Taqi Falsafi</li>
<li>Kisah Sejuta Hikmah, Murtadha Muthahhari</li>
<li>Kisah Sejuta Hikmah [1], Murthadha Muthahhari</li>
<li>Kisah Sejuta Hikmah [2],Murthadha Muthahhari</li>
<li>Memilih Takdir Allah, Syaikh Ja'far Subhani</li>
<li>Menapak Jalan Spiritual, Muthahhari & Thabathaba'i</li>
<li>Menguak Masa Depan Umat Manusia, Murtadha Muthahhari</li>
<li>Menolak Isu Perubahan Al-Quran, Rasul Ja'farian</li>
<li>Mengurai Tanda Kebesaran Tuhan, Imam Ja'far Shadiq</li>
<li>Misteri Hari Pembalasan, Muhsin Qara'ati</li>
<li>Muatan Cinta Ilahi, Syekh M Mahdi Al-syifiy</li>
<li>Nubuwah Antara Doktrin dan Akal, M Jawad Mughniyah</li>
<li>Pancaran Cahaya Shalat, Muhsin Qara'ati</li>
<li>Pengantar Ushul Fiqh, Muthahhari & Baqir Shadr</li>
<li>Perayaan Maulid, Khaul dan Hari Besar Islam, Sayyid Ja'far Murtadha al-Amili</li>
<li>Perjalanan-Perjalanan Akhirat, Muhammad Jawad Mughniyah</li>
<li>Psikologi Islam, Mujtaba Musavi Lari</li>
<li>Prinsip-Prinsip Ijtihad Dalam Islam, Murtadha Muthahhari& M. Baqir Shadr</li>
<li>Rasulullah SAW dan Fatimah Ali Muhammad Ali</li>
<li>Rasulullah: Sejak Hijrah Hingga Wafat, Ali Syari'ati</li>
<li>Reformasi Sufistik, Jalaluddin Rakhmat</li>
<li>Salman Al Farisi dan tuduhan Terhadapnya, Abdullah Al Sabitiy</li>
<li>Sejarah dalam Perspektif Al-Quran, M Baqir As-Shadr</li>
<li>Tafsir Surat-surat Pilihan [1], Murthadha Muthahhari</li>
<li>Tafsir Surat-surat Pilihan [2], Murthadha Muthahhari</li>
<li>Tawasul, Tabaruk, Ziarah Kubur, Karamah Wali, Syaikh Ja'far Subhani</li>
<li>Tentang Dibenarkannya Syafa'at dalam Islam, Syaikh Ja'far Subhani</li>
<li>Tujuan Hidup, M.T. Ja'fari</li>
<li>Ummah dan Imamah, Ali Syari'ati</li>
<li>Wanita Islam & Gaya Hidup Modern, Abdul Rasul Abdul Hasan al-Gaffar</li>
</ol>
-----<br /><br />[C] - <b>Penerbit : MIZAN</b><br /><br /><ol style="text-align: left;">
<li>40 Hadis [1], Imam Khomeini</li>
<li>40 Hadis [2], Imam Khomeini</li>
<li>40 Hadis [3], Imam Khomeini</li>
<li>40 Hadis [4], Imam Khomeini</li>
<li>Akhlak Suci Nabi yang Ummi, Murtadha Muthahhari</li>
<li>Allah dalam Kehidupan Manusia, Murtadha Muthahhari</li>
<li>Bimbingan Islam Untuk Kehidupan Suami-Istri, Ibrahim Amini</li>
<li>Berhaji Mengikuti Jalur Para Nabi, O.Hasem</li>
<li>Dialog Sunnah Syi'ah, A Syafruddin al-Musawi</li>
<li>Eksistensi Palestina di Mata Teheran dan Washington, M Riza Sihbudi</li>
<li>Falsafah Pergerakan Islam, Murtadha Muthahhari</li>
<li>Falsafatuna, Muhammad Baqir Ash-Shadr</li>
<li>Filsafat Sains Menurut Al-Quran, Mahdi Gulsyani</li>
<li>Gerakan Islam, A Ezzati</li>
<li>Hijab Gaya Hidup Wanita Muslim, Murtadha Muthahhari</li>
<li>Hikmah Islam, Sayyid M.H. Thabathaba'i</li>
<li>Ideologi Kaum Intelektual, Ali Syari'ati</li>
<li>Ilmu Hudhuri, Mehdi Ha'iri Yazdi</li>
<li>Islam Aktual, Jalaluddin Rakhmat</li>
<li>Islam Alternatif, Jalaluddin Rakhmat</li>
<li>Islam dan Logika Kekuatan, Husain Fadhlullah</li>
<li>Islam Mazhab Pemikiran dan Aksi, Ali Syari'ati</li>
<li>Islam Dan Tantangan Zaman, Murtadha Muthahhari</li>
<li>Islam, Dunia Arab, Iran, Barat Dan Timur tengah, M Riza Sihbudi</li>
<li>Isu-isu Penting Ikhtilaf Sunnah-Syi'ah, A Syafruddin Al Musawi</li>
<li>Jilbab Menurut Al Qur'an & As Sunnah, Husain Shahab</li>
<li>Kasyful Mahjub, Al-Hujwiri</li>
<li>Keadilan Ilahi, Murtadha Muthahhari</li>
<li>Kepemimpinan dalam Islam, AA Sachedina</li>
<li>Kritik Islam Atas Marxisme dan Sesat Pikir Lainnya, Ali Syari'ati</li>
<li>Lentera Ilahi Imam Ja'far Ash Shadiq</li>
<li>Manusia dan Agama, Murtadha Muthahhari</li>
<li>Masyarakat dan sejarah, Murtadha Muthahhari</li>
<li>Mata Air Kecemerlangan, Hamid Algar</li>
<li>Membangun Dialog Antar Peradaban, Muhammad Khatami</li>
<li>Membangun Masa Depan Ummat, Ali Syari'ati</li>
<li>Mengungkap Rahasia Al-Qur'an, SMH Thabathaba'i</li>
<li>Menjangkau Masa Depan Islam, Murtadha Muthahhari</li>
<li>Menjawab Soal-soal Islam Kontemporer, Jalaluddin Rakhmat</li>
<li>Menyegarkan Islam, Chibli Mallat (*0</li>
<li>Menjelajah Dunia Modern, Seyyed Hossein Nasr</li>
<li>Misteri Kehidupan Fatimah Az-Zahra, Hasyimi Rafsanjani</li>
<li>Muhammad Kekasih Allah, Seyyed Hossein Nasr</li>
<li>Muthahhari: Sang Mujahid Sang Mujtahid, Haidar Bagir</li>
<li>Mutiara Nahjul Balaghah, Muhammad Al Baqir</li>
<li>Pandangan Dunia Tauhid,. Murtadha Muthahhari</li>
<li>Para Perintis Zaman Baru Islam,Ali Rahmena</li>
<li>Penghimpun Kebahagian, M Mahdi Bin Ad al-Naraqi</li>
<li>PersinggahanPara Malaikat, Ahmad Hadi</li>
<li>Rahasia Basmalah Hamdalah, Imam Khomeini</li>
<li>Renungan-renungan Sufistik, Jalaluddin Rakhmat</li>
<li>Rubaiyat Ummar Khayyam, Peter Avery</li>
<li>Ruh, Materi dan Kehidupan, Murtadha Muthahhari</li>
<li>Spritualitas dan Seni Islam, Seyyed Hossein Nasr</li>
<li>Syi'ah dan Politik di Indonesia, A. Rahman Zainuddin (editor)</li>
<li>Sirah Muhammad, M. Hashem</li>
<li>Tauhid Dan Syirik, Ja'far Subhani</li>
<li>Tema-Tema Penting Filsafat, Murtadha Muthahhari</li>
<li>Ulama Sufi & Pemimpin Ummat, Muhammad al-Baqir</li>
</ol>
</span><div>
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">-----<br /><br />[D] - <b>Penerbit : YAPI JAKARTA</b><br /><br /><ol style="text-align: left;">
<li>Abdullah Bin Saba' dalam Polemik, Non Mentioned</li>
<li>Abdullah Bin Saba' Benih Fitnah, M Hashem</li>
<li>Al Mursil Ar Rasul Ar Risalah, Muhammad Baqir Shadr</li>
<li>Cara Memahami Al Qur'an, S.M.H. Bahesti</li>
<li>Hukum Perjudian dalam Islam, Sayyid Muhammad Shuhufi</li>
<li>Harapan Wanita Masa Kini, Ali Shari'ati</li>
<li>Hubungan Sosial Dalam Islam, Sayyid Muh Suhufi</li>
<li>Imam Khomeini dan Jalan Menuju Integrasi dan Solidaritas Islam, Zubaidi Mastal</li>
<li>Islam Dan Mazhab Ekonomi, Muhammad Baqir Shadr</li>
<li>Kedudukan Ilmu dalam Islam, Sayyid Muh Suhufi</li>
<li>Keluarga Muslim, Al Balaghah Foundation</li>
<li>Kebangkitan Di Akhirat, Nasir Makarim Syirazi</li>
<li>Keadilan Ilahi, Nasir Makarim Syirazi</li>
<li>Kenabian, Nasir Makarim Syirazi</li>
<li>Kota Berbenteng Tujuh, Fakhruddin Hijazi</li>
<li>Makna Ibadah, Muhammad Baqir Shadr</li>
<li>Menuju Persahabatan, Sayyid Muh Suhufi</li>
<li>Mi'raj Nabi, Nasir Makarim Syrazi</li>
<li>Nasehat-Nasehat Imam Ali, Non Mentioned</li>
<li>Prinsip-Prinsip Ajaran Islam, SMH Bahesti</li>
<li>Perjuangan Melawan Dusta, Bi'that Foundation</li>
<li>Persaudaraan dan Persahabatan, Sayyid Muh Suhufi</li>
<li>Perjanjian Ilahi Dalam Al-Qur'an, Abdul Karim Biazar</li>
<li>Rasionalitas Islam, World Shi'a Muslim Org.</li>
<li>Syahadah, Ali Shari'ati</li>
<li>Saqifah Awal Perselisihan Umat, O Hashem</li>
<li>Sebuah Kajian Tentang Sejarah Hadis, Allamah Murthadha Al Askari</li>
<li>Tauhid, Nasir Makarim Syirazi</li>
<li>Wasiat Atau Musyawarah, Ali Shari'ati</li>
<li>Wajah Muhammad, Ali Shari'ati</li>
</ol>
-----<br /><br />[E] - <b>Penerbit : YAPI Bangil</b><br /><br /><ol style="text-align: left;">
<li>Akal dalam Al-Kafi, Husein al-Habsyi</li>
<li>Ajaran- ajaran Al-Quran, Sayid T Burqi & Bahonar</li>
<li>Bimbingan Sikap dan Perilaku Muslim, Al Majlisi Al-Qummi</li>
<li>Hawa Nafsu, M Mahdi Al Shifiy</li>
<li>Konsep Ulul Amri dalam Mazhab-mazhab Islam, Musthafa Al Yahfufi</li>
<li>Kumpulan Khutbah Idul Adha, Husein al-Habsyi</li>
<li>Kumpulan Khutbah Idul Fitri, Husein al-Habsyi</li>
<li>Metode Alternatif Memahami Al-Quran, Bi Azar Syirazi</li>
<li>Manusia Seutuhnya, Murtadha Muthahhari</li>
<li>Polemik Sunnah-Syiah Sebuah Rekayasa, Izzudddin Ibrahim</li>
<li>Pesan Terakhir Rasul, Non Mentioned</li>
<li>Pengantar Menuju Logika, Murtadha Muthahhari</li>
<li>Shalat Dalam Madzhab AhlulBait, Hidayatullah Husein Al-Habsyi</li>
</ol>
-----<br /><br />[F] - <b>Penerbit : Rosdakarya</b><br /><br />1. Catatan Kang Jalal, Jalaluddin Rakhmat<br />2. Derita Putri-Putri Nabi, M. Hasyim Assegaf<br />3. Fatimah Az Zahra, Jalaluddin Rakhmat<br />4. Khalifah Ali Bin Abi Thalib, Jalaluddin Rakhmat<br />5. Meraih Cinta Ilahi, Jalaluddin Rakhmat<br />6. Rintihan Suci Ahlul Bait Nabi, Jalaluddin Rakhmat<br />7. Tafsir Al fatihah: Mukaddimah, Jalaluddin Rakhmat<br />8. Tafsir Bil Ma'tsur, Jalaluddin Rakhmat<br />9. Zainab Al-Qubra, Jalaluddin Rakhmat<br /><br />------<br /></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">[G]-<b>Penerbit : Al-Hadi</b><br /><br />1. Al-Milal wan-Nihal, Ja'far Subhani<br />2. Buku Panduan Menuju Alam Barzakh, Imam Khomeini<br />3. Fiqh Praktis, Hasan Musawa<br /><br />-----<br /><br />[H] - <b>Penerbit : CV Firdaus</b><br /><br /><ol style="text-align: left;">
<li>Al-Quran Menjawab Dilema keadilan, Muhsin Qira'ati</li>
<li>Imamah Dan Khalifah, Murtadha Muthahhari</li>
<li>Keadilan Allah Qadha dan Qadhar, Mujtaba Musawi Lari</li>
<li>Kemerdekaan Wanita dalam Keadilan Sosial Islam, Hashemi Rafsanjani</li>
<li>Pendidikan Anak: Sejak Dini Hingga Masa Depan, Mahjubah Magazine</li>
<li>Tafsir Al Mizan: Ayat-ayat Kepemimpinan, S.M.H. Thabathaba'i</li>
<li>Tafsir Al-Mizan: Surat Al-Fatihah, S.M.H. Thabathaba'i</li>
<li>Tafsir Al-Mizan: Ruh dan Alam Barzakh, S.M.H. Thabathaba'i</li>
<li>Tauhid: Pandangan Dunia Alam Semesta, Muhsin Qara'ati</li>
<li>Al-Qur'an Menjawab Dilema Keadilan, Muhsin Qara'ati</li>
</ol>
-----<br /><br />[I] - <b>Penerbit : Pustaka Firdaus</b><br /><br />1. Saat Untuk Bicara, Sa'di Syirazi<br />2. Tasawuf: Dulu dan Sekarang, Seyyed Hossein Nasr<br /><br />-----<br /><br />[J] - <b>Penerbit : Risalah Masa</b><br /><br /><ol style="text-align: left;">
<li>Akar Keimanan, Sayyid Ali Khamene'i</li>
<li>Dasar-Dasar Filsafat Islam[2], Bahesty & Bahonar</li>
<li>Hikmah Sejarah-Wahyu dan Kenabian [3], Bahesty & Bahonar</li>
<li>Kebebasan berpikir dan Berpendapat dalam Islam, Murtadha Muthahhari</li>
<li>Menghapus Jurang Pemisah Menjawab Buku al Khatib, Al Allamah As Shafi</li>
<li>Pedoman Tafsir Modern, Ayatullah Baqir Shadr</li>
<li>Kritik Terhadap Materialisme, Murtadha Muthahhari</li>
<li>Prinsip-Prinsip Islam [1], Bahesty & Bahonar</li>
<li>Syi'ah Asal-Usul dan Prinsip Dasarnya, Sayyid Muh. Kasyful Ghita</li>
<li>Tauhid Pembebas Mustadh'afin, Sayyid Ali Khamene'i</li>
<li>Tuntunan Puasa, Al-Balagha</li>
<li>Wanita di Mata dan Hati Rasulullah, Ali Syari'ati</li>
<li>Wali Faqih: Ulama Pewaris Kenabian,</li>
</ol>
------<br /><br />[K] - <b>Penerbit : Qonaah</b><br /><br />1. Pendekatan Sunnah Syi'ah, Salim Al-Bahansawiy<br /><br />-----<br /><br />[L] - <b>Penerbit : Bina Tauhid</b><br /><br />1. Memahami Al Qur'an, Murthadha Muthahhari<br /><br />-----<br /><br />[M] - <b>Penerbit : Mahdi</b><br /><br />1. Tafsir Al-Mizan: Mut’ah, S.M.H. Thabathabai<br /><br />-----<br /><br />[N] - <b>Penerbit : Ihsan</b><br /><br />1. Pandangan Islam Tentang Damai-Paksaan, Muhammad Ali Taskhiri<br /><br />-----<br /><br />[O] - <b>Penerbit : Al-Kautsar</b><br /><br />1. Agar Tidak Terjadi Fitnah, Husein Al Habsyi<br />2. Dasar-Dassar Hukum Islam, Muhsin Labib<br />3. Nabi Bermuka Manis Tidak Bermuka Masam, Husein Al Habsyi<br />4. Sunnah Syi'ah Dalam Ukhuwah Islamiyah, Husain Al Habsyi<br />5. 60 Hadis Keutamaan Ahlul Bait, Jalaluddin Suyuti<br /><br />-----<br /><br />[P] - <b>Penerbit : Al-Baqir</b><br /><br />1. 560 Hadis Dari Manusia Suci, Fathi Guven<br />2. Asyura Dalam Perspektif Islam, Abdul Wahab Al-Kasyi<br />3. Al Husein Merajut Shara Karbala, Muhsin Labib<br />4. Badai Pembalasan, Muhsin Labib<br />5. Darah Yang Mengalahkan Pedang, Muhsin Labib<br />6. Dewi-Dewi Sahara, Muhsin Labib<br />7. Membela Para Nabi, Ja'far Subhani<br />8. Suksesi, M Baqir Shadr<br />9. Tafsir Nur Tsaqalain, Ali Umar Al-Habsyi<br /><br />-----<br /><br />[Q] - <b>Penerbit : Al-Bayan</b><br /><br />1. Bimbingan Islam Untuk Kehidupan Suami Istri, Ibrahim Amini<br />2. Mengarungi Samudra Kebahagiaan, Said Ahtar Radhawi<br />3. Teladan Suci Kelurga Nabi, Muhammad Ali Shabban<br /><br />-----<br /><br />[R] - <b>Penerbit : As-Sajjad</b><br /><br /><ol style="text-align: left;">
<li>Bersama Orang-orang yang Benar, Muh At Tijani</li>
<li>Imamah, Ayatullah Nasir Makarim Syirazi</li>
<li>Ishmah Keterpeliharaan Nabi Dari Dosa, Syaikh Ja'far Subhani</li>
<li>Jihad Akbar, Imam Khomeini</li>
<li>Kemelut Kepemimpinan, Ayatullah Muhammad Baqir Shadr</li>
<li>Kasyful Asrar Khomeini, Dr. Ibrahim Ad-Dasuki Syata</li>
<li>Menjawab Berbagai Tuduhan Terhadap Islam, Husin Alhabsyi</li>
<li>Nabi Tersihir, Ali Umar</li>
<li>Nikah Mut'ah Ja'far, Murtadha Al Amili</li>
<li>Nikah Mut;ah Antara Halal dan Haram, Amir Muhammad Al-Quzwainy</li>
<li>Surat-Surat Revolusi, AB Shirazi</li>
</ol>
-----<br /><br />[S] - <b>Penerbit : Basrie Press</b><br /><br /><ol style="text-align: left;">
<li>Ali Bin Abi Thalib di Hadapan Kawan dan Lawan, Murtadha Muthahhari</li>
<li>Manusia Dan Takdirnya, Murtadha Muthahhari</li>
<li>Fiqh Lima Mazhab, Muhammad Jawad Mughniyah</li>
</ol>
-----<br /><br />[T] - <b>Penerbit : Pintu Ilmu</b><br /><br /><ol style="text-align: left;">
<li>Siapa, Mengapa Ahlul Bayt, Jamia'ah Al-Ta'limat Al-Islamiyah Pakistan</li>
</ol>
-----<br /><br />[U] - <b>Penerbit : Ulsa Press</b><br /><br /><ol style="text-align: left;">
<li>Mengenal Allah, Sayyid MR Musawi Lari</li>
<li>Islam Dan Nasionalisme, Muhammad Naqawi</li>
<li>Latar Belakang Persatuan Islam, Masih Muhajeri</li>
<li>Tragedi Mekkah Dan Masa Depan Al-Haramain, Zafar Bangash</li>
<li>Abu Dzar, Ali Syari'ati</li>
<li>Aqidah Syi'ah Imamiyah, Syekh Muhammad Ridha Al Muzhaffar</li>
<li>Syahadat Bangkit Bersaksi, Ali Syari’ati</li>
</ol>
-----<br /><br />[v] - <b>Penerbit : Gua Hira</b><br /><br />1. Kepemimpinan Islam, Murtadha Muthahhari<br /><br />-----<br /><br />[W] - <b>Penerbit : Grafiti</b><br /><br />1. Islam Syi'ah: Allamah M.H. Thabathaba'i<br />2. Pengalaman Terakhir Syah, William Shawcross<br />3. Tugas Cendikiawan Muslim, Ali Syaria’ti<br /><br />------<br /><br />[X] - <b>Penerbit : Effar Offset</b><br /><br /><ol style="text-align: left;">
<li>Dialog Pembahasan Kembali Antara Sunnah & Syi'ah Sulaim Al-Basyari & Syaraduddien Al 'Amili</li>
</ol>
-----<br /><br />[Y] - <b>Penerbit : Shalahuddin Press</b><br /><br />1. Fatimah Citra Muslimah Sejati, Ali Syari'ati<br />2. Gerbang Kebangkitan, Kalim Siddiqui<br />3. Islam Konsep Akhlak Pergerakan, Murtadha Muthahhari<br />4. Panji Syahadah, Ali Syari'ati.<br />5. Peranan Cendekiawan Muslim, Ali Syari’ati<br /><br />-----<br /><br />[Z] - <b>Penerbit : Ats-Tsaqalain</b><br /><br />1. Sunnah Syi’ah dalam Dialog, Husein Al Habsyi<br /><br />----<br /><br />[AA] - <b>Penerbit : Pustaka</b><br /><br />1. Kehidupan Yang Kekal, Morteza Muthahari<br /><br />-----<br /><br />[BB] - <b>Penerbit : Darut Taqrib</b><br /><br />1. Rujuk Sunnah Syi'ah, M Hashem<br /><br />-----<br /><br />[CC] - <b>Penerbit : Al-Muntazhar</b><br /><br /><ol style="text-align: left;">
<li>Fiqh Praktis Syi'ah Imam Khomeini, Araki, Gulfaigani, Khui</li>
<li>Ringkasan Logika Muslim, Hasan Abu Ammar</li>
<li>Saqifah Awal Perselisihan Umat, O Hashem</li>
<li>Tauhid: Rasionalisme Dan Pemikiran dalam Islam, Hasan Abu Ammar</li>
</ol>
-----<br /><br />[DD] - <b>Penerbit : Gramedia</b><br /><br />1. Biografi Politik Imam Khomeini, Riza Sihbudi<br /><br />-----<br /><br />[EE] - <b>Penerbit : Toha Putra</b><br /><br />1. Keutamaan Keluarga Rasulullah, Abdullah Bin Nuh<br /><br />-----<br /><br />[FF] - <b>Penerbit : Gerbang Ilmu</b><br /><br />1. Tafsir Al-Amtsal (Jilid 1), Nasir Makarim Syirazi<br /><br />----<br /><br />[GG] - <b>Penerbit : Al-Jawad</b><br /><br /><ol style="text-align: left;">
<li>Amalan Bulan Ramadhan Husein Al-Kaff</li>
<li>Mi'raj Ruhani [1], Imam Khomeini</li>
<li>Mi'raj Ruhani [2] Imam Khomeni</li>
<li>Mereka Bertanya Ali Menjawab, M Ridha Al-Hakimi</li>
<li>Pesan Sang Imam, Sandy Allison (penyusun)</li>
<li>Puasa dan Zakat Fitrah Imam Khomeini & Imam Ali Khamene'i</li>
</ol>
<b>[HH]-Penerbit : Jami'ah al-Ta'limat al-Islamiyah</b></span></div>
<div>
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><b><br /></b>1. Tuntutan Hukum Syari'at, Imam Abdul Qasim<br /><br />-----<br /><br />[II] - <b>Penerbit : Sinar Harapan</b><br /><br />1. Iran Pasca Revolusi, Syafiq Basri<br />2. Perang Iran Perang Irak, Nasir Tamara<br />3. Revolusi Iran, Nasir Tamara<br /><br />-----<br /><br />[JJ] - <b>Penerbit : Mulla Shadra</b><br /><br />1. Taman Para Malaikat, Husain Madhahiri<br />2. Imam Mahdi Menurut Ahlul Sunnah Wal Jama'ah, Hasan Abu Ammar<br /><br />----<br /><br />[KK] - <b>Penerbit : Duta Ilmu</b><br /><br />1. Wasiat Imam Ali, Non Mentioned<br />2. Menuju Pemerintah Ideal, Non Mentioned<br /><br />-----<br /><br />[LL] - <b>Penerbit : Majlis Ta'lim Amben</b><br /><br />1. 114 Hadis Tanaman, Al Syeikh Radhiyuddien<br /><br />----<br /><br />[MM] - <b>Penerbit : Grafikatama Jaya</b><br /><br />1. Tipologi Ali Syari’ati<br /><br />-----<br /><br />[NN] - <b>Penerbit : Nirmala</b><br /><br />1. Menyingkap Rahasia Haji, Syeikh Jawadi Amuli<br /><br />----<br /><br />[OO] - <b>Penerbit : Hisab</b><br /><br />1. Abu Thalib dalam Polemik, Abu Bakar Hasan Ahmad<br /><br />-----<br /><br />[PP] - <b>Penerbit : Ananda</b><br /><br />1. Tentang Sosiologi Islam, Ali Syari’ati<br /><br />-----<br /><br />[QQ] - <b>Penerbit : Iqra</b><br /><br />1. Islam dalam Perspektif Sosiologi Agama, Ali Shari’ati<br /><br />----<br /><br />[RR] - <b>Penerbit : Fitrah</b><br /><br />1. Tuhan dalam Pandangan Muslim, S Akhtar Rizvi<br /><br />----<br /><br />[SS] - <b>Penerbit : Lentera Antarnusa</b><br /><br />1. Sa’di Bustan, Sa’di<br /><br />----<br /><br />[TT] - <b>Penerbit : Pesona</b><br /><br />1. Membaca Ali Bersama Ali Bin Abi Thalib, Gh R Layeqi<br /><br />----<br /><br />[UU] - <b>Penerbit : Rajawali Press</b><br /><br />1. Tugas Cendekiawan Muslim, Ali Shari’ati<br /><br />-----<br /><br />[VV] - <b>Penerbit : Bina Ilmu</b><br /><br />1. Demonstran Iran dan Jum'at Berdarah di Makkah, HM Baharun<br /><br />-----<br /><br />[XX] - <b>Penerbit : Pustaka Pelita</b><br /><br />1. Akhirnya Kutemukan Kebenaran, Muh Al Tijani Al Samawi<br />2. Cara Memperoleh Haji Mabrur, Husein Shahab<br />3. Fathimah Az-Zahra: Ummu Abiha, Taufik Abu 'Alama<br />4. Pesan Terakhir Nabi, Non Mentioned<br /><br />----<br /><br />[YY] - <b>Penerbit : Pustaka</b><br /><ol style="text-align: left;">
<li>Etika Seksual dalam Islam, Morteza Muthahhari</li>
<li>Filsafat Shadra, Fazlur Rahman</li>
<li>Haji, Ali Syari'ati</li>
<li>Islam dan Nestapa Manusia Modern, Seyyed Hosein Nasr</li>
<li>Islam Tradisi Seyyed, Hosein Nasr</li>
<li>Manusia Masa Kini Dan Problem Sosial, Muhammad Baqir Shadr</li>
<li>Reaksi Sunni-Syi'ah, Hamid Enayat</li>
<li>Surat-Surat Politik Imam Ali, Syarif Ar Radhi</li>
<li>Sains dan Peradaban dalam Islam, Sayyed Hossein Nasr</li>
</ol>
-----<br /><br />[ZZ] - <b>Penerbit : Pustaka Jaya</b><br /><br />1. Membina Kerukunan Muslimin, Sayyid Murthadha al-Ridlawi<br /><br />-----<br /><br />[AB] - <b>Penerbit : Islamic Center Al-Huda</b><br /><br />1. Jurnal Al Huda (1)<br />2. Jurnal Al Huda (2)<br />3. Syiah Ditolak, Syiah Dicari, O. Hashem<br />4. Mutiara Akhlak Nabi, Syaikh Ja'far Hadi<br /><br />-----<br /><br />[AC] - <b>Penerbit : Hudan Press</b><br /><br />1. Tafsir Surah Yasin, Husain Mazhahiri<br />2. Do'a-Do;a Imam Ali Zainal Abidin<br /><br />-----<br /><br />[AD] - <b>Penerbit : Yayasan Safinatun Najah</b><br /><br /><ol style="text-align: left;">
<li>Manakah Jalan Yang Lurus (1), Al-Ustads Moh. Sulaiman Marzuqi Ridwan</li>
<li>Manakah Jalan Yang Lurus (2), Al-Ustads Moh. Sulaiman Marzuqi Ridwan</li>
<li>Manakah Jalan Yang Lurus (3), Al-Ustads Moh. Sulaiman Marzuqi Ridwan</li>
<li>Manakah Shalat Yang Benar (1), Al-Ustads Moh. Sulaiman Marzuqi Ridwan</li>
</ol>
-----<br /><br />[AE] - <b>Penerbit : Amanah Press</b><br /><br />1. Falsafah Pergerakan Islam, Murtadha Muthahhari<br /><br />-----<br /><br />[AF] - <b>Penerbit : Yayasan Al-Salafiyyah</b><br /><ol style="text-align: left;">
<li>Khadijah Al-Kubra Dalam Studi Kritis Komparatif, Drs. Ali S. Karaeng Putra</li>
</ol>
-----<br /><br />[AG] - <b>Penerbit : Kelompok Studi Topika</b><br /><br />1. Hud-Hud Rahmaniyyah, Dimitri Mahayana<br /><br />-----<br /><br />[AH] - <b>Penerbit : Muthahhari Press/Muthahhari Papaerbacks</b><br /><ol style="text-align: left;">
<li>Jurnal Al Hikmah (1)</li>
<li>Jurnal Al Hikmah (2)</li>
<li>Jurnal Al Hikmah (3)</li>
<li>Jurnal Al Hikmah (4)</li>
<li>Jurnal Al Hikmah (5)</li>
<li>Jurnal Al Hikmah (6)</li>
<li>Jurnal Al Hikmah (7)</li>
<li>Jurnal Al Hikmah (8)</li>
<li>Jurnal Al Hikmah (9)</li>
<li>Jurnal Al Hikmah (10)</li>
<li>Jurnal Al Hikmah (11)</li>
<li>Jurnal Al Hikmah (12)</li>
<li>Jurnal Al Hikmah (13)</li>
<li>Jurnal Al Hikmah (14)</li>
<li>Jurnal Al Hikmah (15)</li>
<li>Jurnal Al Hikmah (16)</li>
<li>Jurnal Al Hikmah (17)</li>
<li>Shahifah Sajjadiyyah, Jalaluddin Rakhmat (penyunting)</li>
<li>Manusia dan Takdirnya, Murtadha Muthahhari</li>
<li>Abu Dzar, Ali Syariati</li>
<li>Pemimpin Mustadha'afin, Ali Syariati</li>
</ol>
</span></div>
<div>
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">-----<br /><br />[AH] - <b>Penerbit : Serambi</b><br /><br />1. Jantung Al-Qur'an, Syeikh Fadlullah Haeri<br />2. Pelita Al-Qur’an, Syeikh Fadlullah Haeri<br /><br />-----<br /><br />[AI] - <b>Penerbit : Cahaya</b><br /><br />1. Membangun Surga Dalam Rumah Tangga, Huzain Mazhahiri<br /><br />-----<br /><br />[AJ] - <b>(Non Mentioned)</b><br /><br /><ol style="text-align: left;">
<li>Sekilas Pandang Tentang Pembantain di Masjid Haram, Non Mentioned</li>
<li>Jumat Berdarah Pembantaian Kimia Rakyat Halajba 1988, Non Mentioned</li>
<li>Al-Quran dalam Islam, MH Thabathabai</li>
<li>Ajaran-Ajaran Asas Islam, Behesti</li>
<li>Wacana Spiritual, Tabligh Islam Program</li>
<li>Keutamaan Membaca Juz Amma, Taufik Yahya</li>
<li>Keutamaan Membaca Surah Yasin, Waqiah, Al Mulk, Taufik Yahya</li>
<li>Keutamaan Membaca Surah Al-Isra & Al-Kahfi, Taufik Yahya</li>
<li>Bunga Rampai Keimanan, Taufik Yahya</li>
<li>Bunga Rampai Kehidupan Sosial, Taufik Yahya</li>
<li>Bunga Rampai Pendidikan, Husein Al-Habsyi</li>
<li>Hikmah-Hikmah Sholawat ,Taufik Yahya</li>
<li>Bunga Rampai Pernikahan, Taufik Yahya</li>
<li>Hikmah-Hikmah Puasa, Taufik Yahya</li>
<li>Hikmah-Hikmah Kematian, Taufik Yahya</li>
<li>Wirid Harian, Non Mentioned</li>
<li>Do'a Kumay,l Non Mentioned</li>
<li>Do'a Harian, Non Mentioned</li>
<li>Do'a Shobah, Non Mentioned</li>
<li>Do'a Jausyan Kabir, Non Mentioned</li>
<li>Keutamaan Shalat Malam Dan Do'anya, Non Mentioned</li>
<li>Do'a Nutbah, Non Mentioned</li>
<li>Do'a Abu Hamzah Atsimali, Non Mentioned</li>
<li>Do'a Hari Arafah (Imam Husain), Non Mentioned</li>
<li>Do'a Hari Arafah (Imam Sajjad), Non Mentioned</li>
<li>Do'a Tawassul, Non Mentioned</li>
<li>Do'a Untuk Ayah dan Ibu, Non Mentioned</li>
<li>Do'a Untuk Anak, Non Mentioned</li>
<li>Do'a Khatam Qur'an, Non Mentioned</li>
<li>Doa Sebelum dan Sesudah Baca Qur'an, Non Mentioned</li>
<li>Amalan Bulan Sya'ban dan Munajat Sya'baniyah, Non Mentioned</li>
</ol>
------<br />Sumber : http://blogkuzainal.blogspot.com/2012/03/daftar-buku-buku-syiah-yang-harus.html<br />----<br /><br />Sebarkan..!</span><span class="fullpost">
</span></div>
</div>
Morina Syahmerdanhttp://www.blogger.com/profile/17396395893991202894noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8687695459015675581.post-59871323410819237632013-02-07T17:24:00.000-08:002013-02-07T17:26:30.743-08:00BERHENTILAH MEROKOK KARENA ALLAH, SAUDARAKU.......<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiEHgju82YT5-d6GlcHiLGuBtuabSTjybqAoqh2tpQWeBX619T5laluvdRuRxhOnKRz63EM8v8qxgm1s1XdHI3MQyE2272IEsBXdhfqjqRdY0ofAkorFx-M4mQo6funBEcvybudapoDIYEU/s1600/rokok1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="228" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiEHgju82YT5-d6GlcHiLGuBtuabSTjybqAoqh2tpQWeBX619T5laluvdRuRxhOnKRz63EM8v8qxgm1s1XdHI3MQyE2272IEsBXdhfqjqRdY0ofAkorFx-M4mQo6funBEcvybudapoDIYEU/s400/rokok1.jpg" width="400" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
</div>
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Mari kita sampaikan kepada saudara-saudara kita yang masih merokok, bahwa Allah Ta’ala telah berfirman:</span><br />
<div dir="rtl" style="text-align: center;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /> </span><span style="font-family: 'Traditional Arabic';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">وَلا تَقْتُلُوا أَنْفُسَكُمْ إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيمًا</span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="color: #339966;"><em><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> “Dan janganlah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepada kalian.” </span></em></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> (An Nisaa’ 29)</span></div>
<div style="text-align: center;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Al-Imam Ibnu Katsir Rahimahullah menjelaskan di dalam kitab tafsirnya:</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span>
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Sehubungan dengan ayat ini Ibnu Murdawaih mengetengahkan sebuah
hadits melalui Al-A’masy, dari Abu Shalih, dari Abu Hurairah
radhiyallahu ‘anhu yang menceritakan bahwa Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam pernah bersabda:</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span>
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> “Barangsiapa yang membunuh dirinya sendiri dengan sebuah besi,
maka besi itu akan berada di tangannya yang dipakainya untuk menusuki
perutnya kelak di hari kiamat di dalam neraka jahanam dalam keadaan
kekal di dalamnya untuk selama-lamanya. Dan barangsiapa yang membunuh
dirinya sendiri dengan racun, maka racun itu berada di tangannya untuk
ia teguk di dalam neraka jahanam dalam keadaan kekal di dalamnya untuk
selama-lamanya.” (HR. Bukhari – Muslim).</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span>
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Abuz Zanad dari Al A’raj, dari
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
dengan lafaz yang semisal. (Tafsir Ibnu Katsir, Juz 5).</span><br />
<h3 style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Kisah Seorang Ulama dan Perokok di Malam Ramadhan</span></h3>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Aku pernah diundang di malam Ramadhan
dua tahun yang lalu untuk menjadi pembicara dalam satu siaran live di
salah satu siaran televisi. Siaran kala itu berkisar tentang ibadah pada
bulan Ramadhan. Siaran itu dilakukan di Makkah al Mukarramah pada satu
kamar di salah satu hotel yang bisa melongok di atas Masjidil Haram.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Kala itu kami berbicara tentang
Ramadhan. Para pemirsa televisi bisa melihat dari sela-sela jendela
kamar di belakang kami pemandangan orang-orang yang umrah dan thawaf
secara langsung.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Kala itu pemandangannya sungguh
mengagumkan dan mengharukan, membuat pembicaraan pun semakin berkesan.
Hingga pembawa acara menjadi lembut hatinya, dan menangis di tengah
halaqah itu. Sungguh suasana itu adalah suasana keimanan, dan tidak
merusak suasana itu kecuali salah satu cameramen. Dia memegang kamera
dengan satu tangan, dan tangan yang kedua memegang “Tuhan Sembilan
Senti” menurut istilah Penyair Taufik Ismail (tambahan redaksi), yaitu
rokok. Seakan-akan tidak ada satu waktu yang tersia-siakan dari malam
bulan Ramadhan kecuali dia kenyangkan paru-parunya dengan asap rokok.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Hal ini banyak menggangguku. Penghisap
rokok itu benar-benar mencekikku, tetapi harus bersabar, karena itu
adalah siaran langsung, dan tidak ada alas an, kecuali terpaksa
melaluinya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Berlalulah satu jam penuh, dan
berakhirlah kajian itu dengan salam. Kameramen itu pun mendatangiku
–sementara rokok masih ada di tangannya- sembari dia mengucapkan terima
kasih dan memuji. Maka kukeraskan genggaman tanganku dan kukatakan,
“Anda juga, saya berterima kasih atas keikutsertaan anda dalam
menyunting acara keagamaan ini. Saya memiliki satu kalimat, barangkali
anda mau menerimanya.”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Dia pun menjawab, “Silahkan…silahkan.”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Kukatakan, “Rokok dan siga…” (maksudnya sigaret),</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Namun dia memutus pembicaraanku seraya berkata, “Jangan menasehatiku…Demi Allah, tidak ada faidahnya wahai Syaikh.”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Kukatakan, “Baik, dengarkan saya… Anda tahu bahwa rokok haram, dan Allah berfirman…”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Dia pun memotong pembicaraanku sekali
lagi, “Wahai Syaikh, janganlah menyia-nyiakan waktu anda… saya telah
merokok selama 40 tahun… rokok telah mengalir dalam urat nadi saya…
tidak ada faidah… selain anda lebih pandai lagi…!!”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Kukatakan, “Apa yang ada faidahnya?”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Dia pun merasa tidak enak dariku lalu berkata, “Doakanlah saya… doakanlah saya.”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Maka aku pun memegang tangannya seraya berkata, “Mari bersama saya…”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Kukatakan, “Mari kita melihat kepada Ka’bah.”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Maka kami pun berdiri di sisi jendela
yang bisa melongok di atas al Haram. Dan ternyata setiap jengkal
dipenuhi dengan manusia. Antara yang ruku’, sujud, yang sedang umrah,
dan sedang menangis. Sungguh pemandangan yang sangat mengesankan.
Kukatakan, “Apakah anda melihat mereka?”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Dia menjawab, “Ya.”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Kukatakan, “Mereka datang dari setiap
tempat, yang putih, yang hitam… orang Arab dan Ajam… yang kaya yang
miskin… semuanya berdoa kepada Allah agar menerima ibadah mereka dan
mengampuni mereka…”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Dia menjawab, “Benar… benar…”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Kukatakan, “Tidakkah anda menginginkan Allah memberikan kepada anda apa yang Dia berikan kepada mereka?”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Dia menjawab, “Ya… tentu saja.”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Kukatakan, “Angkatlah tangan anda, saya akan berdoa untuk anda… dan aminilah doa saya.”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Aku pun mengangkat kedua tanganku lalu kukatakan, “Ya Allah, ampunilah dia…”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Dia berkata, “Aamiin.”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Aku berdoa, Ya Allah, angkatlah
derajatnya, dan kumpulkanlah dia bersama dengan orang-orang yang
dikasihinya di dalam sorga… Ya Allah…”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Dan tidak henti-hentinya aku berdoa hingga hatinya lembut dan menangis… seraya mengulang-ulang, “Aamiin… aamiin…”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Tatkala aku ingin menutup doa kukatakan,
“Ya Allah, jika dia meninggalkan rokok, maka kabulkanlah doa ini, jika
tidak, maka haramkan dia terkabulnya doa ini.”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Maka pecahlah tangisan laki-laki tersebut, sembari menutup wajahnya dengan kedua tangannya dan keluar dari kamar tersebut.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Berbulan-bulan telah berlalu, aku pun
diundang lagi di studio televisi tersebut untuk melakukan siaran
langsung. Saat aku masuk ke bangunan tersebut, tiba-tiba ada seorang
laki-laki yang tampak taat beragama menemuiku, kemudian dia mengucapkan
salam dengan hangat, lalu mencium kepalaku, dan merendah meraih kedua
tanganku untuk menciumnya, dan sungguh dia sangat terkesan.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Kukatakan kepadanya, “Mudah-mudahan
Allah mensyukuri kelembutan dan adab anda… saya sungguh menghargai
kecintaan anda… akan tetapi maaf, saya belum mengenal anda…”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Maka dia berkata, “Apakah anda masih
ingat dengan cameramen yang telah anda nasihati untuk meninggalkan rokok
dua tahun yang lalu?”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Kujawab, “Ya…”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Dia berkata, “Sayalah dia… Demi Allah wahai Syaikh… sesungguhnya aku tidak pernah meletakkan rokok di mulutku sejak saat itu.”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Alhamdulillahi Rabbil ‘alamin.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Dikisahkan oleh Syaikh Dr. Muhammad al ‘Arifi.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">(Dinukil dari majalah Qiblati edisi 11 tahun V, Ramadhan 1431 H / agustus 2010 oleh gizanherbal.wordpress.com)</span></div>
<h3 style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> </span></h3>
<h3 style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Risalah dari Hati Agar Berhenti Merokok</span></h3>
<h4 style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Merokok:</span></h4>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">1. Maksiat kepada Allah Ta’ala.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">2. Pemborosan</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">3. Mengganggu orang lain</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">4. Merusak diri</span></div>
<h4 style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Realita</span></h4>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Perusahaan rokok menganggarkan Sebanyak
368 Miliar dollar USD untuk memerangi rokok dan mengganti kerugian yang
diderita oleh para perokok Perusahaan rokok Amerika telah membayar
anggaran sebesar 368 milyar dolar untuk menutupi biaya tuduhan yang di
arahkan kepadanya dan untuk mengobati mereka yang terkena pengaruh dari
pada rokok sebesar 10 milyar dolar pada gelombang pertama yang langsung
di bayarkan setelah penandatanganan kesepakatan pada tanggal 15 shafar
1418, bertepatan dengan 20 juni 1998. dan setelah itu perusahaan
tersebut membayar 8,5 miliyar dolar setiap tahunnya, dan pada
tahun-tahun pertama, dan kemudian meningkat 15 miliyar dolar pada setiap
tahunnya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Demikianlah perusahaan tembakau
mengeluarkan anggaran 1 miliar dollar pada setiap tahunnya untuk
memperbanyak kegiatan guna menanggulangi rokok di Negara-negara bagian
di Amerika Serikat dan usaha untuk meminimalkan persentase pecandu rokok
sekitar 10 % selama 10 tahun. Jika hal tersebut gagal maka pabrik
perusahaan rokok membayar denda hingga 1 miliar dollar setiap tahunnya.
Demikian pula tidak di perkenankan bagi perusahaan rokok untuk
menyebarkan propaganda yang ditujukan bagi para pecandu rokok dan bagi
usia muda untuk merokok di Amerika.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Dan terlaksanalah publikasi batas
larangan-larangan yang di tetapkan untuk kemasan rokok dalam presentase
25 % dan mengklasifikasikannya bagi para pecandu dan dari sinilah kita
melihat Amerika dan Negara-nagara barat secara umum sangat keras dalam
memerangi rokok dan mampu untuk menghasilkan prosentase yang memuaskan
dalam meminimalisasi para perokok. Dan diantara tahun 1990 hingga 1995
menurunlah prosentase penjualan rokok di Amerika hingga 4,5 %, dan
Amerika latin hingga 11,2 %, dan di eropa barat 1,7 %, adapun di Asia
cenderung meningkat hingga 8,8 %. Adapun prosentase yang sangat tinggi
semakin bertambah di daerah: ( Timur Tengah ) dan kita termasuk dalam
bagian itu. ( Hingga mencapai 17,7 % !!! ini menandakan pemusatan
perusahaan tembakau pada pasar-pasar Negara timur tengah dan
Negara-nagara berkembang untuk mengganti kerugian mereka setelah
peperangan yang dihadapi perusahaan perusahaan tembakau ini di Amerika
dan Negara-negara barat) Maka apakah kita memiliki sikap yang kuat yang
tidak kurang dari sikap yang di ambil Negara itu, untuk menjaga
masyarakat kita dari pada bencana ini.</span></div>
<h3 style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Dakwah Syaikh Muhammad bin Sholeh Al Utsaimin yang Membuahkan Hasil</span></h3>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Syaikh Utsaimin rahimahullah mendorong
seluruh masyarakat untuk membeli kebutuhan mereka dari toko-toko yang
tidak menjual rokok, dan ini adalah suatu ide yang benar dan disepakati,
dan kita memandang perlu untuk memotifasi masyarakat agar membeli
sesuatu dari mereka yang tidak menjual rokok di tokonya atau dari siapa
saja yang meninggalkan rokok karena Allah ta’ala. Karena ia telah
mengetahui faedah untuk saling tolong menolong dalam kebenaran dan
tolong menolong dalam kebaikan dan takwa. Dan semoga saja apabila
orang-orang melihat para penjual rokok, mereka akan lari dari padanya
untuk bertobat pada Allah Ta’ala dan mendoakan mereka agar Allah tidak
membinasakan harta mereka.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Dan sesungguhnya kami amat bersyukur
apabila menjelaskan yang demikian itu dan kepada siapa saja
ikhwan-ikhwan yang mengadakan perbaikan bagi agama dan masyarakatnya,
serta mendakwahi teman-teman yang disekitarnya dengan ikhlas yang masih
saja memperdagangkan rokok dengan bersikap tegas kepada penjualnya dan
siapa pun yang melariskan penjualannya. Hal ini kita lakukan dalam
rangka menaati firman Allah Ta’ala: “Tolong-menolonglah dalam kebaikan
dan takwa dan janganlah engkau tolong-menolong dalam dosa dan permusuhan
bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah amat keras siksaanNYA.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Kita mohon kepada Allah yang maha tinggi
lagi maha kuasa untuk memberkati mereka dalam kesehatan mereka dan
harta mereka dan agar Allah mengganti dengan yang lebih baik, dan
menjadikan perkejaan ini ikhlas karena Allah yang mulia. dan shalawat
serta salam kepada nabi kita Muhammad shallallaahu ‘alaihi wasallam. Dan
kepada keluarganya dan para shahabatnya. Allah Ta’ala. Berfirman dalam
Al-qur’an:”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu
sendiri kedalam kebinasaan dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya
Allah menyukai orang-orang yan berbuat baik” (Al-Baqarah) Dan Rasulullah
shallallaahu ‘alaihi wasallam. bersabda: “barang siapa yang membunuh
dirinya dengan racun maka dia akan diazab dengan racun yang digunakannya
sampai hari kiamat” Tembakau adalah sesuatu yang mengumpulkan 2000 zat
racun yang mematikan, hingga walaupun tidak kelihatan pengaruhnya secara
langsung dalam waktu dekat, akan tetapi bahayanya lebih besar dan
pengaruhnya secara perlahan-lahan dan lambat laun akan menghancurkan
dalam kurun waktu tahun.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Dan bagi para pecandunya amat berat
untuk melepaskan diri dari rokok dan dari pengaruhnya. Wahai saudaraku!!
Jangan kamu terpedaya dengan kesehatanmu yang sekarang, dan bahwa rokok
belum mempengaruhi badanmu. karena penyakit cepat atau lambat akan
mempengaruhi badanmu, dan adapun terlambatnya gejala penyakit yang
timbul dari rokok kembali kepada kekuatan fisik manusia karena adanya
perbedaan antara manusia yang timbul dari perebedaan makanan dan
kesempurnaannya dan keselamatannya dan sejauh mana seorang perokok
tersebut melakukan olahraga dan juga hal terebut kembali kepada jenis
dan kuantitas rokok yang mereka konsumsi akan tetapi racun yang ada di
dalam rokok yang di hisap oleh perokok pasti memberikan efek walaupun
setelah tenggang waktu, dan berhenti merokok sedini mungkin pada waktu
muda dapat menjaga dan mengembalikan perokok kepada keadaannya semula,
dan kesehatannya akan pulih kembali seperti sedia kala.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Dan sebaliknya mereka yang terbuai dan
tenggelam didalam kenikmatan rokok sungguh mereka sudah menghilankan
kesempatan dan menghentikan dirinya dari kehidupan yang mulia. Tips-tips
untuk berhenti merokok:</span></div>
<ul style="list-style-type: square;">
<li style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Niat yang ikhlas karena Allah Ta’la dan
yakin bahwa Allah akan membantunya dalam meninggalkannya demi untuk
mendapatkan ganjaran dan pahala dalam waktu yang bersamaan.</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Bergaul dengan orang-orang yang selalu menasehati kamu akan bahaya rokok bagi kesehatanmu dan keluargamu dan orang sekitarmu.</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Mengambil keputusan dan membulatkan
tekad serta keinginan untuk berhenti merokok. Siwak sebagai pengganti
yang lebih baik: Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam. Bersabda:
“Siwak itu membersihkan mulut dan mendapatkan keridhoan dari Allah”
(hadist sahih) Wahai saudaraku!!! Dan banyak hadist yang menjelaskan
tentang keutamaan siwak dan pensyari’atan sebagaimana sebagaimana survey
kesehatan membuktikan bahwasannya siwak menyempurnakan apa yang tidak
tersempurnakan oleh segala jenis pasta gigi dan sikat gigi. Gunakanlah
siwak sebanyak mungkin sampai menbuahkan hasil yang bersih untuk mulutmu
dan merupakan sebab keridhaan Allah.</span></li>
</ul>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Bagaimana cara meniggalkan rokok? Banyak
dari sebagian pecandu rokok bertanya-tanya bagaimana cara meniggalkan
rokok tanpa bersugguh-sungguh dalam berbuat agar lepas dari rokok…….
Rokok itu dzat yang dapat menyebabkan urat-urat syaraf menjadi tegang
dan yang menyebabkan usaha untuk berhenti dari padanya membutuhkan
kesabaran dan kelapangan dada serta ketahanan untuk menghadapi
gejala-gejala dan dampak yang ditimbulkan oleh usaha untuk berhenti
merokok, seperti ras pusing khususnya pada minggu-minggu pertama, akan
tetapi… hal ini tidak berlangsung lama dan akan hilang dalam waktu yang
cepat. Hal-hal yang dapat membantu perokok untuk melepaskan diri dari
rokok dengan seizin Allah ‘Azza wa Jalla.</span></div>
<ul style="list-style-type: square;">
<li style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Hendaklah ia berniat untuk berhenti
dari rokok karena rokok merupakan perbuatan yang diharamkan oleh
syari’at, dimana tidaklah pantas bagi seorang muslim untuk mengkonsumsi
sesuatu yang haram atau melakukan sesuatu yang haram dengan
terang-terangan.</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Hendaklah ia mengetahui bahaya rokok
dengan baik dan juga kaitannya dengan kehidupannya yang akan datang
begitu juga kehidupan keluarganya serta anak-anaknya dan orang-orang
yang berada disekitarnya.</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Hendaklah ia mempunyai keinginan yang
kuat yang dapat membantunya untuk melepaskan dirinya dari rokok dan
hendaklah ia menjauhi para perokok.</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Hendaklah ia menyibukkan dirinya dengan
membaca Al-qur’anul karim dengan penuh penghayatan dan Hendaklah ia
selalu memakai siwak.</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">memperbanyak perbuatan shaleh.</span></li>
</ul>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Akhirnya… hendaknya kita megetahui
bahwasanya kembali merokok merupakan musibah yang paling besar dari pada
kesabarannya atas rasa pusing ataupun gejala lainnya yang akan hilang
dalam waktu yang singkat. Semoga Allah memberikan kita shidqul ‘azimah
dan keinginan yang kuat.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">--------------------------------------------------</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Penulis: Ustadz Sufyan Basweidan, MA</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Dari artikel 'Risalah dari Hati Agar Berhenti Merokok — Muslim.Or.Id'</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<br />
<span class="fullpost">
</span></div>
Morina Syahmerdanhttp://www.blogger.com/profile/17396395893991202894noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8687695459015675581.post-84468508544780696892012-12-25T15:48:00.001-08:002013-01-24T16:25:51.498-08:00Menunda Khitan Sampai Besar Dan Hukum Acara Syukuran Khitan<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgHmTVZ3a69RIKhWY3LOpDP2aw3tqVfJjxrYlOYQMhXRztXI8c5DOvsSf3N8KUUrFs_tnCzVtE_RY7thEVVbtZiwWtJgyEhNs81DkzxO9IqOFmhXx2th5jGg2hNW0XR60JS9uVNVqRDmhrm/s1600/2toymescissor1-150x150.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgHmTVZ3a69RIKhWY3LOpDP2aw3tqVfJjxrYlOYQMhXRztXI8c5DOvsSf3N8KUUrFs_tnCzVtE_RY7thEVVbtZiwWtJgyEhNs81DkzxO9IqOFmhXx2th5jGg2hNW0XR60JS9uVNVqRDmhrm/s320/2toymescissor1-150x150.jpg" width="320" /></a><span class="Apple-style-span" style="line-height: 22px;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">Kebiasaan di Indonesia seperti ini, yaitu melakukan khitan anak-anak mereka saat berumur seusia anak SD bahkan ada juga yang SMP. Sedangkan jika kita lihat hadits-hadits dan petunjuk Islam bahwasanya usia khitan adalah ketika bayi berumur 7 hari atau ketika masih kecil sekali. Dan bagaimana juga hukum acara walimah khitan yang sering dilakukan di masyarakat kita?</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 22px;"></span><br /></span></span></div>
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 22px;"></span></span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Droid Sans', arial, serif; font-size: 14px; line-height: 22px;"></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Droid Sans', arial, serif; font-size: 14px; line-height: 22px;"></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Droid Sans', arial, serif; font-size: 14px; line-height: 22px;"><div style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;"><br /></span></span></div>
</div>
<div style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">Waktu disyariatkannya khitan</span></span></span></div>
</div>
<div style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">Waktu untuk untuk berkhitan memang masih diperselisihkan ulama, ada pendapat yang mengatakan hari kelahiran, hari ketujuh atau ketika berusia tujuh tahun. Adapun yang lebih tepat adalah boleh kapan saja asalkan tidak melebihi usia baligh.</span></span></div>
</div>
<div style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">Ibnu hajar Al-Asqalani rahimahullah berkata,</span></span></div>
</div>
<div dir="rtl" style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; line-height: 39px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: center; vertical-align: baseline;">
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">وَاخْتُلِفَ فِي الْوَقْتِ الَّذِي يُشْرَعُ فِيهِ الْخِتَانُ قَالَ الْمَاوَرْدِيُّ لَهُ وَقْتَانِ وَقْتُ وُجُوبٍ وَوَقْتُ اسْتِحْبَابٍ فَوَقْتُ الْوُجُوبِ الْبُلُوغُ وَوَقْتُ الِاسْتِحْبَابِ قَبْلَهُ</span></span></div>
</div>
<div style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">“Diperselisihkan waktu disyariatkannya khitan. Al-mawardi berkata, “Khitan itu mempunyai dua waktu, Waktu wajib dan waktu mustahab (sunnah). Waktu wajib adalah ketika usia baligh, sedangkan waktu mustahab adalah sebelum baligh”(1)</span></span></div>
</div>
<div style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;"><br /></span></span></div>
</div>
<div style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">Syaikh Abdullah Al-Jibrin rahimahullah berkata,</span></span></div>
</div>
<div dir="rtl" style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; line-height: 39px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: center; vertical-align: baseline;">
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">واختار بعضهم الختان في يوم الولادة، وقيل في اليوم السابع، فإن أخر ففي الأربعين يوما، فإن أخر فإلى سبع سنين، وهو السن الذي يؤمر فيه بالصلاة، فإن من شروط الصلاة الطهارة، ولا تتم إلا بالختان</span></span></div>
</div>
<div style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">“Sebagian memilih dilakukan khitan ketika hari lahir, ada juga pendapat ketika berusia tujuh hari dan jika ingin ditunda maka pada hari ke-40 dan jika masih ingin ditunda lagi maka saat berusia tujuh tahun yaitu umur diperintahkan agar melaksanakan shalat karena salah satu syarat shalat adalah thaharah (suci). Dan hal ini tidak sempurna kecuali dengan berkhitan.”(2)</span></span></div>
</div>
<div style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;"><br /></span></span></div>
</div>
<div style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">Boleh menunda khitan tetapi lebih baik menyegerakan</span></span></span></div>
</div>
<div style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">Dalil boleh menunda adalah sebagaimana yang dikatakan oleh ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma.</span></span></div>
</div>
<div dir="rtl" style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; line-height: 39px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: center; vertical-align: baseline;">
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">عن سعيد بن جبير قال: سئل ابن عباس: مثل من أنت حين قبض النبي صلى الله عليه وسلم؟ قال: أنا يومئذ مختون، قال: وكانوا لا يختنون الرجل حتى يدرك</span></span></div>
</div>
<div style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">Dari Sa’id bin Jubair, ia berkata, Ibnu Abbas pernah ditanya, “Seperti apa dirimu ketika Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam wafat ?”. Ia menjawab, “Aku pada waktu itu telah dikhitan. Dan mereka (para shahabat) tidaklah mengkhitan seseorang hingga ia baligh”(3)</span></span></div>
</div>
<div style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;"><br /></span></span></div>
</div>
<div style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">Akan tetapi lebih baik menyegerakannya karena lebih segera menunaikan amal. Allah Ta’alaberfirman,</span></span></div>
</div>
<div dir="rtl" style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; line-height: 39px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: center; vertical-align: baseline;">
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">فَاسْتَبِقُواْ الْخَيْرَاتِ</span></span></div>
</div>
<div style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">“Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan”. [Al-Baqarah: 148]</span></span></div>
</div>
<div style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;"><br /></span></span></div>
</div>
<div dir="rtl" style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; line-height: 39px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: center; vertical-align: baseline;">
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">وَسَارِعُواْ إِلَى مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ</span></span></div>
</div>
<div style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa” [Al-Imran:133]</span></span></div>
</div>
<div style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;"><br /></span></span></div>
</div>
<div style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">Syaikh Abdullah Al-Jibrin rahimahullah berkata,</span></span></div>
</div>
<div dir="rtl" style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; line-height: 39px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: center; vertical-align: baseline;">
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">الأفضل الختان في الصغر ففيه مصلحة وهي أن الجلد بعد التمييز يغلظ ويخشن، فلذلك جوزوا الختان قبل التمييز لرقة الجلدة وسهولة قطعها، ولأنه في الصغر لا حكم لعورته، فيجوز كشفها ولمسها لمصلحة، ثم إن ذلك أيضا أسهل لعلاجه ومداواة الجرح وبرئه سريعا… فيستحب أن لا يؤخر عن وقت الاستحباب، أما وقت الوجوب فهو البلوغ والتكليف فيجب على من لم يختن أن يبادر إليه بعد البلوغ ما لم يخف على نفسه</span></span></div>
</div>
<div style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">“Yang afdhal (lebih baik) khitan dilakukan ketika kecil karena ada mashlahat yaitu (jika dilakukan saat besar) kulit (pembungkus penis) setelah usia tamyis (sekitar 7 tahun) akan mengeras dan menebal. Oleh karena itu khitan dilakukan sebelum tamyis karena masih lunaknya kulit dan mudah untuk dipotong. Dan juga karena ketika kecil belum ada hukum aurat, maka boleh membuka dan menyentuhnya untuk kemashlahatan. Kemudian juga lebih mudah diobati dan luka lebih cepat sembuh.</span></span></div>
</div>
<div style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">Disunnahkan agar tidak mengakhirkan khitan dari waktu yang dianjurkan, adapun (batasan) waktu wajib adalah usia baligh dan taklif (wajib menjalani beban ibadah). Maka wajib bagi yang belum berkhitan agar beresegera sebelum mencapai usia baligh selama tidak ada yang dikhawatirkan pada dirinya.”(4)</span></span></div>
</div>
<div style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;"><br /></span></span></div>
</div>
<div style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">Dan wajib sesegera mungkin khitan jika telah mencapai usia baligh karena itu adalah waktu wajib. Bahkan Nabi Ibrahim ‘alaihissalam berkhitan ketika berusia 80 tahun.</span></span></div>
</div>
<div style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">Nabi </span></span><span style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">Shallallahu ‘alaihi wa sallam</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;"> bersabda,</span></span></div>
</div>
<div dir="rtl" style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; line-height: 39px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: center; vertical-align: baseline;">
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">إِخْتَتَنَ إِبْرَاهِيْمُ خَلِيْلُ الرَّحْمَنِ بَعْدَ ماَ أَتَتْ عَلَيْهِ ثَمَانُوْنَ سَنَةً</span></span></div>
</div>
<div style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">“Ibrahim Khalilur Rahman berkhitan setelah berumur delapan puluh tahun.”(5)</span></span></span></div>
</div>
<div style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;"><br /></span></span></div>
</div>
<div style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">Boleh melakukan walimah (syukuran) khitan</span></span></span></div>
</div>
<div style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullahberkata,</span></span></div>
</div>
<div dir="rtl" style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; line-height: 39px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: center; vertical-align: baseline;">
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">وأما ” وليمة الختان ” فهي جائزة: من شاء فعلها ومن شاء تركها</span></span></div>
</div>
<div style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">Adapun walimah (syukuran) khitan, maka hukumnya mubah (diperbolehkan). Barangsiapa yang menginginkan maka boleh ia melakukannya dan boleh juga meninggalkannya.”(6)</span></span></div>
</div>
<div style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;"><br /></span></span></div>
</div>
<div style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">Syaikh Abdullah Al-Jibrin rahimahullah berkata,</span></span></div>
</div>
<div dir="rtl" style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; line-height: 39px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: center; vertical-align: baseline;">
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">أما عمل الوليمة على الختان فلا بأس بها وهي من الولائم القديمة قبل الإسلام وتسمى الإعذار، وإن كان الناس في هذه الأزمنة قد تغافلوا عنها، فليست سنة مؤكدة كالعقيقة، والله أعلم.</span></span></div>
</div>
<div style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">“Adapun acara walimah (syukuran) maka tidak mengapa, hal tersebut adalah termasuk acara walimah di zaman dahulu sebelum islam yang dinamakan i’dzaar , walapun manusia di zaman sekarangtelah melupakannya. Acara walimah tersebut bukan sunnah yang ditekankan sebagaimana aqiqah.”(7)</span></span></div>
</div>
<div style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;"><br /></span></span></div>
</div>
<div style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">Dan walimah khitan termasuk dalam keumuman agar kita menghadiri acara walimah jika diundang. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda,</span></span></div>
</div>
<div dir="rtl" style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; line-height: 39px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: center; vertical-align: baseline;">
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">إذا دعا أحدكم أخاه فليجب، عرسا كان أو نحوه.</span></span></div>
</div>
<div style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">“Apabila salah seorang di antara kalian mengundang (walimah) saudaranya, hendaklah ia memenuhinya, baik undangan pernikahan atau yang semisalnya”(8) </span></span></div>
</div>
<div style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">Disempurnakan di Lombok, Pulau seribu masjid</span></span></div>
</div>
<div style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">2 Shafar 1434 H</span></span></div>
</div>
<div style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">Penyusun: Raehanul Bahraen</span></span></div>
</div>
<div style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">Artikel : www.muslimafiyah.com</span></span></div>
</div>
<div style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;"><br /></span></span></div>
</div>
<div style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;"><br /></span></span></div>
</div>
<div style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;"><br /></span></span></div>
</div>
<div style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;"><br /></span></span></div>
</div>
<div style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-family: inherit; font-size: 14px; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-family: inherit; font-size: 14px; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">
<div style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-family: inherit; font-size: 14px; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
<hr align="left" size="1" width="33%" />
<div style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-family: inherit; font-size: 14px; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">
<div style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-family: inherit; font-size: 14px; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">
</div>
<ol style="text-align: left;">
<li><i>Fathul</i><i>Bari</i> 10/342, Darul Ma’rifah, Beirut, 1379 H, Syamilah</li>
<li>Sumber: <a href="http://ibn-jebreen.com/?t=books&cat=1&book=49&toc=2188&page=2024&subid=735" style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-family: inherit; font-size: 14px; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;"><span class="Apple-style-span" style="color: black;">http://ibn-jebreen.com/?t=books&cat=1&book=49&toc=2188&page=2024&subid=735</span></a></li>
<li> Diriwayatkan oleh Imam Bukhari (11/90-<strong style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-family: inherit; font-size: 14px; font-style: inherit; font-weight: 700; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Al-Fath</strong>)<b>,</b> Imam Ahmad (1/264-287-357)</li>
<li>Sumber: <a href="http://ibn-jebreen.com/?t=books&cat=1&book=49&toc=2188&page=2024&subid=735" style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-family: inherit; font-size: 14px; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;"><span class="Apple-style-span" style="color: black;">http://ibn-jebreen.com/?t=books&cat=1&book=49&toc=2188&page=2024&subid=735</span></a></li>
<li>Dikeluarkan oleh Imam Bukhari (6298-<strong style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-family: inherit; font-size: 14px; font-style: inherit; font-weight: 700; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Al-Fath</strong>), Imam Muslim (2370), dan Imam Ahmad (2/322-418) dan lafadz hadits ini ada pada beliau.</li>
<li>Majmu’ Al-Fatawa 32/206, Majma’ Malik Fadh, 1416 H, syamilah</li>
<li>Sumber: <a href="http://ibn-jebreen.com/?t=books&cat=1&book=49&toc=2188&page=2024&subid=735" style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-family: inherit; font-size: 14px; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;"><span class="Apple-style-span" style="color: black;">http://ibn-jebreen.com/?t=books&cat=1&book=49&toc=2188&page=2024&subid=735</span></a></li>
<li>HR. Abu Dawud no. 3738</li>
</ol>
</div>
</div>
</span><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<span class="fullpost">
</span></div>
Morina Syahmerdanhttp://www.blogger.com/profile/17396395893991202894noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8687695459015675581.post-4533233706057366352012-12-11T04:12:00.000-08:002012-12-11T13:56:03.034-08:00MENGUPAS MASALAH HUKUM KHITAN WANITA<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh2l5Pqq6fdtHW3XExwDWHEfCTyFUho9b5i3eyXiPS6JMsghdG3sjk3msK9hthbuFG-ywdoNJCKqFPsMFBIoQiHDeoXZt7ifSxIpLr8LdRuakpNlrN8H-74ROhzc3yD50Wo2KXGEyQGF-zh/s1600/anggrek.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="214" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh2l5Pqq6fdtHW3XExwDWHEfCTyFUho9b5i3eyXiPS6JMsghdG3sjk3msK9hthbuFG-ywdoNJCKqFPsMFBIoQiHDeoXZt7ifSxIpLr8LdRuakpNlrN8H-74ROhzc3yD50Wo2KXGEyQGF-zh/s320/anggrek.jpg" width="320" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Berdasarkan pelajaran fikih tentang khitan dan adanya polemik dimasyarakat akan masalah ini ana ingin mengambil dari beberapa catatan ustadz dengan dalilnya semoga tidak menjadikan keraguan buat kita semua.</span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><br /></span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Bagi sebagian masyarakat khitan bagi anak laki-laki adalah sebuah
perkara yang sangat wajar. Namun tidak demikian dengan khitan wanita,
mereka masih menganggapnya tabu atau menjadi sebuah perkara yang sangat
jarang dilakukan, bahkan oleh sebagian kalangan khitan wanita adalah
tindakan kriminal yang harus dilarang, seperti yang diserukan oleh
gerakan feminisme, LSM-LSM asing, Population Council, PBB, WHO dan
lain-lainnya. Larangan khitan wanita juga diputuskan dalam Konferensi
Kaum Wanita sedunia di Beijing China (1995). Di Amerika Serikat dan
beberapa Negara Eropa, kaum feminis telah berhasil mendorong pemerintah
membuat undang-undang larangan sunat perempuan. Di Belanda, khitan pada
perempuan diancam hukuman 12 tahun. Pelarang khitan perempuan juga
pernah diterapkan di Negara Mesir yang nota benenya adalah Negara Islam.
( Muhammad Sayyid as-Syanawi, Khitan al-Banat baina as-Syar’I wa
at-Thibbi, hal. 92-95 ). Di Indonesia sendiri khitan wanita juga
dilarang secara legal, dengan alasan bahwa Indonesia tidak akan bisa
melepaskan diri dari ketentuan WHO, dan karena khitan wanita dinilai
bertentangan dengan HAM. Padahal mereka orang-orang Barat sengaja
melarang khitan wanita dengan tujuan agar para wanita Islam tidak
terkendalikan syahwat mereka, sehingga praktek perzinaan meluas dan
terjadi di mana-mana, dan ini telah terbukti.</span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><strong>Pengertian Khitan</strong><br />
Khitan secara bahasa diambil dari kata “ khotana “ yang berarti
memotong. Khitan bagi laki-laki adalah memotong kulit yang menutupi
ujung zakar, sehingga menjadi terbuka. Sedangkan khitan bagi perempuan
adalah memotong sedikit kulit (selaput) yang menutupi ujung klitoris
(preputium clitoris) atau membuang sedikit dari bagian klitoris
(kelentit) atau gumpalan jaringan kecil yang terdapat pada ujung lubang
vulva bagian atas kemaluan perempuan. Khitan bagi laki-laki dinamakan
juga I’zar dan bagi perempuan disebut khafd.</span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><b>HUKUM KHITAN</b></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Yang paling rajih hukum khitan adalah wajib, ini yang ditujukkan oleh
dalil-dalil dan mayoritas pendapat ulama. Perintah Nabi Shallallahu
'alaihi wa sallam telah tsabit terhadap seorang laki-laki yang telah
ber-Islam untuk berkhitan. Beliau bersabda kepadanya :<br />
<br />
أَلْقِ عَنْكَ شَعْرَ الْكُفِرِ وَاخْتَتِنْ<br />
<br />
Buanglah darimu rambut kekufuran dan berkhitanlah".<br />
<br />
Ini merupakan dalil yang paling kuat atas wajibnya khitan.<br />
<br />
Berkata Syaikh Al-Albani dalam 'Tamamul Minnah hal 69 :<br />
<br />
"Adapun hukum khitan maka yang tepat menurut kami adalah wajib dan ini
merupakan pendapatnya jumhur seperti Imam Malik, Asy-Syafi'i, Ahmad dan
pendapat ini yang dipilih oleh Ibnu Qayyim. Beliau membawakan 15 sisi
pendalilan yang menunjukkan wajibnya khitan. Walaupun satu persatu dari
sisi tersebut tidak dapat mengangkat perkara khitan kepada hukum wajib
namun tidak diragukan bahwa pengumpulan sisi-sisi tersebut dapat
mengangkatnya. Karena tidak cukup tempat untuk menyebutkan semua sisi
tersebut maka aku cukupkan dua sisi saja:<br />
</span></div>
<ul>
<li style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Firman Allah Ta'ala.</span></li>
</ul>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<blockquote class="tr_bq">
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">"Artinya : Kemudian Kami wahyukan kepadamu ; 'Ikutilah millahnya Ibrahim yang hanif" [An-Nahl : 123]</span></div>
</blockquote>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<blockquote class="tr_bq">
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Khitan termasuk millah Ibrahim sebagaimana disebutkan dalam hadits Abu
Hurairah yang telah lalu. Sisi ini merupakan hujjah yang terbaik
sebagaimana kata Al-Baihaqi yang dinukil oleh Al-Hafidzh (10/281).</span></div>
</blockquote>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<ul>
<li style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Khitan termasuk syi'ar Islam yang paling jelas, yang dibedakan dengan
seorang muslim dari seorang nashrani. Hampir-hampir tidak dijumpai dari
kaum muslimin yang tidak berkhitan" [selesai ucapan Syaikh]"</span></li>
</ul>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Kami tambahkan sisi ke tiga yang menunjukkan wajibnya khitan. Al-Hafizh
menyebutkan sisi ini dalam 'Fathul Baari (10/417)' dari Imam Abu Bakar
Ibnul Arabi ketika ia berbicara tentang hadits : "Fithrah itu ada lima ;
khitan, mencukur rambut kemaluan ....". Ia berkata :</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">"Menurutku kelima perkara yang disebutkan dalam hadits ini semuanya
wajib. Karena seseorang jika ia meninggalkan lima perkara tersebut tidak
tampak padanya gambaran bentuk anak Adam (manusia), lalu bagaimana ia
digolongkan dari kaum muslimin" (Selesai ucapan Al-Imam)"</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Hukum khitan ini umum bagi laki-laki dan wanita, hanya saja ada sebagian
wanita yang tidak ada pada mereka bagian yang bisa dipotong ketika
khitan yaitu apa yang diistilahkan klitoris (kelentit). Kalau demikian
keadaannya maka tidak dapat dinalar bila kita memerintah mereka untuk
memotongnya padahal tidak ada pada mereka.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Berkata Ibnul Hajj dalam Al-Madkhal (3/396) :</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">"Khitan diperselisihkan pada wanita, apakah mereka dikhitan secara
mutlak atau dibedakan antara penduduk Masyriq (timur) dan Maghrib
(barat). Maka penduduk Masyriq diperintah untuk khitan karena pada
wanita mereka ada bagian yang bisa dipotong ketika khitan, sedangkan
penduduk Maghrib tidak diperintah khitan karena tidak ada bagian
tersebut pada wanita mereka. Jadi hal ini kembali pada kandungan ta'lil
(sebab/alasan)".</span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Para ulama sepakat bahwa khitan wanita secara umum ada di dalam
Syari’at Islam. (al-Bayan min Al Azhar as-Syarif: 2/18) Tetapi mereka
berbeda pendapat tentang satatus hukumnya, apakah wajib, sunnah, ataupun
hanya anjuran dan suatu kehormatan. Hal ini disebabkan dalil-dalil yang
menerangkan tentang khitan wanita sangat sedikit dan tidak tegas,
sehingga memberikan ruangan bagi para ulama untuk berbeda pendapat.
Diantara dalil-dalil tentang khitan wanita adalah sebagai berikut :</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">
</span><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><b></b></span></div>
<b></b><br />
<b></b><br />
<b><ul>
<li style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Hadist Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Rosulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:</span></span></li>
</ul>
</b><br />
<blockquote class="tr_bq">
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">خَمْسٌ مِنْ الْفِطْرَةِ الْخِتَانُ وَالِاسْتِحْدَادُ وَنَتْفُ الْإِبْطِ وَتَقْلِيمُ الْأَظْفَارِ وَقَصُّ الشَّارِبِ</span></div>
</blockquote>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<blockquote class="tr_bq">
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">“Lima hal yang termasuk fitroh yaitu: khitan, mencukur bulu kemaluan,
mencabut bulu ketiak, memotong kuku dan memotong kumis.” [Dikeluarkan
oleh Al-Bukhari (6297 - Fathul Bari), Muslim (3/257 - Nawawi), Malik
dalam Al-Muwatha (1927), Abu Daud (4198), At-Tirmidzi (2756), An-Nasa'i
(1/14-15), Ibnu Majah (292), Ahmad dalam Al-Musnad (2/229) dan
Al-Baihaqi (8/323)]</span></div>
</blockquote>
<blockquote class="tr_bq">
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Bagi yang mewajibkan khitan wanita mengatakan bahwa arti “ fitrah “
dalam hadist di atas perikehidupan yang dipilih oleh para nabi dan
disepakati oleh semua Syari’at, atau bisa disebut agama, sehingga
menunjukkan kewajiban. Sebaliknya yang berpendapat sunnah mengatakan
bahwa khitan dalam hadist tersebut disebut bersamaan dengan
amalan-amalan yang status hukumnya adalah sunnah, seperti memotong
kumis, memotong kuku dan seterusnya, sehingga hukumnya-pun menjadi
sunnah.</span></div>
</blockquote>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">
</span><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><b></b></span></div>
<b></b><br />
<b></b><br />
<b><ul>
<li style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:</span></span></li>
</ul>
</b><br />
<blockquote class="tr_bq">
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">“Bila telah bertemu dua khitan (khitan laki-laki dan wanita dalam
jima’-pent) maka sungguh telah wajib mandi (junub)” [Shahih, Dikeluarkan
oleh At-Tirmidzi (108-109), Asy-Syafi'i (1/38), Ibnu Majah (608), Ahmad
(6/161), Abdurrazaq (1/245-246) dan Ibnu Hibban (1173-1174 - Al Ihsan)]</span></div>
</blockquote>
<blockquote class="tr_bq">
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Kelompok yang berpendapat wajib mengatakan bahwa hadist di atas menyebut
dua khitan yang bertemu, maksudnya adalah kemaluan laki-laki yang
dikhitan dan kemaluan perempuan yang dikhitan. Hal ini secara otomatis
menunjukkan bahwa khitan wanita hukumnya wajib. Sedangkan bagi yang
berpendapat khitan wanita adalah sunnah mengatakan bahwa hadist tersebut
tidak tegas menyatakan kewajiban khitan bagi perempuan. (Asy Syaukani,
Nailul Author : 1/147)</span></div>
</blockquote>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">
</span><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><b></b></span></div>
<b></b><br />
<b></b><br />
<b><ul>
<li style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Hadist Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Rosulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada kepada Ummu ‘Athiyah
(wanita tukang khitan):</span></span></li>
</ul>
</b><br />
<blockquote class="tr_bq">
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">اخْفِضِي، وَلا تُنْهِكِي، فَإِنَّهُ أَنْضَرُ لِلْوَجْهِ، وَأَحْظَى عِنْدَ الزَّوْجِ</span></div>
</blockquote>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<blockquote class="tr_bq">
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">“Apabila engkau mengkhitan wanita potonglang sedikit, dan janganlah
berlebihan (dalam memotong bagian yang dikhitan), karena itu lebih bisa
membuat ceria wajah dan lebih menyenangkan (memberi semangat) bagi
suami.” [Shahih, Dikeluarkan oleh Abu Daud (5271), Al-Hakim (3/525),
Ibnu Ady dalam Al-Kamil (3/1083) dan Al-Khatib dalam Tarikhnya 12/291)]</span></div>
</blockquote>
<blockquote class="tr_bq">
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">“Bagi yang mewajibkan khitan wanita, menganggap bahwa hadist di atas
derajatnya ‘Hasan’, sedang yang menyatakan sunnah atau kehormatan wanita
menyatakan bahwa hadist tersebut lemah.</span></div>
</blockquote>
<div style="text-align: justify;">
<b><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">
</span><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><b></b></span></div>
<b></b><br />
<b></b><br />
<b><ul>
<li style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Riwayat Aisyah Radhiyallahu ‘anha secara marfu’:</span></span></li>
</ul>
</b><br />
<blockquote class="tr_bq">
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">“Artinya : Jika seorang lelaki telah duduk di antara cabang wanita
yang empat (kinayah dari jima, -pent) dan khitan yang satu telah
menyentuh khitan yang lain maka telah wajib mandi (junub)” [Dikeluarkan
oleh Al-Bukhari (1/291 - Fathul Bari), Muslim (249 - Nawawi), Abu Awanah
(1/269), Abdurrazaq (939-940), Ibnu Abi Syaibah (1/85) dan Al-Baihaqi
(1/164)]</span></div>
</blockquote>
<blockquote class="tr_bq">
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Hadits ini juga mengisyaratkan dua tempat khitan yang ada pada lelaki
dan wanita, maka ini menunjukkan bahwa wanita juga dikhitan.</span></div>
</blockquote>
<blockquote class="tr_bq">
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Berkata Imam Ahmad : “Dalam hadits ini ada dalil bahwa para wanita dikhitan” [Tuhfatul Wadud].</span></div>
</blockquote>
<div style="text-align: justify;">
<b><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">
</span><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><b></b></span></div>
<b></b><br />
<b></b><br />
<b><ul>
<li style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">“ Khitan itu sunnah bagi laki-laki dan kehormatan bagi wanita. “ (HR. Ahmad dan Baihaqi)</span></span></li>
</ul>
</b><br />
<blockquote class="tr_bq">
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Ini adalah dalil yang digunakan oleh pihak yang mengatakan bahwa khitan
wanita bukanlah wajib dan sunnah, akan tetapi kehormatan. Hadist ini
dinyatakan lemah karena di dalamnya ada perawi yang bernama Hajaj bin
Arthoh.</span></div>
</blockquote>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Dari beberapa hadist di atas, sangat wajar jika para ulama berbeda
pendapat tentang hukum khitan wanita. Tapi yang jelas semuanya
mengatakan bahwa khitan wanita ada dasarnya di dalam Islam, walaupun
harus diakui bahwa sebagian dalilnya masih samar-samar. Perbedaan para
ulama di atas di dalam memandang khitan wanita harus disikapi dengan
lapang dada, barangkali di dalam perbedaan pendapat tersebut ada
hikmahnya, diantaranya bahwa keadaan organ wanita (klitorisnya) antara
satu dengan yang lainnya berbeda-beda. Bagi yang mempunyai klitoris yang
besar dan mengganggu aktivitasnya sehari-hari dan mebuatnya tidak
pernah tenang karena seringnya kena rangsangan dan dikhawatirkan akan
menjeremuskannya ke dalam tindakan yang keji seperti berzina, maka bagi
wanita tersebut khitan adalah wajib. Sedang bagi wanita yang klitoris
berukuran sedang dan tertutup dengan selaput kulit, maka khitan baginya
sunnah karena akan menjadikannya lebih baik dan lebih dicintai oleh
suaminya sebagaimana yang dijelaskan dalam hadist diatas, sekaligus
akan membersihkan kotoran-kotoran yang berada dibalik klistorisnya.
Adapun wanita yang mempunyai klitoris kecil dan tidak tertutup dengan
kulit, maka khitan baginya adalah kehormatan. ( Ridho Abdul Hamid,
Imta’ul Khilan bi ar-Raddi ‘ala man Ankara al-Khitan, hal. 21-22 )</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Hendaklah diketahui bahwa pengkhitanan wanita adalah perkara yang ma'ruf
(dikenal) di kalangan salaf. Siapa yang ingin mendapat tambahan
kejelasan maka silahkan melihat 'Silsilah Al-Hadits Ash-Shahihah (2/353)
karena di sana Syaikh Al-Albani -semoga Allah memberi pahala pada
beliau- telah menyebutkan hadits-hadits yang banyak dan atsar-atsar yang
ada dalam permasalahan ini.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<strong><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Praktek Khitan di Masyarakat Dunia</span></strong></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-weight: bold;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Di tengah-tengah masyarakat, khitan wanita dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya adalah :</span></div>
<br />
<ol>
<li style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Memotong sedikit kulit (selaput) yang menutupi ujung
klistoris (preputium clitoris). Cara ini dianjurkan dalam Islam, karena
akan membersihkan kotoran-kotoran putih yang bersembunyi di balik kulit
tersebut atau menempel di bagian klistorisnya atau yang sering disebut (
smegma ), sekaligus akan membuat wanita tidak frigid dan bisa mencapai
orgasme ketika melakukan hubungan seks dengan suaminya, karena
klistorisnya terbuka. Bahkan anehnya di sebagian Negara-negara Barat
khitan perempuan semacam ini, mulai populer. Di sana klinik-klinik
kesehatan seksual secara gencar mengiklankan clitoral hood removal
(membuang kulit penutup klitoris).</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Menghilangkan sebagian kecil dari klistoris, jika memang
klistorisnya terlalu besar dan menonjol. Ini bertujuan untuk mengurangi
hasrat seks wanita yang begitu besar dan membuatnya menjadi lebih tenang
dan disenangi oleh suami.</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Menghilangkan semua klitoris dan semua bagian dari bibir
kemaluan dalam (labium minora). Cara ini sering disebut infibulation
Ini dilarang dalam Islam, karena akan menyiksa wanita dan membuatnya
tidak punya hasrat terhadap laik-laki. Cara ini sering dilakukan di
Negara-negara Afrika, begitu juga dipraktekan pada zaman Fir’aun,
karena mereka mengira bahwa wanita adalah penggoda laki-laki maka ada
anggapan jika bagian klitoris wanita di sunat akan menurunkan kadar
libido perempuan dan ini mengakibatkan wanita menjadi frigid karena
berkurangnya kadar rangsangan pada klitoris.</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Menghilangkan semua klistoris, dan semua bagian dari bibir
kemaluan dalam (labium minora), begitu juga sepasang bibir kemaluan luar
(labium mayora). Ini sering disebut clitoridectomy (pemotongan klitoris
penuh ujung pembuluh saraf) Ini juga dilarang dalam Islam, karena
menyiksa wanita.</span></li>
</ol>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Dalam sebuah penelitian disebutkan bahwa 97,6 % khitan di Mesir merujuk
kepada model kedua, dan 1,6 % merujuk pada model pertama. Sedang model
ketiga/ keempat hanya 4 % saja. (DR. Maryam Ibrahim Hindi , Misteri
dibalik Khitan Wanita, hal 17 dan 101)</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Di Indonesia sendiri praktek khitan pada wanita sering kali salah
dalam tekniknya, karena cuma dilakukan secara simbolis dengan sedikit
menggores klitoris sampai berdarah, atau menyuntik klitoris, atau bahkan
hanya menempelkan kapas yang berwarna kuning pada klistoris, atau
sepotong kunyit diruncingkan kemudian ditorehkan pada klitoris anak,
bahkan di daerah tertentu di luar Jawa, ada yang menggunakan batu
permata yang digosokkan ke bagian tertentu klitoris anak. Itu semua
</span><span class="Apple-style-span" style="text-decoration: underline;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">hakekatnya tidak atau belum dikhitan</span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<strong><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Hikmah Pengkhitanan Wanita</span></strong></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-weight: bold;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata, “Hikmah khitan bagi laki-laki
adalah mensucikan mereka dari najis yang tertahan pada kulup kemaluan.
Sedangkan hikmah khitan bagi wanita adalah untuk menyederhanakan
syahwatnya, sesungguhnya kalau tidak wanita tidak dikhitan maka
syahwatnya akan menggejolak.” (Fatawa Al-Kubra, I/273).</span></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Beliau –rahimahullah- juga berkata, “Hendaknya wanita juga dikhitan,
yaitu dengan cara memotong sedikit kulit bagian atas kemaluannya yang
menyerupai cengger ayam (klitoris).”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<h2 class="post-title" style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">
Hukum khitan bagi wanita yang sudah dewasa</span></h2>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Pertama mengenai hukum khitan bagi wanita ada perbedaan pendapat.
Namun berdasarkan kritik dan dalil-2 yg ada, maka hitan itu wajib bagi
laki-laki dan perempuan.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Dan ini merupakan pendapat mazhab Syafi’iyah, Hanafiah dan sebagian
Malikiyah رحمه الله, dan juga dari ulama terkemuka dewasa ini, seperti
pendapat Syaikh al Albani. [ Silahkan rujuk pada Al Majmu' - Nawawi, Al
Inshaf - al Mardawi, al Mubdi' - Ibnu Muflih, Al Qawanin al Fiqhiyah,
Tharhut Tastrib, dan Tamamul Minnah syaikh al-Albani]</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Hadits ‘Utsaim bin Kulaib, dari ayahnya, dari kakeknya, bahwa dia
datang menemui Rasulullah صلى الله عليه وسلم dan berkata: “Aku telah
masuk Islam,” Maka Nabi bersabda,”Buanglah darimu rambut kekufuran dan
berkhitanlah.” – Hadits hasan riwayat Imam Ahmad dan Abu Dawud</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Sabda beliau صلى الله عليه وسلم ((berkhitanlah)) adalah ‘amr yaitu
perintah. Dan ‘amr/perintah, hukum asalnya adalah wajib, dan ini
menunjukkan wajibnya berkhitan.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Dan sabda Rasulullah صلى الله عليه وسلم : ((Barangsiapa masuk Islam,
maka berkhitanlah, sekalipun sudah dewasa)) – Hadits ini disebutkan oleh
Ibnul Qayyim رحمه الله dan beliau berkata: “Hadits ini, sekalipun
mursal, tetapi layak digunakan untuk penguat”. Lihat Tuhfatul Maudud</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Sabda Beliau صلى الله عليه وسلم : ((Barangsiapa yang masuk Islam)) merupakan lafadz yg umum, mencakup laki-laki dan perempuan.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Maka berdasarkan dalil tersebut, wajib seseorang walaupun sudah dewasa mengusahakan dengan semampunya untuk berkhitan.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Dan diperbolehkan membuka aurat ketika berkhitan. Jika khitan bukan
merupakan hal yang wajib, niscaya tidak diperbolehkan karena hal itu
bukan hal yang bersifat darurat dan bukan pula untuk berobat. – Fathul
Bari</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Kedua, ada empat keadaan seseorang tidak perlu dikhitan dan telah jatuh kewajiban terhadap dirinya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<ol>
<li style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Seseorang yang dilahirkan dalam keadaan sudah berkhitan.
Orang seperti ini tidak perlu dikhitan kembali – Tuhfatul Maudud, Ibnul
Qayyim</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Jika seseorang tidak tahan menahan rasa sakit ketika
berkhitan, sebab sakit atau sudah tua, dan lain sebagainya. Ditakutkan
terhadap dirinya kebinasaan dan kelemahan tersebut berlanjut, maka dalam
keadaan seperti ini, ia diperkenankan untuk tidak berkhitan.</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Seseorang masuk Islam ketika sudah dewasa, dan dia takut
binasa karenanya; maka hukum khitan jatuh darinya menurut jumhur.</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Seseorang yang meninggal, sedangkan ia belum berkhitan,
maka tidak perlu dikhitankan, karena khitan disyariatkan ketika
seseorang masih hidup, dan itu telah hilang dengan kematian, maka tidak
ada mashlahat untuk mengkhitannya. – Tuhfatul Maudud, Ibnul Qayyim</span></li>
</ol>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<h2 class="post-title" style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Allahu a’lam</span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> </span></h2>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Ini ana kutip dari beberapa :</span></div>
</div>
<div style="text-align: left;">
<ol style="text-align: left;">
<li style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">http://www.almanhaj.or.id, </span></li>
<li style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">www.ahmadzain.com</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">www.mui.or.id</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">http://islamdiariesgroup.wordpress.com</span></li>
</ol>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Semoga bermanfaat.</span></div>
</div>
<div style="text-align: left;">
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
</div>
<div style="text-align: left;">
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">catatan : Kalau tidak khitan alasan yang syariat jauh lebih baik agar kita selamat nantinya.</span></div>
</div>
<br />
<br />
<br />
<span class="fullpost">
</span></div>
Morina Syahmerdanhttp://www.blogger.com/profile/17396395893991202894noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8687695459015675581.post-75290324766879806762012-12-03T16:31:00.000-08:002012-12-03T16:31:03.888-08:00Hukum Memakan Jangkrik dan Cacing Tanah<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiotMOv8zh23oH6Z7eSLk-6_5vXQ40xODCHmvXSenrtV3KvGrBzIh6bwbAb2URPUfq8LIrvWW8D5rItSV5EMVaJq8w_ywI1rbSbNvkBV7mFnwnWXgt7oZQOqIhNBAEoZhmxOyz0KfqkMK7s/s1600/jangkrik-dan-cacing.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiotMOv8zh23oH6Z7eSLk-6_5vXQ40xODCHmvXSenrtV3KvGrBzIh6bwbAb2URPUfq8LIrvWW8D5rItSV5EMVaJq8w_ywI1rbSbNvkBV7mFnwnWXgt7oZQOqIhNBAEoZhmxOyz0KfqkMK7s/s1600/jangkrik-dan-cacing.jpg" /></a></div>
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiotMOv8zh23oH6Z7eSLk-6_5vXQ40xODCHmvXSenrtV3KvGrBzIh6bwbAb2URPUfq8LIrvWW8D5rItSV5EMVaJq8w_ywI1rbSbNvkBV7mFnwnWXgt7oZQOqIhNBAEoZhmxOyz0KfqkMK7s/s1600/jangkrik-dan-cacing.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="-webkit-text-decorations-in-effect: none; color: black;"><strong><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">dakwatuna.com – </span></strong><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Belakangan ini marak bisnis ternak
cacing dan jangkrik seiring dengan meningkatnya permintaan di pasar
terutama untuk pengobatan, kosmetik dan pakan ikan. Menurut data Pusat
Inkubator Bisnis Inkopin (PIBI) Jawa Barat menunjukkan bahwa setiap tiga
bulan industri farmasi, kosmetik dan pakan ikan di wilayah Jawa Barat
memerlukan 12.8 ton. Sementara untuk kebutuhan ekspor ke Korea Selatan,
sedikitnya 35.000 ton perbulan. Menurut Jawa Pos permintaan negara
Thailand lebih dari 120 ton perbulan. Sedangkan hasil ternak jangkrik
biasanya untuk konsumsi makanan burung piaraan. Pertanyaan yang timbul
mengingat bahwa media hidup cacing ternak adalah kotoran sapi perah yang
dicampur dengan tanah dan sayuran serta limbah atau sampah restoran
sedangkan pakan ternak jangkrik adalah sayur-sayuran.</span></span></a><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Pertanyaan yang sering muncul adalah Bagaimanakah hukum
halal-haramnya cacing dan jangkrik?. Dapatkah cacing dan jangkrik
dijadikan sebagai objek bisnis? Bolehkah kita mengkonsumsi cacing untuk
obat seperti dalam ramuan </span><em><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">shin she</span></em><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> yang menggunakan cacing kering untuk mengobati sakit tipes?</span><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><span id="more-384"></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Berdasarkan pengamatan </span><em><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">kaidah fiqih</span></em><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> dan pertimbangan ushul
fiqih sebelum mencari dalil-dalil (nash) tentang halal haramnya cacing
dan jangkrik maka kita perlu menegaskan sebagaimana yang dikemukakan
oleh Dr. Yusuf Al-Qardhawi dalam kitabnya </span><em><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Al-Halal wal Haram fil Islam</span></em><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> (hal.22) bahwa hukum asal segala sesuatu adalah boleh (</span><em><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">al-Ashlu fil asya’ al-ibahah</span></em><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">)
menurut beliau bahwa hukum asal segala sesuatu yang Allah ciptakan dan
manfaatnya adalah halal dan boleh, kecuali apa yang ditentukan hukum
keharamannya secara pasti oleh nash-nash yang shahih dan sharih (</span><em><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">accurate texts and clear statements</span></em><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">). Maka jika tidak ada nash seperti itu maka hukumnya kembali kepada asalnya yakni boleh. (</span><em><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">istishab hukmil ashl</span></em><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">). Prinsip inilah yang dipakai Syeikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam menentukan hukum segala sesuatu selain ibadah dan aqidah. (</span><em><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Qawa’id Nuraniyah Fiqhiyah</span></em><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">, hal. 112-113)</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Kaidah hukum itu berdasarkan ayat-ayat yang jelas (sharih), firman Allah: “</span><em><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Dia-lah
Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia
berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit! Dan
Dia Maha Mengetahui segala sesuatu</span></em><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">.”(QS.Al-Baqarah:29) Demikian
pula dalam surat Al-Jatsiyah:13 dan Luqman:20. Inilah bentuk rahmat
Allah kepada umat manusia dengan berlakunya syariah yang memperluas
wilayah halal dan mempersempit wilayah haram, seperti ditegaskan oleh
Nabi saw: “</span><em><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Apa yang Allah halalkan dalam kitab-Nya maka ia adalah
halal (hukumnya) dan apa yang Dia haramkan maka (hukumnya) haram.
Sedang apa yang Dia diamkan maka ia adalah suatu yang dimaafkan. Maka
terimalah pemaafan-Nya, karena Allah tidak mungkin melupakan sesuatu.</span></em><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">” (HR. Hakim dan Bazaar)</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Ketika Rasulullah saw ditanya tentang hukum mentega, keju dan keledai
liar, beliau enggan menjawab satu persatu masalah parsial ini
melainkan beliau alihkan kepada kaidah dasar hukum agar mereka dapat
cerdas menyimpulkan segala persoalan dengan sabdanya: “</span><em><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Sesuatu yang
halal itu adalah apa yang dihalalkan Allah dalam kitab-Nya dan sesuatu
yang haram itu adalah apa yang diharamkan Allah dalam kitab-Nya, dan
apa yang Allah diamkan (tidak sebutkan) berarti termasuk apa yang
dimaafkan (dibolehkan) untuk kamu</span></em><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Bahkan Rasulullah melarang kita untuk mencari-cari alasan untuk
mempersoalkan sesuatu yang Allah sengaja diamkan itu dengan sabdanya: “</span><em><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Sesungguhnya
Allah telah mewajibkan beberapa hal fardhu maka jangan kamu abaikan,
dan telah menggariskan beberapa batasan maka jangan kamu langgar dan
telah mengharamkan beberapa hal maka jangan kamu terjang serta telah
mendiamkan beberapa hal sebagai rahmat bagi kamu tanpa unsur kelupaan
maka jangan kamu permasalahkan</span></em><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">.”(HR. Dar Quthni)</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Bila kita telusuri berbagai macam kitab-kitab fiqih dalam masalah
makanan, niscaya akan kita temukan suatu kesimpulan bahwa hukum asal
makanan adalah halal dan tidak dapat diharamkan kecuali berdasarkan
dalil khas yang spesifik. (</span><em><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Mausu’ah Fiqhiyah, Kuwait</span></em><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">, vol V hal. 123)</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Allah telah menjelaskan secara jelas dan tuntas semua yang halal
maupun yang haram. (QS. Al-A’raf: 157, An-Nisa’:29, Al-Maidah:4,
Al-An’am: 119, 145). Dari sini para ulama menyimpulkan kaidah bahwa
prinsip dasar makanan adalah halal kecuali bila terdapat larangan dari </span><em><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">nash</span></em><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> (Al-Qur’an dan Sunnah) Di antara faktor-faktor dan unsur-unsur kandungan yang dapat mengharamkan makanan di antaranya:</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">1. Dipastikan dapat menimbulkan </span><em><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">dharar</span></em><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> (bahaya) bagi fisik manusia. Allah berfirman: “</span><em><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Dan
janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan
berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
berbuat baik.”</span></em><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> (QS. Al-Baqarah:195). Rasulullah saw bersabda: “</span><em><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Tidak dibolehkan melakukan sesuatu yang membahayakan (dharar) diri sendiri dan orang lain (dhirar).”</span></em><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> (HR. Ibnu Majah dan Ahmad.) dan sabdanya: “</span><em><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Barang
siapa yang mereguk racun lalu membunuh dirinya sendiri, maka racunnya
akan tetap berada di tangannya seraya ia mereguknya di neraka Jahanam
selama-lamanya.</span></em><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">” (HR. Bukhari)</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">2. Memabukkan, melalaikan atau menghilangkan ingatan. Seperti segala
jenis minuman keras, obat-obatan terlarang, candu, narkotika dan zat
adiktif lainnya. Allah berfirman: “</span><em><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Hai orang-orang yang beriman,
sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala,
mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan
syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat
keberuntungan</span></em><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">.” (QS. Al-Maidah:90). Rasulullah saw bersabda: “</span><em><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">segala sesuatu jika banyaknya memabukkan, maka yang sedikitnya pun haram.</span></em><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">” (HR. Tirmidzi, Abu Dawud, Ibnu Majah dan Ahmad).</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">3. Najis dan terkontaminasi najis. Contoh: babi, darah, anjing, bangkai (selain ikan dan belalang). (</span><em><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Al-Mausu’ah Al-Fiqhiyyah</span></em><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">, Kuwait, vol. V/125). Allah berfirman: “</span><em><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Katakanlah:”Tiadalah
aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan kepadaku, sesuatu yang
diharamkan bagi orang yang hendak memakannya, kecuali kalau makanan itu
bangkai, atau darah yang mengalir atau daging babi karena semua itu
najis atau binatang yang disembelih atas nama selain Allah.</span></em><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">” (QS. Al-An’am: 145).</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Apabila kita dapati Nabi saw melarang beberapa jenis makanan atau
binatang di luar konteks yang dinashkan oleh al-Qur’an maka ulama fiqih
dan </span><em><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">ushul</span></em><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> seperti Imam Asy-Syaukani mengkategorikan larangan Nabi tersebut sebagai larangan </span><em><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">makruh</span></em><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> bukan haram. Atau bila terdapat kesesuaian </span><em><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">‘illat</span></em><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> (sebab) hukum pengharaman dalam al-Qur’an seperti najis atau indikasi najis, </span><em><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">rijs</span></em><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> atau </span><em><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">fisq</span></em><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> yang semuanya digolongkan </span><em><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">khabaits</span></em><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> kebalikan halal yang identik dengan </span><em><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">thoyyibat</span></em><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> secara umum. Maka hal itu termasuk kategori qiyas (analogi) terhadap larangan al-Qur’an.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">As-Syaukani melihat tidak ada relevansinya pengharaman binatang yang
diperintahkan oleh Nabi untuk dibunuh maupun yang dilarang Nabi untuk
dibunuh merupakan konsekuensi logis dan kultural untuk menjadi dalil
pengharaman untuk memakannya maka hal itu tidak dapat dijadikan dasar
pengharaman. Namun bila binatang yang diperintahkan Nabi untuk
membunuhnya maupun yang dilarang untuk membunuhnya termasuk kategori </span><em><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">khabaits</span></em><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> (najis) maka pengharamannya berdasarkan ayat di atas, jika tidak mengandung unsur </span><em><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">khabaits</span></em><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> yang </span><em><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">manshus</span></em><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">
(ditegaskan oleh nash ayat) maka hukumnya kembali kepada hukum asal
yakni halal berdasarkan dalil dan kaidah umum. (Sayyid Sabiq, </span><em><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Fiqih Sunnah</span></em><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">, V/14)</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Adapun hukum cacing tanah dan jangkrik menurut uraian kaidah hukum di
atas adalah kembali kepada hukum asal makanan yakni halal, karena
tidak ada nash tegas maupun qiyas yang relevan untuk mengharamkannya
ataupun memasukkannya dalam kategori </span><em><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">khabaits</span></em><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> (najis) hanya
berdasarkan perasaan geli dan jijik yang nisbi (relatif) sementara
hukum dibangun di atas dasar kepastian dan universalitas. Sebagian
ulama mengatakan bahwa boleh mengkonsumsi cacing dan semua binatang
melata ataupun serangga selama aman (secara medis maupun pengalaman
empirik) dari racun ataupun bakteri yang membahayakan kesehatan.
Apalagi sampai kini secara empirik dan medis belum ditemukan indikasi
yang membahayakan dan kita tidak dituntut oleh Allah untuk mengetahui
sesuatu di luar kemampuan kita sehingga kita terhalang dari
memanfaatkan apa yang Allah ciptakan untuk kita. (Ad-Dardir, </span><em><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Asy-Syarhul Kabir</span></em><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">, vol. II/115, Az-Zuhaili, </span><em><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Al-Fiqh Al-Islam wa Adillatuhu</span></em><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">, V/510, Sayyid Sabiq, </span><em><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Fiqih Sunnah</span></em><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">, II/10)</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Lebih tegas dan secara khusus ulama tafsir (mufassirun) seperti Imam
As-Suyuthi dalam tafsir Al-Jalalain ketika menafsirkan kata (</span><em><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">khabaits</span></em><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">)
dalam surat Al-Al-A’raf’:157 mengatakan khabits itu adalah seperti
bangkai dan sebagainya (segala yang diharamkan Allah secara
eksplisit/terang dalam al-Qur’an). Sedangkan Ibnu Katsir dalam
menafsirkan ayat di atas (</span><em><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Wa yuhillu lahum ath-thayyibat wa yuharrimu ‘alaihim al-khabaits</span></em><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">) mengatakan: “Maknanya adalah menghalalkan bagi mereka apa yang mereka telah haramkan sebelumnya atas diri mereka </span><em><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">bahiirah</span></em><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">
(unta yang telah beranak lima kali dan anak kelimanya jantan, lalu
unta betina itu dibelah telinganya, dilepaskan dan tidak boleh
ditunggangi lagi serta tidak boleh diambil susunya) </span><em><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">saaibah</span></em><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> (unta betina yang dibiarkan pergi ke mana saja lantaran suatu nazar) </span><em><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">washiilah</span></em><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">
( seekor domba betina melahirkan anak kembar yang terdiri dari jantan
dan betina, maka yang jantan ini disebut washilah, tidak disembelih dan
diserahkan kepada berhala) dan </span><em><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">haam</span></em><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> (unta jantan yang tidak
diganggu gugat lagi karena telah dapat membuntingkan unta betina
sepuluh kali; QS. Al-Maidah:103) dan mengharamkan atas mereka
al-khabaits. Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas dimana
beliau menafsirkannya: yaitu seperti daging babi, riba dan apa yang
mereka halalkan dari makanan yang Allah ta’ala haramkan. Sebagian ulama
mengatakan: Setiap makanan yang Allah halalkan (dalam kitab-Nya) ia
adalah thayyib (baik) dan bermanfaat bagi tubuh dan agama, sedangkan
apa yang diharamkan-Nya maka ia adalah khabits dan berbahaya bagi tubuh
dan agama.” (Tafsir </span><em><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Ibnu Katsir</span></em><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">, II/244)</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Imam Al-Qurthubi menegaskan dalam menafsirkan ayat tersebut: “Menurut
mazhab imam Malik bahwa yang dimaksud dengan ath-thayyibat adalah
al-muhallalat; yang seolah-olah Allah menyifati apa yang dihalalkan-Nya
dengan thayyib, karena lafazh ini mengandung makna pujian dan
sanjungan. Dengan logika ini kita katakan bahwa yang dimaksud dengan
al-khabaits adalah al-muharramat (apa yang diharamkan Allah), karenanya
Ibnu ‘Abbas mengatakan: </span><em><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">al-khabaits</span></em><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> adalah daging babi, riba dan lain sebagainya.”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Apalagi agrobisnis cacing dan jangkrik diperuntukkan untuk konsumsi
binatang ternak atau piaraan, farmasi dan kosmetik yang tidak dimakan,
maka hukumnya lebih ringan lagi. Meskipun kita telah mendudukkan hukum
asalnya yakni halal. (Berdasarkan pada kaidah halal-haram makanan dan
minuman dalam al-Qur’an: QS. Al-Baqarah:173, Al-Maidah:3-5, 87, 145,
Al-A’raf:32, Al-An’am:119, Yunus:59, An-Nahl:35, 115, 116, Al-Isra’:70,
Al-Hajj:3, At-Tahrim:1) Adapun mengenai media hidupnya yang sebagian
dari kotoran sapi (binatang yang halal dimakan dagingnya) adalah bukan
najis dan tidak dapat dimasukkan dalam kategori </span><em><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">jallalah</span></em><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">. yang
dimakruhkan ulama (yakni binatang yang sebagian besar media hidupnya
barang-barang najis. Dan menurut ulama kotoran binatang yang dimakan
dagingnya seperti unta, sapi tidak najis, di samping itu bukan makanan
pokok satu-satunya. Itupun masih diperselisihkan ulama dan paling berat
mereka menghukuminya makruh tidak sampai haram. (Al-Mathalib, VI/309,
Az-Zuhaili, II/513) Demikian pula bisnis dalam hal ini hukum prinsipnya
juga halal termasuk mengkonsumsinya untuk obat-obatan. Selama tidak
diketemukan unsur-unsur lain yang mengharamkannya. Semoga Allah
memberkati usaha saudara dan dapat bermanfaat bagi umat manusia. </span><em><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Wallahu A’lam. Wabillahit Taufiq wal Hidayah.</span></em><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> []</span></div>
<br />
<span class="fullpost">
</span></div>
Morina Syahmerdanhttp://www.blogger.com/profile/17396395893991202894noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8687695459015675581.post-54758833890388311332012-12-03T16:00:00.001-08:002012-12-03T16:00:59.738-08:00MAKNA IKHLAS<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh868GkYA_ZhbFhZdcT12vKvvRc1Y3TYIgP8MEazw6vVzpAKHZGdG-bWJ0VtquikHJTNFuG8IFXzZrDIWe4C7tQ5QlxnOfajVGWEJy-ftGUmGFZlwMnNjIuekOs8ILAhxz8ACPBkPv_6lhs/s1600/aaa11.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh868GkYA_ZhbFhZdcT12vKvvRc1Y3TYIgP8MEazw6vVzpAKHZGdG-bWJ0VtquikHJTNFuG8IFXzZrDIWe4C7tQ5QlxnOfajVGWEJy-ftGUmGFZlwMnNjIuekOs8ILAhxz8ACPBkPv_6lhs/s320/aaa11.jpg" width="320" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><span class="userContent"></span></span></div>
<div class="text_exposed_root text_exposed" id="id_50bd3af7943f13713129293" style="display: inline;">
Ikhlas kepada Allah Ta’ala maknanya seseorang bermaksud melalui ibadahnya tersebut untuk bertaqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah Ta’ala dan mendapatkan keridhaan-Nya.<br /><br />Bila seorang hamba menginginkan sesuatu yang lain mela<div class="text_exposed_show" style="display: inline;">
lui ibadahnya, maka disini perlu dirinci lagi berdasarkan klasifikasi-klasifikasi berikut :<br /><br />Pertama.<br />Dia memang ingin bertaqarrub kepada selain Allah di dalam ibadahnya ini dan mendapatkan pujian semua makhluk atas perbuatannya tersebut. Maka, ini menggugurkan amalan dan termasuk syirik.<br /><br />Di dalam hadits yang shahih dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Allah Ta’ala berfirman.<br /><br />“Artinya : Aku adalah Dzat Yang paling tidak butuh kepada persekutuan para sekutu ; barangsiapa yang melakukan suatu amalan yang didalamnya dia mempersekutukan-Ku dengan sesuatu selain-Ku, maka Aku akan meninggalkannya berserta kesyirikan yang diperbuatnya” [Shahih Muslim, kitab Az-Zuhd (2985)]<br /><br />Kedua<br />Dia bermaksud melalui ibadahnya untuk meraih tujuan duaniawi seperti kepemimpinan, kehormatan dan harta, bukan untuk tujuan bertaqarrub kepada Allah ; maka amalan orang seperti ini akan gugur dan tidak dapat mendekatkan dirinya kepada Allah Ta’ala. Dalam hal ini, Allah Ta’ala berfirman.<br /><br />“Artinya : Barangsiapa menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat kecuai neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan” [Hud : 15-16]<br /><br />Perbedaan antara klasifikasi kedua ini dan pertama ; Bahwa dalam klasifikasi pertama, orang tadi bermaksud agar dirinya dipuji atas ibadahnya tersebut sebagai ahli ibadah kepada Allah. Sedangkan pada klasifikasi ini, dia tidak bermaksud agar dirinya di puji atas ibadahnya tersebut sebagai ahli ibadah kepada Allah bahkan dia malah tidak peduli atas pujian orang terhadapn dirinya.<br /><br />Ketiga<br />Dia bermaksud untuk bertaqarrub kepada Allah Ta’ala, disamping tujuan duniawi yang merupakan konsekuensi logis dari adanya ibadah tersebut, seperti dia memiliki niat dari thaharah yang dilakukannya –disamping niat beribadah kepada Allah- untuk menyegarkan badan dan menghilangkan kotoran yang menempel padanya ; dia berhaji –disamping niat beibadah kepada Allah- untuk menyaksikan lokasi-lokasi syi’ar haji (Al-Masya’ir) dan bertemu para jama’ah haji ; maka hal ini akan mengurangi pahala ikhlas akan tetapi jika yang lebih dominan adalah niat beribadahnya, berarti pahala lengkap yang seharusnya diraih akan terlewatkan. Meskipun demikian, hal ini tidak berpengaruh bila pada akhirnya melakukan dosa. Hal ini berdasarkan firman Allah Ta’ala mengenai para jama’ah haji.<br /><br />“Artinya : Tidak ada dosa bagimu mencari karunia (rezki hasil perniagaan) dari Rabb-mu” [Al-Baqarah : 198]<br /><br />Jika yang dominan adalah niat selain ibadah, maka dia tidak mendapatkan pahala akhirat, yang didapatnya hanyalah pahala apa yang dihasilkannya di dunia itu. Saya khawatir malah dia berdosa karena hal itu, sebab dia telah menjadikan ibadah yang semestinya merupakan tujuan yang paling tinggi, sebagai sarana untuk meraih kehidupan duniawi yang hina. Maka tidak ubahnya seperti orang yang dimaksud di dalam firmanNya.<br /><br />“Artinya : Dan di antara mereka ada orang yang mencelamu tentang (pembagian) zakat ; jika mereka diberi sebagian daripadanya, mereka bersenang hati, dan jika mereka tidak diberi sebagian daripadanya, dengan serta merta mereka menjadi marah” [At-Taubah : 58]<br /><br />Di dalam Sunan Abu Dawud dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu disebutkan bahwa ada seorang laki-laki berkata : ‘Wahai Rasulullah, (bagaimana bila ,-penj) seorang laki-laki ingin berjihad di jalan Allah sementara dia juga mencari kehidupan duniawi?” Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Dia tidak mendapatkan pahala” Orang tadi mengulangi lagi pertanyaannya hingga tiga kali dan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab sama, “Dia tidak mendapatkan pahala” [Sunan Abu Daud kitab Al-Jihad (2516), Musnad Ahmad, Juz II, hal. 290, 366 tetapi di dalam sanadnya terdapat Yazid bin Mukriz, seorang yang tidak diketahui identitasnya (majhul) ; lihat juga anotasi dari Syaikh Ahmad Syakir terhadap Musnad Ahmad no. 7887]<br /><br />Demikian pula hadits yang terdapat di dalam kitab Ash-Shahihain dari Umar bin Al-Khaththab Radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.<br /><br />“Artinya : Barangsiapa yang hijrahnya karena ingin meraih kehidupan duniawi atau untuk mendapatkan wanita yang akan dinikahinya, maka hijrahnya hanya mendapatkan tujuan dari hijrahnya tersebut” [Shahih Al-Bukhari, kitab Bad’u Al-Wahyi (1), Shahih Muslim, kitab Al-Imarah (1907)]<br /><br />Jika persentasenya sama saja, tidak ada yang lebih dominan antara niat beribadah dan non ibadah ; maka hal ini masih perlu dikaji lebih lanjut. Akan tetapi, pendapat yang lebih persis untuk kasus seperti ini adalah sama juga ; tidak mendapatkan pahala sebagaimana orang yang beramal karena Allah dan karena selain-Nya juga.<br /><br />Perbedaan antara jenis ini dan jenis sebelumnya (jenis kedua), bahwa tujuan yang bukan untuk beribadah pada jenis sebelumnya terjadi secara otomatis. Jadi, keinginannya tercapai malalui perbuatannya tersebut secara otomatis seakan-akan yang dia inginkan adalah konsekuensi logis dari pekerjaan yang bersifat duniawi itu.<br /><br />Jika ada yang mengatakan, “Apa standarisasi pada jenis ini sehingga bisa dikatakan bahwa tujuannya yang lebih dominan adalah beribadah atau bukan beribadah?”<br /><br />Jawabannya, standarisasinya bahwa dia tidak memperhatikan hal selain ibadah, maka hal itu tercapai atau tidak tercapai, telah mengindikasikan bahwa yang lebih dominan padanya adalah niat untuk beribadah, demikian pula sebaliknya.<br /><br />Yang jelas perkara yang merupakan ucapan hati amatlah serius dan begitu urgen sekali. Indikasinya, bisa hadi hal itu dapat membuat seorang hamba mencapai tangga ash-Shiddiqin, dan sebaliknya bisa pula mengembalikannya ke derajat yang paling bawah sekali.<br /><br />Sebagian ulama Salaf berkata, “Tidak pernah diriku berjuang melawan sesuatu melebihi perjuangannya melawan (perbuatan) ikhlas”<br /><br />Kita memohon kepada Allah untuk kami dan anda semua agar dianugrahi niat yang ikhlas dan lurus di dalam beramal.<br /><br />[Kumpulan Fatwa dan Risalah dari Syaikh Ibnu Utsaimin, juz 1, hal. 98-100]<br /><br />[Disalin dari kitab Al-Fatawa Asy-Syar’iyyah Fi Al-Masail Al-Ashriyyah Min Fatawa Ulama Albalad Al-Haram, Edisi Indonesia Fatwa-Fatwa Terkini, Penyusun Khalid Al-Juraisiy, Penerjemah Musthofa Aini, Penerbit Darul Haq]</div>
</div>
<span class="userContentSecondary fcg" style="color: grey;"> </span><br />
<span class="fullpost">
</span></div>
Morina Syahmerdanhttp://www.blogger.com/profile/17396395893991202894noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8687695459015675581.post-56779983484133209392012-11-27T02:31:00.001-08:002012-11-27T02:32:26.128-08:00Adab Bertamu dalam Islam<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjbadrCbckt8crelbuxrM47bClwloEgGe7mXxPGrVsdKNy0kk8TH0P-DOzgjiU8kIDKM0Gy8wHEBPEyCbDT-iMkz2NLnXSzM7mZVo5nIdhxcfwY3QDnNuoTyXTo_5H6CyGp7JBrmvp3gm65/s1600/1287128920521132019_1_94b66615.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="174" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjbadrCbckt8crelbuxrM47bClwloEgGe7mXxPGrVsdKNy0kk8TH0P-DOzgjiU8kIDKM0Gy8wHEBPEyCbDT-iMkz2NLnXSzM7mZVo5nIdhxcfwY3QDnNuoTyXTo_5H6CyGp7JBrmvp3gm65/s320/1287128920521132019_1_94b66615.jpg" width="320" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
</div>
<blockquote>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Di antara kelaziman hidup bermasyarakat
adalah budaya saling mengunjungi atau bertamu, yang dikenal dengan
isitilah silaturrahmi oleh kebanyakan masyarakat. Walaupun sesungguhnya
istilah silaturrahmi itu lebih tepat (dalam syari’at) digunakan khusus
untuk berkunjung / bertamu kepada sanak famili dalam rangka mempererat
hubungan kekerabatan.</span></div>
</blockquote>
<div>
<blockquote>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Namun, bertamu, baik itu kepada sanak
kerabat, tetangga, relasi, atau pihak lainnya, bukanlah sekedar budaya
semata melainkan termasuk perkara yang dianjurkan di dalam agama Islam
yang mulia ini. Karena berkunjung/bertamu merupakan salah satu sarana
untuk saling mengenal dan mempererat tali persaudaraan terhadap sesama
muslim.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Allah berfirman: “Wahai manusia,
sesungguhnya Kami telah menciptakan kalian dari seorang laki-laki dan
perempuan, dan menjadikan kalian berbangsa-bangsa, dan bersuku-suku,
supaya kalian saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di
antara kalian di sisi Allah adalah orang yang paling bertaqwa.” (Al
Hujurat: 13)</span></div>
</blockquote>
<br />
<blockquote>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Rasulullah bersabda:</span></div>
</blockquote>
<br />
<blockquote>
<div style="text-align: justify;">
<strong><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">إِذَا عَادَ الرَّجُلُ أَخَاهُ أَوْ زَارَهُ ، قَالَ اللهُ لَهُ : طِبْتَ وَطِابَ مَمْشَاكَ وَتَبَوَّأْتَ مَنْزِلاً فِي الْجَنَّةِ</span></strong></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"></span></div>
</blockquote>
<br />
<blockquote>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">“Bila seseorang mengunjungi saudaranya,
maka Allah berkata kepadanya: “Engkau dan perjalananmu itu adalah baik,
dan engkau telah menyiapkan suatu tempat tinggal di al jannah (surga).”
(Shahih Al Adabul Mufrad no. 345, dari shahabat Abu Hurairah )</span></div>
</blockquote>
<br />
<blockquote>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Namun yang tidak boleh dilupakan bagi
orang yang hendak bertamu adalah mengetahui adab-adab dan tata krama
dalam bertamu, dan bagaimana sepantasnya perangai (akhlaq) seorang
mukmin dalam bertamu. Karena memiliki dan menjaga perangai (akhlaq) yang
baik merupakan tujuan diutusnya Rasulullah , sebagaimana beliau
bersabda:</span></div>
</blockquote>
<br />
<blockquote>
<div style="text-align: justify;">
<strong><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">إِنَّمَا بُعِثْتُ ِلأُ تَمِّمَ مَكَارِمَ الأَخْلاَقِ</span></strong></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"></span></div>
</blockquote>
<br />
<blockquote>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">“Sesungguhnya aku diutus dalam rangka menyempurnakan akhlaq (manusia).”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Oleh karena itu, pada kajian kali ini,
akan kami sebutkan beberapa perkara yang hendaknya diperhatikan dalam
bertamu. Di antaranya sebagai berikut:</span></div>
</blockquote>
<br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large; font-weight: bold;">Beri’tikad Yang Baik</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><b><br /></b></span>
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Di dalam
bertamu hendaknya yang paling penting untuk diperhatikan adalah memilki
i’tikad dan niat yang baik. Bermula dari i’tikad dan niat yang baik ini
akan mendorong kunjungan yang dilakukan itu senantiasa terwarnai dengan
rasa kesejukan dan kelembutan kepada pihak yang dikunjungi.</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Bahkan bila
ia bertamu kepada saudaranya karena semata-mata rasa cinta karena Allah
dan bukan untuk tujuan yang lainnya, niscaya Allah akan mencintainya
sebagaimana ia mencintai saudaranya. Sebagaimana Rasulullah :</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span>
<strong><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">زَارَ
رَجُلٌ أَخًا لَهُ فِي قَرْيَةٍ لَهُ فَأَرْصَدَ اللهُ مَلَكًا عَلَى
مَدْرَحَتِهِ ، فَقَالَ : أَيْنَ تُرِيْدُ ؟ قَالَ : أَخًا لِي فِي هَذِهِ
الْقَرْيَةِ. فَقَالَ : هَلْ لَهُ عَلَيْكَ مِنْ نِعْمَةٍ تَرُبُّهَا ؟ لاَ
قَالَ : أُحِبُّهُ فِي اللهِ. قَالَ : فَإِنِّي رَسُولُ اللهِ إِلَيْكَ ،
أَنَّ اللهَ أَحَبَّكَ كَمَا أَحْبَبْتَهُ</span></strong><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span>
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">“Ada
seseorang yang berkunjung kepada saudaranya di dalam suatu kampung, maka
Allah mengirim malaikat untuk mengawasi arah perjalanannya. Ia
(malaikat) bertanya kepadanya: “Mau kemana anda pergi? Ia menjawab:
“Kepada saudaraku yang ada di kampung ini. Malaikat berkata: “Apakah dia
memiliki nikmat (rizki) yang akan diberikan kepada engkau. Dia
menjawab: “Tidak, semata-mata saya mencintainya karena Allah. Malaikat
berkata: “Sesungguhnya saya diutus oleh Allah kepadamu. Sesungguhnya
Allah mencintaimu sebagaimana kamu mencintai saudaramu.” (Shahih Al
Adabul Mufrad no. 350, Ash Shahihah no. 1044)</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span>
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span>
<strong><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Tidak Memberatkan Bagi Tuan Rumah</span></strong><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Hendaknya
bagi seorang tamu berusaha untuk tidak membuat repot atau menyusahkan
tuan rumah, sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah :</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span>
<strong><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">لاَ
يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ أَنْ يُقِيْمَ عِنْدَ أَخِيْهِ حَتَّى يُؤْثِمَهُ.
قَالُوا: يَا رَسُولَ اللهِ وَكَيْفَ يُؤْثِمُهُ؟ قَالَ: يُقِيْمُ عِنْدَهُ
وَلاَ شَيْءَ لَهُ يَقْرِيهِ بِهِ</span></strong><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span>
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">“Tidak halal
bagi seorang muslim untuk tinggal di tempat saudaranya yang kemudian
saudaranya itu terjatuh ke dalam perbuatan dosa. Para shahabat bertanya:
“Bagaimana bisa dia menyebabkan saudaranya terjatuh ke dalam perbuatan
dosa?” Beliau menjawab: “Dia tinggal di tempat saudaranya, padahal
saudaranya tersebut tidak memiliki sesuatu yang bisa disuguhkan
kepadanya.” (HR. Muslim)</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span>
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Al Imam An
Nawawi berkata: “Karena keberadaan si tamu yang lebih dari tiga hari itu
bisa mengakibatkan tuan rumah terjatuh dalam perbuatan ghibah, atau
berniat untuk menyakitinya atau berburuk prasangka (kecuali bila
mendapat izin dari tuan rumah).” (Lihat Syarh Shahih Muslim 12/28)</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span>
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span>
<strong><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Memilih Waktu Berkunjung</span></strong><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Hendaknya
bagi orang yang ingin bertamu juga memperhatikan dengan cermat waktu
yang tepat untuk bertamu. Karena waktu yang kurang tepat terkadang bisa
menimbulkan perasaan yang kurang baik dari tuan rumah bahkan
tetangganya.</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Dikatakan oleh shahabat Anas :</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span>
<strong><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">كَانَ رَسُولُ اللهِ لاَ يَطْرُقُ أَهْلَهُ لَيْلاً وَكَانَ يَأْتِيْهِمْ غُدْوَةً أَوْ عَشِيَّةً</span></strong><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span>
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">“Rasulullah
tidak pernah mengetuk pintu pada keluarganya pada waktu malam. Beliau
biasanya datang kepada mereka pada waktu pagi atau sore.” (Muttafaqun
‘Alaihi)</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span>
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Demikianlah
akhlak Nabi , beliau memilih waktu yang tepat untuk mengunjungi
keluarganya, lalu bagaimana lagi jika beliau hendak bertamu/mengunjungi
orang lain (shahabatnya)? Tentunya kita semua diperintahkan untuk
meneladani beliau.</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span>
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span>
<strong><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Meminta Izin Kepada Tuan Rumah</span></strong><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Hal ini
merupakan pengamalan dari perintah Allah di dalam firman-Nya (artinya):
“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang
bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya.
Yang demikian itu lebih baik bagimu agar kamu selalu ingat.” (An Nur:
27)</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span>
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Di dalam ayat
tersebut, Allah memberikan bimbingan kepada kaum mukminin untuk tidak
memasuki rumah orang lain tanpa seizin penghuninya. Di antara hikmah
yang terkandung di dalamnya adalah:</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Untuk menjaga pandangan mata. Rasulullah bersabda:</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span>
<strong><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">إِنَّمَاجُعِلَ اْلاسْتِئْذَانُ مِنْ أَجْلِ الْبَصَرِ</span></strong><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span>
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">“Meminta izin itu dijadikan suatu kewajiban karena untuk menjaga pandangan mata.” (Muttafaqun ‘Alaihi)</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span>
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Rumah itu
seperti penutup aurat bagi segala sesuatu yang ada di dalamnya
sebagaimana pakaian itu sebagai penutup aurat bagi tubuh. Jika seorang
tamu meminta izin kepada penghuni rumah terlebih dahulu, maka ada
kesempatan bagi penghuni rumah untuk mempersiapkan kondisi di dalam
rumahnya tersebut. Sehingga tidaklah dibenarkan ia melihat ke dalam
rumah melalui suatu celah atau jendela untuk mengetahui ada atau
tidaknya tuan rumah sebelum dipersilahkan masuk.</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span>
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Di antara
mudharat yang timbul jika seseorang tidak minta izin kepada penghuni
rumah adalah bahwa hal itu akan menimbulkan kecurigaan dari tuan rumah,
bahkan bisa-bisa dia dituduh sebagai pencuri, perampok, atau yang
semisalnya, karena masuk rumah orang lain secara diam-diam merupakan
tanda kejelekan. Oleh karena itulah Allah melarang kaum mukminin untuk
memasuki rumah orang lain tanpa seizin penghuninya. (Taisirul Karimir
Rahman, Asy Syaikh Abdurrahman As Sa’di)</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span>
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span>
<strong><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Bagaimana Tata Cara Meminta Izin?</span></strong><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Para pembaca,
dalam masalah meminta izin Rasulullah telah memberikan sekian petunjuk
dan bimbingan kepada umatnya, di antaranya adalah:</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span>
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">a. Mengucapkan salam</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span>
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Diperintahkan untuk mengucapkan salam terlebih dahulu, sebagaimana ayat di atas (An Nur: 27).</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span>
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Pernah salah
seorang shahabat beliau dari Bani ‘Amir meminta izin kepada Rasulullah
yang ketika itu beliau sedang berada di rumahnya. Orang tersebut
mengatakan: “Bolehkah saya masuk?” Maka Rasulullah pun memerintahkan
pembantunya dengan sabdanya:</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span>
<strong><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">اخْرُجْ إِلَى هَذَا فَعَلِّمْهُ الاسْتِئْذَانَ ، فَقُلْ لَهُ: السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ أَأَدْخُلُ ؟</span></strong><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span>
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">“Keluarlah, ajari orang ini tata cara meminta izin, katakan kepadanya: Assalamu ‘alaikum, bolehklah saya masuk?</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Sabda Rasulullah tersebut didengar oleh orang tadi, maka dia mengatakan:</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span>
<strong><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ أَأَدْخُلُ؟</span></strong><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span>
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Akhirnya Nabi pun mempersilahkannya untuk masuk rumah beliau. (HR. Abu Dawud)</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span>
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Lihatlah
wahai pembaca, perkataan “Bolehkah saya masuk” atau yang semisalnya saja
belum cukup. Bahkan Nabi memerintahkan untuk mengucapkan salam terlebih
dulu.</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span>
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Bahkan
mengucapkan salam ketika bertamu juga merupakan adab yang pernah
dicontohkan oleh para malaikat (yang menjelma sebagai tamu) yang datang
kepada Nabi Ibrahim u sebagaimana yang disebutkan oleh Allah di dalam
firman-Nya (artinya): “Ketika mereka masuk ke tempatnya lalu mengucapkan
salam.” (Adz Dzariyat: 25)</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span>
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">b. Meminta izin sebanyak tiga kali</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span>
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Rasulullah bersabda:</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span>
<strong><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">الاسْتِئْذَانُ ثَلاَثٌ، فَإِنْ أُذِنَ لَكَ وَإِلاَّ فَارْجِعْ</span></strong><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span>
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">“Meminta izin itu tiga kali, apabila diizinkan, maka masuklah, jika tidak, maka kembalilah.” (Muttafaqun ‘Alaihi)</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span>
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Hadits
tersebut memberikan bimbingan kepada kita bahwa batasan akhir meminta
izin itu tiga kali. Jika penghuni rumah mempersilahkan masuk maka
masuklah, jika tidak maka kembalilah. Dan itu bukan merupakan suatu aib
bagi penghuni rumah tersebut atau celaan bagi orang yang hendak bertamu,
jika alasan penolakan itu dibenarkan oleh syari’at. Bahkan hal itu
merupakan penerapan dari firman Allah (artinya): “Jika kamu tidak
menemui seorang pun di dalamnya, maka janganlah kamu masuk sebelum kamu
mendapat izin. Dan jika dikatakan kepadamu: “Kembalilah, maka hendaklah
kamu kembali. Itu lebih bersih bagimu dan Allah Maha Mengetahui apa yang
kamu kerjakan.” (An Nur: 28)</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span>
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><b><br /></b></span>
<strong><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Mengenalkan Identitas Diri</span></strong><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Ketika
Rasulullah menceritakan tentang kisah Isra’ Mi’raj, beliau bersabda:
“Kemudian Jibril naik ke langit dunia dan meminta izin untuk dibukakan
pintu langit. Jibril ditanya: “Siapa anda?” Jibril menjawab: “Jibril.”
Kemudian ditanya lagi: “Siapa yang bersama anda?” Jibril menjawab:
“Muhammad.” Kemudian Jibril naik ke langit kedua, ketiga, keempat, dan
seterusnya di setiap pintu langit, Jibril ditanya: “Siapa anda?” Jibril
menjawab: “Jibril.” (Muttafaqun ‘Alaihi)</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span>
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Sehingga Al
Imam An Nawawi rahimahullah dalam kitabnya yang terkenal Riyadhush
Shalihin membuat bab khusus, “Bab bahwasanya termasuk sunnah jika
seorang yang minta izin (bertamu) ditanya namanya: “Siapa anda?” maka
harus dijawab dengan nama atau kunyah (panggilan dengan abu fulan/ ummu
fulan) yang sudah dikenal, dan makruh jika hanya menjawab: “Saya” atau
yang semisalnya.”</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span>
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Ummu Hani’,
salah seorang shahabiyah Rasulullah mengatakan:”Aku mendatangi Nabi
ketika beliau sedang mandi dan Fathimah menutupi beliau. Beliau
bersabda: “Siapa ini?” Aku katakan: “Saya Ummu Hani’.” (Muttafaqun
‘Alaihi)</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span>
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Demikianlah
bimbingan Nabi yang langsung dipraktekkan oleh para shahabatnya, bahkan
beliau pernah marah kepada salah seorang shahabatnya ketika kurang
memperhatikan adab dan tata cara yang telah beliau bimbingkan ini.
Sebagaimana dikatakan oleh Jabir :”Aku mendatangi Nabi , kemudian aku
mengetuk pintunya, beliau bersabda: “Siapa ini?” Aku menjawab: “Saya.”
Maka beliau pun bersabda: “Saya, saya..!!.” Seolah-olah beliau tidak
menyukainya.” (Muttafaqun ‘Alaihi)</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span>
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span>
<strong><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Menyebutkan Keperluannya</span></strong><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Di antara
adab seorang tamu adalah menyebutkan urusan atau keperluan dia kepada
tuan rumah. Supaya tuan rumah lebih perhatian dan menyiapkan diri ke
arah tujuan kujungan tersebut, serta dapat mempertimbangkan dengan
waktu/ keperluannya sendiri. Hal ini sebagaimana Allah mengisahkan para
malaikat yang bertamu kepada Ibrahim u di dalam Al Qur’an (artinya):
“Ibrahim bertanya: Apakah urusanmu wahai para utusan?” Mereka menjawab:
“Sesungguhnya kami diutus kepada kaum yang berdosa.” (Adz Dzariyat: 32)</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span>
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span>
<strong><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Segera Kembali Setelah selesai Urusannya</span></strong><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Termasuk pula
adab dalam bertamu adalah segera kembali bila keperluannya telah
selesai, supaya tidak mengganggu tua rumah. Sebagaimana penerapan dari
kandungan firman Allah : “…tetapi jika kalian diundang maka masuklah,
dan bila telah selesai makan kembalilah tanpa memperbanyak percakapan,…”
(Al Ahzab: 53)</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span>
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span>
<strong><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Mendo’akan Tuan Rumah</span></strong><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Hendaknya
seorang tamu mendoakan atas jamuan yang diberikan oleh tuan rumah, lebih
baik lagi berdo’a sesuai dengan do’a yang telah dituntunkan Nabi ,
yaitu:</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span>
<strong><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">اللَّهُمَّ بَارِكْ لَهُمْ فِيْ مَا رَزَقْتَهُمْ وَ اغْفِرْ لَهُمْ وَ ارْحَمْهُمْ</span></strong><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span>
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">“Ya Allah…,
berikanlah barakah untuk mereka pada apa yang telah Engkau berikan rizki
kepada mereka, ampunilah mereka, dan rahmatilah mereka.” (HR. Muslim)</span><br />
<blockquote>
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Demikianlah tata cara bertamu, mudah-mudahan pembahasan
ini menjadi bekal bagi kita (kaum muslimin) untuk lebih bersikap sesuai
dengan bimbingan Nabi dalam bertamu. Wallahu a’lam bis showab.</span></blockquote>
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span>
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Buletin Al-Ilmu Jember</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><span class="Apple-style-span" style="color: black;">www.mimbarislami.or.id</span></span></div>
<br />
<span class="fullpost">
</span></div>
Morina Syahmerdanhttp://www.blogger.com/profile/17396395893991202894noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8687695459015675581.post-11059745545193135282012-11-26T17:14:00.002-08:002012-11-27T03:14:51.973-08:00 Adab Bertamu dan Memuliakan Tamu<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgnI_uEgto_knc_BPPyWEGLK9rX9EBsAGX8oOT1b3O4X3KFiRv6ftKY_FzEOxRiwf8vC8DBDbQ9gfZVUdwTgvVmQELeHHqfa7ItnUHu1iVNucqeDYgNWCyOWuU6keP-R2NFmOtJNfazQ_c6/s1600/1q.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="213" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgnI_uEgto_knc_BPPyWEGLK9rX9EBsAGX8oOT1b3O4X3KFiRv6ftKY_FzEOxRiwf8vC8DBDbQ9gfZVUdwTgvVmQELeHHqfa7ItnUHu1iVNucqeDYgNWCyOWuU6keP-R2NFmOtJNfazQ_c6/s320/1q.jpg" width="320" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgnI_uEgto_knc_BPPyWEGLK9rX9EBsAGX8oOT1b3O4X3KFiRv6ftKY_FzEOxRiwf8vC8DBDbQ9gfZVUdwTgvVmQELeHHqfa7ItnUHu1iVNucqeDYgNWCyOWuU6keP-R2NFmOtJNfazQ_c6/s1600/1q.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Pembaca
muslim yang dimuliakan oleh Allah ta’ala, seorang muslim yang beriman
kepada Allah dan hari akhir akan mengimani wajibnya memuliakan tamu
sehingga ia akan menempatkannya sesuai dengan kedudukannya. Hal ini
sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,</span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">
<!--StartFragment-->
</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .1pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: .1pt; mso-para-margin-bottom: .01gd; mso-para-margin-left: 0in; mso-para-margin-right: 0in; mso-para-margin-top: .01gd;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.1pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 0.1pt; text-align: right;">
<span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">مَنْ</span></span><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> </span></span><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">كَانَ</span></span><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> </span></span><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">يُؤْمِنُ</span></span><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">
</span></span><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">بِاللهِ</span></span><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> </span></span><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">وَاْليَوْمِ</span></span><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">
</span></span><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">اْلأخِرِ</span></span><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> </span></span><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">فَلْيُكْرِمْ</span></span><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">
</span></span><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">ضَيْفَهُ</span></span><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.1pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 0.1pt; text-align: justify;">
<i><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.1pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 0.1pt; text-align: justify;">
<i><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">“Barang
siapa yang beriman pada Allah dan hari akhir maka hendaklah dia memuliakan
tamunya.”</span></span></i><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> (HR. Bukhari)</span><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .1pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: .1pt; mso-para-margin-bottom: .01gd; mso-para-margin-left: 0in; mso-para-margin-right: 0in; mso-para-margin-top: .01gd;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<span style="font-family: Times;"></span><br />
<span style="font-family: Times;"><div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Berikut ini adalah adab-adab yang berkaitan dengan tamu dan bertamu. Kami
membagi pembahasan ini dalam dua bagian, yaitu adab bagi tuan rumah dan adab
bagi tamu.</span></div>
</span><br />
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.1pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 0.1pt; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .1pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: .1pt; mso-para-margin-bottom: .01gd; mso-para-margin-left: 0in; mso-para-margin-right: 0in; mso-para-margin-top: .01gd;">
<b><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Adab
Bagi Tuan Rumah</span></span></b><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .1pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: .1pt; mso-para-margin-bottom: .01gd; mso-para-margin-left: 0in; mso-para-margin-right: 0in; mso-para-margin-top: .01gd;">
</div>
<ol>
<li style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Ketika mengundang seseorang,
hendaknya mengundang orang-orang yang bertakwa, bukan orang yang fajir
(bermudah-mudahan dalam dosa), sebagaimana sabda Rasulullah </span><i><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">shallallahu ‘alaihi wa sallam</span></i><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">, </span><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">لاَ</span></span><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> </span></span><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">تُصَاحِبْ</span></span><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> </span></span><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">إِلاَّ</span></span><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> </span></span><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">مُؤْمِنًا</span></span><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">,</span></span><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">وَلاَ</span></span><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> </span></span><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">يَأْكُلُ</span></span><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> </span></span><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">طَعَامَك</span></span><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> </span></span><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">َإِلاَّ</span></span><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> </span></span><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">تَقِيٌّ </span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times;"><i><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">“Janganlah
engkau berteman melainkan dengan seorang mukmin, dan janganlah memakan
makananmu melainkan orang yang bertakwa!”</span></span></i><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> (HR. Abu
Dawud dan Tirmidzi)</span></span></span></span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times;"><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Tidak mengkhususkan mengundang
orang-orang kaya saja, tanpa mengundang orang miskin, berdasarkan sabda Nabi </span><i><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">shallallahu ‘alaihi wa sallam</span></i><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">, </span><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">شَرُّ</span></span><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> </span></span><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">الطَّعَامِ</span></span><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> </span></span><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">طَعَامُ</span></span><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> </span></span><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">الْوَلِيمَةِ</span></span><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> </span></span><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">يُدْعَى</span></span><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> </span></span><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">لَهَا</span></span><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> </span></span><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">الأَغْنِيَاءُ</span></span><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> </span></span><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">،</span></span><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> </span></span><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">وَيُتْرَكُ</span></span><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> </span></span><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">الْفُقَرَاءُ </span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times;"><i><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">“Sejelek-jelek
makanan adalah makanan walimah di mana orang-orang kayanya diundang dan
orang-orang miskinnya ditinggalkan.”</span></span></i><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> (HR. Bukhari Muslim)</span></span></span></span></span></span></span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times;"><span style="font-family: Times;"><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times;"><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Tidak mengundang seorang yang
diketahui akan memberatkannya kalau diundang.</span></span></span></span></span></span></span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times;"><span style="font-family: Times;"><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times;"><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Disunahkan mengucapkan selamat
datang kepada para tamu sebagaimana hadits yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas </span><i><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">radhiyallahu ‘anhu</span></i><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">, bahwasanya tatkala
utusan Abi Qais datang kepada Nabi </span><i><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">shallallahu
‘alaihi wa sallam</span></i><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">, Beliau bersabda, </span><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">مَرْحَبًا</span></span><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> </span></span><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">بِالْوَفْدِ</span></span><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> </span></span><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">الَّذِينَ</span></span><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> </span></span><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">جَاءُوا</span></span><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> </span></span><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">غَيْرَ</span></span><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> </span></span><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">خَزَايَا</span></span><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> </span></span><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">وَلاَ</span></span><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> </span></span><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">نَدَامَى </span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times;"><i><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">“Selamat
datang kepada para utusan yang datang tanpa merasa terhina dan menyesal.”</span></span></i><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">
(HR. Bukhari)</span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times;"><span style="font-family: Times;"><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times;"><span style="font-family: Times;"><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times;"><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Menghormati tamu dan menyediakan
hidangan untuk tamu makanan semampunya saja. Akan tetapi, tetap berusaha sebaik
mungkin untuk menyediakan makanan yang terbaik. Allah ta’ala telah berfirman
yang mengisahkan Nabi Ibrahim </span><i><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">‘alaihis
salam</span></i><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> bersama tamu-tamunya: </span><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">فَرَاغَ</span></span><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> </span></span><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">إِلىَ</span></span><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> </span></span><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">أَهْلِهِ</span></span><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> </span></span><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">فَجَاءَ</span></span><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> </span></span><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">بِعِجْلٍ</span></span><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> </span></span><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">سَمِيْنٍ</span></span><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> . </span></span><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">فَقَرَّبَهُ</span></span><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> </span></span><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">إِلَيْهِمْ</span></span><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> </span></span><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">قَالَ</span></span><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> </span></span><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">آلاَ</span></span><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> </span></span><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">تَأْكُلُوْنَ </span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times;"><i><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">“Dan
Ibrahim datang pada keluarganya dengan membawa daging anak sapi gemuk kemudian
ia mendekatkan makanan tersebut pada mereka (tamu-tamu Ibrahim-ed) sambil
berkata: ‘Tidakkah kalian makan?’”</span></span></i><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> (Qs. Adz-Dzariyat:
26-27)</span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times;"><span style="font-family: Times;"><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times;"><span style="font-family: Times;"><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times;"><span style="font-family: Times;"><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times;"><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Dalam penyajiannya tidak bermaksud
untuk bermegah-megah dan berbangga-bangga, tetapi bermaksud untuk mencontoh
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para Nabi sebelum beliau, seperti
Nabi Ibrahim </span><i><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">‘alaihis salam</span></i><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">. Beliau
diberi gelar “Abu Dhifan” (Bapak para tamu) karena betapa mulianya beliau dalam
menjamu tamu.</span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times;"><span style="font-family: Times;"><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times;"><span style="font-family: Times;"><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times;"><span style="font-family: Times;"><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times;"><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Hendaknya juga, dalam pelayanannya
diniatkan untuk memberikan kegembiraan kepada sesama muslim.</span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times;"><span style="font-family: Times;"><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times;"><span style="font-family: Times;"><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times;"><span style="font-family: Times;"><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times;"><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Mendahulukan tamu yang sebelah kanan
daripada yang sebelah kiri. Hal ini dilakukan apabila para tamu duduk dengan
tertib.</span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times;"><span style="font-family: Times;"><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times;"><span style="font-family: Times;"><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times;"><span style="font-family: Times;"><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times;"><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Mendahulukan tamu yang lebih tua
daripada tamu yang lebih muda, sebagaimana sabda beliau </span><i><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">shallallahu ‘alaihi wa sallam</span></i><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">: </span><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">مَنْ</span></span><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> </span></span><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">لَمْ</span></span><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> </span></span><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">يَرْحَمْ</span></span><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> </span></span><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">صَغِيْرَنَا</span></span><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> </span></span><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">وَيُجِلَّ</span></span><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> </span></span><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">كَبِيْرَنَا</span></span><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> </span></span><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">فَلَيْسَ</span></span><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> </span></span><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">مِنَّا </span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times;"><i><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">“Barang
siapa yang tidak mengasihi yang lebih kecil dari kami serta tidak menghormati
yang lebih tua dari kami bukanlah golongan kami.”</span></span></i><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">
(HR Bukhari dalam kitab Adabul Mufrad). Hadits ini menunjukkan perintah untuk
menghormati orang yang lebih tua.</span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times;"><span style="font-family: Times;"><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times;"><span style="font-family: Times;"><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times;"><span style="font-family: Times;"><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times;"><span style="font-family: Times;"><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times;"><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Jangan mengangkat makanan yang
dihidangkan sebelum tamu selesai menikmatinya.</span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times;"><span style="font-family: Times;"><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times;"><span style="font-family: Times;"><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times;"><span style="font-family: Times;"><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times;"><span style="font-family: Times;"><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times;"><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Di antara adab orang yang
memberikan hidangan ialah mengajak mereka berbincang-bincang dengan pembicaraan
yang menyenangkan, tidak tidur sebelum mereka tidur, tidak mengeluhkan
kehadiran mereka, bermuka manis ketika mereka datang, dan merasa kehilangan
tatkala pamitan pulang.</span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times;"><span style="font-family: Times;"><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times;"><span style="font-family: Times;"><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times;"><span style="font-family: Times;"><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times;"><span style="font-family: Times;"><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times;"><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Mendekatkan makanan kepada tamu
tatkala menghidangkan makanan tersebut kepadanya sebagaimana Allah ceritakan
tentang Ibrahim ‘alaihis salam, </span><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">فَقَرَّبَهُ</span></span><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> </span></span><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">إِلَيْهِمْ </span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times;"><i><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">“Kemudian
Ibrahim mendekatkan hidangan tersebut pada mereka.”</span></span></i><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">
(Qs. Adz-Dzariyat: 27)</span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times;"><span style="font-family: Times;"><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times;"><span style="font-family: Times;"><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times;"><span style="font-family: Times;"><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times;"><span style="font-family: Times;"><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times;"><span style="font-family: Times;"><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times;"><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Mempercepat untuk menghidangkan
makanan bagi tamu sebab hal tersebut merupakan penghormatan bagi mereka.</span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times;"><span style="font-family: Times;"><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times;"><span style="font-family: Times;"><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times;"><span style="font-family: Times;"><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times;"><span style="font-family: Times;"><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times;"><span style="font-family: Times;"><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times;"><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Merupakan adab dari orang yang
memberikan hidangan ialah melayani para tamunya dan menampakkan kepada mereka
kebahagiaan serta menghadapi mereka dengan wajah yang ceria dan berseri-seri.</span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times;"><span style="font-family: Times;"><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times;"><span style="font-family: Times;"><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times;"><span style="font-family: Times;"><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times;"><span style="font-family: Times;"><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times;"><span style="font-family: Times;"><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times;"><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Adapun masa penjamuan tamu adalah
sebagaimana dalam sabda Rasulullah </span><i><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">shallallahu
‘alaihi wa sallam</span></i><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">, </span><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">الضِّيَافَةُ</span></span><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> </span></span><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">ثَلاَثَةُ</span></span><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> </span></span><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">أَيَّامٍ</span></span><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> </span></span><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">وَجَائِزَتُهُ</span></span><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> </span></span><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">يَوْمٌ</span></span><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> </span></span><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">وَلَيَْلَةٌ</span></span><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> </span></span><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">وَلاَ</span></span><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> </span></span><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">يَحِلُّ</span></span><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> </span></span><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">لِرَجُلٍ</span></span><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> </span></span><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">مُسْلِمٍ</span></span><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> </span></span><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">أَنْ</span></span><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> </span></span><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">يُقيْمَ</span></span><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> </span></span><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">عِنْدَ</span></span><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> </span></span><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">أَخِيْهِ</span></span><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> </span></span><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">حَتَّى</span></span><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> </span></span><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">يُؤْثِمَهُ</span></span><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> </span></span><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">قاَلُوْا</span></span><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> </span></span><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">يَارَسُوْلَ</span></span><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> </span></span><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">اللهِ</span></span><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> </span></span><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">وَكَيْفَ</span></span><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> </span></span><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">يُؤْثِمَهُ؟</span></span><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> </span></span><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">قَالَ</span></span><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> :</span></span><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">يُقِيْمُ</span></span><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> </span></span><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">عِنْدَهُ</span></span><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> </span></span><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">وَلاَ</span></span><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> </span></span><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">شَيْئَ</span></span><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> </span></span><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">لَهُ</span></span><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> </span></span><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">يقْرِيْهِ</span></span><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> </span></span><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">بِهِ </span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times; font-style: italic;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">“Menjamu
tamu adalah tiga hari, adapun memuliakannya sehari semalam dan tidak halal bagi
seorang muslim tinggal pada tempat saudaranya sehingga ia menyakitinya.” Para
sahabat berkata: “Ya Rasulullah, bagaimana menyakitinya?” Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata: “Sang tamu tinggal bersamanya sedangkan
ia tidak mempunyai apa-apa untuk menjamu tamunya.”</span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times;"><span style="font-family: Times;"><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times;"><span style="font-family: Times;"><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times;"><span style="font-family: Times;"><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times;"><span style="font-family: Times;"><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times;"><span style="font-family: Times;"><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times;"><span style="font-family: Times;"><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times; font-style: italic;"><span class="Apple-style-span" style="font-style: normal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Hendaknya mengantarkan tamu yang
mau pulang sampai ke depan rumah.</span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></li>
</ol>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .1pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: .1pt; mso-para-margin-bottom: .01gd; mso-para-margin-left: 0in; mso-para-margin-right: 0in; mso-para-margin-top: .01gd;">
<b><br /></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .1pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: .1pt; mso-para-margin-bottom: .01gd; mso-para-margin-left: 0in; mso-para-margin-right: 0in; mso-para-margin-top: .01gd;">
<b><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Adab
Bagi Tamu</span></span></b></div>
<ul style="margin-top: 0in;" type="disc">
<li style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Bagi seorang yang diundang,
hendaknya memenuhinya sesuai waktunya kecuali ada udzur, seperti takut ada
sesuatu yang menimpa dirinya atau agamanya. Hal ini berdasarkan sabda
Rasulullah </span><i><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">shallallahu ‘alaihi wa sallam</span></i><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">, </span><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">مَنْ</span></span><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> </span></span><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">دُعِىَ</span></span><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> </span></span><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">فَلْيُجِبْ </span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times;"><i><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">“Barangsiapa yang diundang maka datangilah!”</span></span></i><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> (HR. Abu Dawud dan
Ahmad) </span><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">وَمَنْ</span></span><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> </span></span><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">تَرَكَ</span></span><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> </span></span><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">الدَّعْـوَةَ</span></span><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> </span></span><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">فَقَدْ</span></span><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> </span></span><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">عَصَى</span></span><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> </span></span><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">اللهَ</span></span><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> </span></span><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">وَرَسُوْلَهُ </span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times;"><i><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">“Barang
siapa yang tidak memenuhi undangan maka ia telah bermaksiat kepada Allah dan
Rasul-Nya.”</span></span></i><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> (HR. Bukhari) Untuk menghadiri undangan maka
hendaknya memperhatikan syarat-syarat berikut:</span></span></span></span></span></span></span></li>
</ul>
<ol>
<li style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Orang yang mengundang bukan
orang yang harus dihindari dan dijauhi.</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Tidak ada kemungkaran pada
tempat undangan tersebut.</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Orang yang mengundang adalah
muslim.</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Penghasilan orang yang
mengundang bukan dari penghasilan yang diharamkan. Namun, ada sebagian
ulama menyatakan boleh menghadiri undangan yang pengundangnya
berpenghasikan haram. Dosanya bagi orang yang mengundang, tidak bagi yang
diundang.</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Tidak menggugurkan suatu
kewajiban tertentu ketika menghadiri undangan tersebut.</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Tidak ada mudharat bagi orang
yang menghadiri undangan.</span></li>
</ol>
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><div>
<br /></div>
<ul style="text-align: left;">
<li style="text-align: justify;">Hendaknya tidak membeda-bedakan
siapa yang mengundang, baik orang yang kaya ataupun orang yang miskin.</li>
<li style="text-align: justify;">Berniatlah bahwa kehadiran kita
sebagai tanda hormat kepada sesama muslim. Sebagaimana hadits<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> yang menerangkan bahwa, </span><i><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">“Semua amal tergantung niatnya, karena
setiap orang tergantung niatnya.”</span></i><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> (HR. Bukhari Muslim)</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Masuk dengan seizin tuan rumah,
begitu juga segera pulang setelah selesai memakan hidangan, kecuali tuan rumah
menghendaki tinggal bersama mereka, hal ini sebagaimana dijelaskan Allah ta’ala
dalam firman-Nya:</span></li>
</ul>
</span>
<br />
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">يَاأََيُّهَا
الَّذِيْنَ آمَنُوْا
لاَ تَدْخُـلُوْا
بُيُـوْتَ النَّبِي
ِّإِلاَّ أَنْ
يُؤْذَنَ لَكُمْ
إِلَى طَـعَامٍ
غَيْرَ نَاظِـرِيْنَ
إِنهُ وَلِكنْ
إِذَا دُعِيْتُمْ
فَادْخُلُوْا فَإِذَا
طَعِمْتُمْ فَانْتَشِـرُوْا
وَلاَ مُسْتَئْنِسِيْنَ
لِحَدِيْثٍ إَنَّ
ذلِكُمْ كَانَ
يُؤْذِى النَّبِيَّ
فَيَسْتَحِي مِنْكُمْ
وَاللهُ لاَ
يَسْتَحِي مِنَ
اْلحَقِّ</span></blockquote>
<blockquote style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">“Wahai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah-rumah Nabi kecuali bila
kamu diizinkan untuk makan dengan tidak menunggu-nunggu waktu masak makanannya!
Namun, jika kamu diundang, masuklah! Dan bila kamu selesai makan, keluarlah
kamu tanpa memperpanjang percakapan! Sesungguhnya yang demikian itu akan
mengganggu Nabi. Lalu, Nabi malu kepadamu untuk menyuruh kamu keluar. Dan Allah
tidak malu menerangkan yang benar.” (Qs. Al Azab: 53)</span></blockquote>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.1pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 0.1pt; text-align: justify;">
</div>
<ul>
<li><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Apabila kita dalam keadaan berpuasa,
tetap disunnahkan untuk menghadiri undangan karena menampakkan kebahagiaan
kepada muslim termasuk bagian ibadah. Puasa tidak menghalangi seseorang untuk
menghadiri undangan, sebagaimana sabda Rasulullah </span><i><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">shallallahu ‘alaihi wa sallam</span></i><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">:</span></li>
</ul>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.1pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 0.1pt; text-align: right;">
<span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">إذَا</span></span><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> </span></span><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">دُعِىَ</span></span><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> </span></span><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">أَحَدُكُمْ</span></span><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">
</span></span><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">فَلْيُجِبْ</span></span><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> </span></span><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">فَإِنْ</span></span><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">
</span></span><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">كَانَ</span></span><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> </span></span><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">صَاِئمًا</span></span><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">
</span></span><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">فَلْيُصَِلِّ</span></span><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> </span></span><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">وِإِنْ</span></span><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">
</span></span><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">كَانَ</span></span><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> </span></span><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">مُفْـطِرًا</span></span><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">
</span></span><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">فَلْيُطْعِمْ</span></span><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><o:p></o:p></span></span></div>
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">“Jika
salah seorang di antara kalian di undang, hadirilah! Apabila ia puasa,
doakanlah! Dan apabila tidak berpuasa, makanlah!”
(HR. Muslim)</span></blockquote>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .1pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: .1pt; mso-para-margin-bottom: .01gd; mso-para-margin-left: 0in; mso-para-margin-right: 0in; mso-para-margin-top: .01gd;">
</div>
<ul style="text-align: left;">
<li style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Seorang tamu meminta persetujuan
tuan untuk menyantap, tidak melihat-lihat ke arah tempat keluarnya perempuan,
tidak menolak tempat duduk yang telah disediakan.</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Termasuk adab bertamu <span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">adalah tidak banyak melirik-lirik kepada wajah orang-orang yang
sedang makan.</span></span></li>
<li style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Hendaknya seseorang berusaha
semaksimal mungkin agar tidak memberatkan tuan rumah, sebagaimana firman Allah
ta’ala dalam ayat di atas: <i><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">“Bila kamu selesai
makan, keluarlah!”</span></i><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> (Qs. Al Ahzab: 53)</span></span></span></li>
<li style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Sebagai tamu, kita dianjurkan
membawa hadiah untuk tuan rumah karena hal ini dapat mempererat kasih sayang
antara sesama muslim, Rasulullah <i><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">shallallahu ‘alaihi wa sallam</span></i><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> bersabda, </span><i><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">“Berilah hadiah di antara kalian! Niscaya kalian akan saling
mencintai.”</span></i><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> (HR. Bukhari)</span></span></span></span></li>
<li style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Jika seorang tamu datang bersama
orang yang tidak diundang, ia harus meminta izin kepada tuan rumah dahulu,
sebagaimana hadits <span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">riwayat Ibnu Mas’ud
</span><i><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">radhiyallahu ‘anhu</span></i><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">:</span></span></span></span></span></li>
</ul>
<br />
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: right;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">كَانَ مِنَ اْلأَنْصَارِ
رَجـُلٌ يُقَالُ
لُهُ أَبُوْ
شُعَيْبُ وَكَانَ
لَهُ غُلاَمٌ
لِحَامٌ فَقَالَ
اِصْنَعْ لِي
طَعَامًا اُدْعُ
رَسُوْلَ اللهِ
صَلىَّ اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
خَامِسَ خَمْسَةٍ
فَدَعَا رَسُوْلَ
اللهِ صَلىَّ
اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ خَامِسَ
خَمْسَةٍ فَتَبِعَهُمْ
رَجُلٌ فَقَالَ
رَسُوْلَ اللهِ
صَلىَّ اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
إِنَّكَ دَعَوْتَنَا
خَامِسَ خَمْسَةٍ
وَهذَا رَجُلٌ
قَدْ تَبِعَنَا
فَإِنْ شِئْتَ
اْذَنْ لَهُ
وَإِنْ شِئْتَ
تَرَكْتُهُ قَالَ
بَلْ أَذْنْتُ
لَهُ</span></blockquote>
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">“Ada
seorang laki-laki di kalangan Anshor yang biasa dipanggil Abu Syuaib. Ia
mempunyai seorang anak tukang daging. Kemudian, ia berkata kepadanya, “Buatkan
aku makanan yang dengannya aku bisa mengundang lima orang bersama Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kemudian, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam mengundang empat orang yang orang kelimanya adalah beliau. Kemudian, ada
seseorang yang mengikutinya. Maka, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
berkata, “Engkau mengundang kami lima orang dan orang ini mengikuti kami.
Bilamana engkau ridho, izinkanlah ia! Bilamana tidak, aku akan
meninggalkannya.” Kemudian, Abu Suaib berkata, “Aku telah
mengizinkannya.”" (HR. Bukhari)</span></blockquote>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .1pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: .1pt; mso-para-margin-bottom: .01gd; mso-para-margin-left: 0in; mso-para-margin-right: 0in; mso-para-margin-top: .01gd;">
</div>
<ul style="text-align: left;">
<li style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Seorang tamu hendaknya mendoakan
orang yang memberi hidangan kepadanya setelah selesai mencicipi makanan
tersebut dengan doa:</span></li>
</ul>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.1pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 0.1pt; text-align: right;">
<span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">أَفْطَرَ</span></span><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> </span></span><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">عِنْدَكُمُ</span></span><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> </span></span><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">الصَّائِمُوْنَ</span></span><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">,
</span></span><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">وَأَكَلَ</span></span><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> </span></span><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">طَعَامَكُمُ</span></span><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">
</span></span><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">اْلأَبْرَارَ</span></span><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">,</span></span><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">وَصَلَّتْ</span></span><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">
</span></span><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">عَلَيْكُمُ</span></span><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> </span></span><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">اْلمَلاَئِكَةُ</span></span><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><o:p></o:p></span></span></div>
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">“Orang-orang
yang </span><a href="http://muslim.or.id/tag/puasa"><span class="Apple-style-span" style="color: black;"><span class="Apple-style-span" style="text-decoration: none;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">puasa</span></span></span></a><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> telah berbuka di samping
kalian. Orang-orang yang baik telah memakan makanan kalian. semoga malaikat
mendoakan kalian semuanya.” (HR Abu Daud, dishahihkan oleh
Al Albani)</span></blockquote>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.1pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 0.1pt; text-align: right;">
<span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">اَللّهُـمَّ</span></span><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">
</span></span><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">أَطْعِمْ</span></span><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> </span></span><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">مَنْ</span></span><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">
</span></span><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">أَطْعَمَنِي</span></span><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">, </span></span><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">وَاْسقِ</span></span><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">
</span></span><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">مَنْ</span></span><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> </span></span><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">سَقَانِي</span></span><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><o:p></o:p></span></span></div>
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">“Ya
Allah berikanlah makanan kepada orang telah yang memberikan makanan kepadaku
dan berikanlah minuman kepada orang yang telah memberiku minuman.”
(HR. Muslim)</span></blockquote>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.1pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 0.1pt; text-align: right;">
<span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">اَللّهُـمَّ</span></span><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">
</span></span><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">اغْـفِرْ</span></span><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> </span></span><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">لَهُمْ</span></span><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">
</span></span><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">وَارْحَمْهُمْ</span></span><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> </span></span><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">وَبَارِكْ</span></span><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> </span></span><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">لَهُمْ</span></span><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">
</span></span><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">فِيْمَا</span></span><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> </span></span><span style="font-family: 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">رَزَقْتَهُمْ</span></span><span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><o:p></o:p></span></span></div>
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">“Ya
Allah ampuni dosa mereka dan kasihanilah mereka serta berkahilah rezeki
mereka.” (HR. Muslim)</span></blockquote>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .1pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: .1pt; mso-para-margin-bottom: .01gd; mso-para-margin-left: 0in; mso-para-margin-right: 0in; mso-para-margin-top: .01gd;">
</div>
<ul style="text-align: left;">
<li><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Setelah selesai bertamu hendaklah
seorang tamu pulang dengan lapang dada, memperlihatkan budi pekerti yang mulia,
dan memaafkan segala kekurangan tuan rumah.</span></li>
</ul>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .1pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: .1pt; mso-para-margin-bottom: .01gd; mso-para-margin-left: 0in; mso-para-margin-right: 0in; mso-para-margin-top: .01gd;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .1pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: .1pt; mso-para-margin-bottom: .01gd; mso-para-margin-left: 0in; mso-para-margin-right: 0in; mso-para-margin-top: .01gd;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .1pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: .1pt; mso-para-margin-bottom: .01gd; mso-para-margin-left: 0in; mso-para-margin-right: 0in; mso-para-margin-top: .01gd;">
<span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">***</span><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .1pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: .1pt; mso-para-margin-bottom: .01gd; mso-para-margin-left: 0in; mso-para-margin-right: 0in; mso-para-margin-top: .01gd;">
<span style="font-family: Times;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Penulis: Abu Sa’id Satria Buana<br />
Artikel www.muslim.or.id</span><o:p></o:p></span></div>
<!--EndFragment-->
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><span id="sasText" style="left: -9999px; position: fixed; top: 0px;"></span></span></div>
<br />
<br />
<br />
<span class="fullpost">
</span></div>
Morina Syahmerdanhttp://www.blogger.com/profile/17396395893991202894noreply@blogger.com0