Seorang umahat melahirkan anak yang lucu dan
sebelum dia mengandung bilang sama jauzinya bahwa dia tidak ingin di beri anak
kalau anak itu tidak sholeh karena umahat ini tidak sanggup mempertanggung
jawaban ke Allah.
Suatu hari dia diberi Anak keadaan mereka
sangat sederhana. Jauzi tidak ada penghasilan sedangkan si umahat punya sedikit
simpanan itulah untuk bertahan hidup mereka serta si umahat seorang wanita yang
penyakitan, dia anak orang mampu tapi dia sanggup hidup sederhana hanya untuk
mencari ridhonya Allah.
Seorang Ummi yang banyak melakukn kesalahan
dia tidak sabaran pada awalnya dan banyak kelakuan buruk yang dia punya tapi
dia selalu dari hari ke hari merubah dirinya agar lebih baik dan Allah ridho
padanya.
Jauzinya di panggil Allah untuk
selama-lamanya dengan tidak meninggalkan harta sedikitpun kecuali seorang anak
yang dari bayinya sangat sopan dan baik, begitu abinya tidak ada si anak suka
memukul umminya dan kadang umminyapun tidak sabar diapun dipukul balik, si ummi
selalu berdo’a sama Allah agar bisa membimbing si anak jadi anak sholeh dan dia
jadi ummi yang sholeh.
Suatu saat mereka pergi safar yang sangat
jauh dan berusaha mendekatkan diri sama Allah mereka mendapat hidayah islam
yang murni dan mulai memperbaiki sholat seperti rosulullah dan berusaha
dikehidupan mereka untuk melaksanakan seperti perintah Allah Azza wa Jalla dan
petunjuk rosulullah sesuai pemahaman shalafus sholeh.
Si ummi mulai tambah sabar dan lebih dekat
lagi dengan Allah tapi cobaan itu menimpah si ummi si anak mulai mencuri untuk
jajan si ummi tahu awalnya dia pakai kekeranan tapi dia juga mengenalkan akan
adanya Allah pada si anak. Anaknya kembali normal dan sholeh lagi.
Hidup mereka terpisah sangat berat buat si
ummi yang hidup sendirian sungguh dia sangat banyak cobaan dari difitnah orang
sampai ada yang menipunya dia sangat sedih dan dia cuman cerita sama Allah dan
ada beberapa orang yang tahu tapi bukan karena inin cerita tapi karena tidak
sengaja tahu. Enam bulan awal si anak sangat baik.
Disinilah mulai kisah sangat memilukan buat
si ummi dan memendam semua kesalahan si anak di hatinya sampai semua orang tahu
anaknya sholeh padahal anak itu sangat banyak melakukan kesalahan yang sangat
fatal yang membuat umminya tambah sakit dari-hari kehari tapi dia tidak perna
mengeluh sama orang dia cuman menggadu sama Allah saja telah dua tahun anaknya
tambah hari tambah nakal ada saja kelakuan yang dilakukannya yang membuat si
ummi malu dan hidupnya sangat ketakutan suara-suara orang bercerita sangkin dia
tidak ingin orang lain tahu, setiap lihat orang rasanya dia dak-dikduk ada
kejadian apa lagi.
Riya, sombong, tamak, dan pembohong menjadi
kelakuan si anak dan untuk mensukseskan ini si anak membohongi umminya dengan
berbagai cara. Si ummi tahu dan selalu berdo’a sama Allah agar si anak dapat
sadar. Dengan ingin si anak sadar si ummi membawanya safar lagi agar sianak
dapat berubah disatu sisi si anak punya jiwa social yang tinggi tapi karena
riya menguasainya makan datanglah mencurinya lagi dia sanggup mencuri uang
umminya dengan jumlah cukup besar untuk membeli barang yang sebenarnya tidak
penting tapi nafsu setan mempengaruhnya. Setelah dengar ceramah di radio si
anak sadar dan minta maaf sungguh salut sama si ummi tidak marah dan dapat
memaafkannya dan dia berdoa sama Allah agar sifat jelek anaknya/ tadir buruk
diganti Allah dengan tadir yang
lebih baik dan berharap anaknya jadi sholeh.
Sayang sungguh sayang bukan kebaikan yang dia
dapat tapi si anak tambah tidak perduli dengannya. Demi memuaskan nafsu
sombongnya seluruh alat yang bagus punya umminya di bawak dan siummi tersiksa
kehilangan barang yang sangat di butuhkan dan dia juga disiksa tidak bisa beli
makanan dan sempat beberapa hari tidak makan penyakitnya kambuh tapi dia tetap
merahasiakan kelakuan si anak dan si ummi tambah hari tambah dekat dengan
Allah.
Ummi yang sabar walau air matanya selalu
menetes dan hatinya selalu menagis dia merahasiakan semua kelakuan si anak.
Sampai suatu malam dia sangat sedih sianak mencuri uang amah orang kepada
anaknya. Dia menangis berhari-hari mengadu sama Allah dan meminta kekuatan dan
ketabahan dengan cobaan ini walau hatinya sangat terluka dan kerkoyak-koyak.
Kelakuan baru lagi di buat si anak ada barang
yang bukan barangnya tapi ada ditangannya sedangkan ini sudah di wanti-wanti
umminya agar tidak melakukan hal itu tapi dengan sumpah pakai nama Allah dengan
dia jual sangat murah untuk menipu si umminya, umminya kehilangan akal dan
merasa sangat tidak berguna menjadi seorang umahat yang gagal hatinya sangat
hancur dan dia tidak tahu langkah apa yang dia harus ambil agar sianak jadi
anak sholeh.
Hatinya menagis sedih, hatinya luka yang
sangat dalam rasanya dia tidak ingin tahu kejadian ini dan saat ini dia tidak
tahu langka apa yang dia harus ambil agar si anak tobat melakukannya. Rasanya
dia ingin bumi menelannya agar masalah ini tidak dia tahu ternyata Allah
berkata lain harus dia hadapi, dia cuman bisa menangis bercerita sama Allah air
matanya terus mengalir dia ingin anaknya jadi anak sholeh dari muda agar di
akhirat nanti anaknya selamat cita-cita yang sangat indah dari seorang tua yang
hidup sendiri membesarkan anak.
Ada beberapa opsi yang akan dia pikirkan
apakah kelakuan si anak dibeberkan dengan keluarga agar sianak jerah melakukan
itu dengan sangat-sangat terpaksa aib yang selama ini disimpannya harus dia
beberkan dengan membuat si ummi ini sangat malu dengan keluarga dan dia ummi
yang gagal mendidik anak, padahal si ummi tambah hari tambah sholeh dan lebih
sabar dengan semua yang menimpahnya. Air matanya selalu mengalir dan meminta
kebaikan ke pada Allah saja agar sianak berubah.
Yang ke dua dia akan ceritakan ini semua
kepada yang dititip pengajaran agar semua aib itu terbuka dan sianak jadi baik
tapi si ummi tidak dapat tegakkan kepala sangkin malunya dengan kelakuan di
anak dan dia tidak dapat memandang orang lain karena merasa dia ditunjuk dan
dituding seorang ummi yang gagal mendidik anak yang cuman satu menjadi sholeh.
Kasian si ummi mau memdiamkan masalah ini si
ummi sudah tidak kuat melihat kelakuan sianak. Dia berharap Allah kasih jalan
keluar yang terbaik agar dia bisa menegakkan kepalanya untuk memandang orang
lain. Hatinya luka yang sangat dalam dia merasa sangat hancur. Merasa tidak
memiliki siapa-siapa selaian Allah, siummi juga merasa dia juga tidak lama lagi
di dunia ini untuk mendampingi si anaknya yang dia sangagi karena Allah.
Penyakitnya sudah kambuh tapi dia tahankan dan belajar kuat agar orang lain
tidak tahu. Dan dia mulai merasakan kenak serangan jantung tapi dia juga sudah
tidak ingin keluarganya tahu lagi dia hanya memasrakan dirinya pada Allah.
Semoga si ummi tidak putus asa dengan ini karena dia di ambang kehancuran yang
amat dasyat. Semoga Allah menyelamatkannya dengan usaha keras siummi merubah
dirinya jadi orang sholeh dengan banyak belajar dan merubah dirinya menadi yang
lebih baik.
“Biarlah asal Allah sayang hamba dan meridhoi
hamba” itu perkataan seorang ummi yang hatinya sangat luka matanya selalu
berkaca-kaca karena kelakuan anaknya.
Si ummi ingin sekali kasih si anak ke keluarga
jauzinya agar si anak sadar
biarlah si ummi berkorban tidak ketemu selamanya asal si anak sholeh sampai dia
pergi di panggil menghadap Allah.
Hari-hari yang ditunggu tiba si ummi akan
menyerahkan anaknya dengan do’a sama Allah tentang kebaikan anaknya. Semoga si
ummi berhasil membuat anaknya masuk kedalam surganya Allah dengan pengorbanan
yang begitu besar.
Perjuangan seorang ummi untuk mengegakkan
syariat sangatlah sulit padahal si ummi itu berharap anaknya dapat membantunya
dalam membela agamanya Allah Azza wa Jalla di keluarga besarnya yang jumlahnya
sangat-sangat banyak tapi sayang si ummi itu cuman bisa menutupi aib anaknya
dan berjuang sendiri. Semoga Allah selalu merahmatinya dan memberinya hidayah.
Semangat buat ana dan dapat jadi pelajaran buat para orang tua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar