Rabu, 26 Oktober 2011

Tanya Jawab tentang Kemungkaran Ziarah Kubur. 7




Catatan:

Untuk no.10 dan seterusnya akan disebutkan saja bentuk bid’ahnya dengan menunjuk rujukannya kalau ada. Adapun yang tidak disebutkan rujukannya, maka ia masuk ke dalam perkara-perkara bid’ah secara umum karena tidak dicontohkan oleh Nabi shallallâhu ‘alaihi wa âlihi wa sallam maupun para shahabatnya walaupun sebab untuk melakukannya ada. Hal ini dilakukan agar tulisan ini tidak menjadi terlalu panjang. Wallâhul Musta’ân.




  • Memasang payung (lihat Min Bida’il Qubûr hal. 93-94).
  • Menanaminya dengan pohon dan kembang.
  • Menyiraminya dengan air
  • Menaburkan kembang padanya.
  • Berziarah kubur setelah hari ke-3 dari kematian dan berziarah pada setiap akhir pekan kemudian pada hari ke-15, kemudian pada hari ke-40 dan sebagian orang hanya melakukannya pada hari ke-15 dan hari ke-40 saja ( Ahkâmul Janâ`iz ).
  • Menziarahi kuburan kedua orang tua setiap hari Jum’at (Ahkâmul Janâ`iz ).
  • Keyakinan sebagian orang yang menyatakan bahwa mayat, jika tidak diziarahi pada malam Jum’at, dia akan tinggal dengan hati yang hancur di antara mayat-mayat lainnya dan bahwa mayat itu dapat melihat orang-orang yang menziarahi ketika mereka keluar dari batas kota ( Al-Madkhal 3/277).
  • Mengkhususkan ziarah kubur pada hari ‘Âsyûra` ( Al-Madkhal 1/290).
  • Mengkhususkan ziarah pada malam Nisfu Sya’bân ( Al-Madkhal 1/310, Talbis Iblis hal. 429).
  • Bepergian ke pekuburan pada 2 hari raya ‘Ied (‘Iedhul Fithri dan ‘Iedhul Adha) ( Ahkâmul Janâ`iz hal. 325).
  • Bepergian ke pekuburan pada bulan Rajab, Sya’bân dan Ramadhân ( Ahkâmul Janâ`iz hal.325).
  • Mengkhususkan berziarah kubur pada hari Senin dan Kamis ( Ahkâmul Janâ`iz hal.325).
  • Berdiri dan diam sejenak dengan sangat khusyu’ di depan pintu pekuburan seakan-akan meminta izin untuk masuk, kemudian setelah itu baru masuk ke pekuburan ( Ahkâmul Janâ`iz hal.325).
  • Berdiri di depan kubur sambil meletakkan kedua tangan seperti seorang yang sedang shalat, kemudian duduk di sebelahnya ( Ahkâmul Janâ`iz hal. 325).
  • Bertayammum untuk berziarah kubur ( Ahkâmul Janâ`iz hal. 325). Membacakan surah Al-Fatihah untuk para mayit  (Ahkâmul Janâ`iz hal. 325).
  • Membaca doa, اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ بِحُرْمَةِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ أَنْ لاَ تُعَذِّبَ هَذَا الْمَيِّتَ “Ya Allah, aku meminta kepada-Mu dengan (perantara) kehormatan Muhammad shallallâhu ‘alaihi wa âlihi wa sallam agar Engkau tidak menyiksa mayat ini.” (Ahkâmul Janâ`iz hal. 326).Menamakan ziarah terhadap kuburan tertentu sebagai haji ( Ahkâmul Janâ`iz ).
  • Mengirimkan salam kepada para nabi melalui orang yang menziarahi kuburan mereka ( Ahkâmul Janâ`iz hal. 327). Mengirimkan surat dan foto-foto kepada Nabi shallallâhu ‘alaihi wa âlihi wa sallam melalui orang yang berziarah ke Masjid Nabawy. Hal ini sering terjadi/dialami.
  • Berziarah ke kuburan pahlawan tak dikenal ( Ahkâmul Janâ`iz 327).
  • Perkataan bahwa doa akan mustajab jika dibaca di dekat kuburan orang-orang shalih ( Ahkâmul Janâ`iz ).
  • Memukul beduk, gendang dan menari di sisi kuburan Al-Khalil Nabi Ibrahim ‘alaihis salam dalam rangka pendekatan diri kepada Allah Subhânahu wa Ta’âla ( Al-Madkhal 4/246).
  • Meletakkan mushaf di kuburan bagi orang-orang yang bermaksud membaca Al-Qur`ân ( Al-Fatâwâ 1/174).
  • Melemparkan sapu tangan dan pakaian ke kuburan dengan tujuan tabarruk (mencari berkah) ( Al-Madkhal 1/263).
  • Berlama-lamanya seorang wanita pada sebuah kuburan dan menggosok-gosokkan kemaluannya pada kuburan dengan tujuan supaya ia bisa hamil ( Ahkâmul Janâ`iz hal. 330).
  • Mengusap-usap kuburan dan menciumnya ( Iqtidhâ` Ash-Shirâthal Mustaqîm karya Ibnu Taimiyah, Al-I’tishâm karya Asy-Syâthiby).
  • Menempelkan perut dan punggung atau sesuatu dari anggota badan pada tembok kuburan ( Ziyâratul Qubûr Wal Istinjâd Bil Maqbûr hal. 54 oleh Ibnu Taimiyah).
  • Berziarah ke kubur para nabi dan orang-orang shalih dengan maksud untuk berdoa di sisi kuburan mereka dengan harapan terkabulnya doa tersebut ( Ar-Raddu ‘Alal Bakry hal. 27-57).
  • Keluar dari kuburan (pekuburan) yang diagungkan dengan cara berjalan mundur ( Al-Madkhal 4/238).
  • Berdiri lama di kuburan Nabi untuk mendoakan dirinya sendiri sambil menghadap ke kuburan ( Ar-Raddu ‘Alal Bakry / Ahkâmul Janâ`iz hal. 335). Masih banyak lagi bentuk-bentuk amalan/perbuatan yang dilakukan ketika berziarah kubur yang menyelisihi cara berziarah yang syar’i, yang semua bentuk-bentuk tersebut adalah bid’ah di dalam agama ini yang telah dinyatakan oleh Nabi shallallâhu ‘alaihi wa âlihi wa sallam bahwa setiap bid’ah adalah sesat dan setiap yang sesat tempatnya di neraka. Na’ûdzu billâhi minhâ. Wallâhu Ta’âla A’lam Bishshawab.



Maraji’


  • Ahkâmul Janâ`iz Wa Bid’auhâ / Syaikh Al-Imam Muhammad Nâshirudddin Al-Albâny.
  • Al-I’tishâm / Al-Imam Asy-Syâthiby.
  • Al-Majmû’ Syarh Al-Muhadzdzab / Al-Imam An-Nawawy.•Al-Mughny / Ibnu Qudâmah.
  • Al-Muntaqâ Min Fatâwâ Syaikh Shâlih bin Fauzân Al-Fauzân .
  • Ash-Shârimul Munky Fî Ar-Raddi ‘ Ala As-Subky / Muhammad bin Abdul Hâdy.
  • Hâsyiah Ar-Raudhah Murbi’ Syarh Zâdul Mustaqni’ / ‘Abdurrahman bin Muhammad bin Qasim An-Najdy.•Iqtidhâ` Ash-Shirâthal Mustaqîm Fî Mukhâlafatu Ashhâbul Jahîm / Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah.
  • Madkhal Asy-Syar’u Asy-Syarîf / Al-Imam Muhammad bin Muhammad Al-Abdary Ibnul Hâjj.
  • Majmu’ Al-Fatâwâ / Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah.
  • Manâr As-Sabîl Fî Syarh Ad-Dalîl / Syaikh Ibrâhim bin Muhammad Duwaiyyân.
  • Min Bida’il Qubûr / Hamad bin ‘Abdullah bin Ibrâhim Al-Humaidy.
  • Nailul Authâr Min Ahâditsi Sayyidil Akhyâr / Al-Imam Muhammad bin ‘Ali Asy-Syaukâny.
  • Talbîs Iblîs / Ibnul Jauzy.
  • Talkhîs Kitâb Al-Istighâtsah (Ar-Raddu ‘Alal Bakry) / Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah.
  • Taudhîhul Ahkâm / ‘Abdullah Al-Bassâm.
  • Zâdul Ma’âd Fî Hadyi Khairil ‘Ibâd / Ibnul Qayyim Al-Jauzy.
  • Ziyâratul Qubûr Wa Hukmul Istinjâd Bil Maqbûr / Syaikh Islam Ibnu Taimiyah.

Sumber : http://an-nashihah.com/?p=20 dan http://an-nashihah. com/? p=34

http://kaahil.wordpress. com/2010/08/09/ hukum-t atacara-menziarahi- kubur-hal-hal-yang-diharamkanbid%e2%80%99ah-bid%e2%80%99ah- ziarah- kubur-menyalakan- lampu-memasang-payung-tabur-bunga-shalat- dan-membaca-quran-di-kuburan-dll/

catatan dikutip dari Sucikan  Aqidahmu Dari Noda-Noda Syirik tambahan sedikit saudara-saudaraku mari kita tinggalkan bid'ah-bid'ah itu semua yang tidak ada tuntunan dari rasul. semoga kita terlindung dari hal-hal yang tidak ada dalam syariat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar